4 October 2018

by Glenn Kaonang

LG Watch W7 Adalah Smartwatch Wear OS dengan Elemen Mekanis Jam Tangan Tradisional

Di atas layar sentuhnya, ada jarum jam dan menit fisik dengan sistem pergerakan buatan Swiss

Salah satu alasan klise yang dilontarkan konsumen yang enggan membeli smartwatch adalah, mereka menginginkan smartwatch yang tampak seperti jam tangan normal. Mereka memang punya banyak pilihan smartwatch analog, tapi tanpa adanya layar, tentu saja fitur dan informasi yang dapat disajikan sangatlah terbatas.

Solusinya, menurut LG, adalah mengadopsi sistem hybrid. Hybrid di sini maksudnya adalah perpaduan elemen mekanis jam tangan tradisional dengan layar sentuh. Dari situ lahirlah LG Watch W7, smartwatch pertama LG sejak LG Watch Sport dan Watch Style yang dirilis di awal tahun 2017, yang diungkap berbarengan dengan LG V40 ThinQ.

Elemen mekanis itu diwakilkan oleh sistem pergerakan buatan pemasok komponen horologi asal Swiss, Soprod SA, serta jarum jam dan menit fisik yang semuanya bergerak secara mandiri tanpa bergantung sistem elektronik milik W7. Persis di bawah jarum jam dan menit itu ada panel OLED 1,2 inci beresolusi 360 x 360 pixel.

Sebelum LG, sebenarnya sudah ada startup asal Swiss yang mengimplementasikan sistem hybrid serupa, yakni MyKronoz. Bedanya, LG Watch W7 merupakan smartwatch Wear OS, dan itu berarti fitur-fitur yang ditawarkan sama persis seperti smartwatch Wear OS lain, termasuk desain baru yang Google ungkap belum lama ini.

Adanya jarum penunjuk waktu fisik berarti W7 bakal kelihatan sangat mirip seperti jam tangan tradisional. Namun di saat yang sama, jarum tersebut bisa mengganggu visibilitas, terutama ketika perangkat sedang menampilkan notifikasi.

LG sudah menyiapkan solusinya, meski kesannya kurang elegan: saat tombol atasnya ditekan, jarum jam dan menitnya akan bergeser ke posisi angka 3 dan 9, diikuti oleh tampilan display yang bergerak naik sedikit. Harapannya, teks yang tengah ditampilkan bisa terbaca lebih jelas.

Namun hal yang paling menyebalkan dari W7 adalah spesifikasinya. LG masih menggunakan chipset Snapdragon Wear 2100, bukan Snapdragon Wear 3100 yang baru saja dirilis dan menjanjikan peningkatan efisiensi baterai yang cukup signifikan.

Alhasil, W7 hanya bisa digunakan selama 2 hari sebelum perlu diisi ulang baterainya. Kehadiran elemen mekanis itu tidak banyak membantu kecuali pengguna menonaktifkan mode smartwatch (layarnya mati total), di mana baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 100 hari dalam mode jam tangan biasa ini.

Yang lebih mengejutkan lagi, fitur fitness tracking yang ditawarkan W7 jauh dari kata komplet. Tidak ada heart-rate sensor di sini, demikian pula GPS. LG juga tidak menyematkan NFC maupun konektivitas LTE pada W7.

Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa nilai jual utama LG Watch W7 adalah aspek estetikanya. Itu juga yang menjadi alasan mengapa harganya tergolong mahal: $450, ketika dipasarkan mulai 14 Oktober nanti.

Sumber: CNET dan SlashGear.