Kemarin (5/9), Bukalapak membuktikan keseriusannya bermain di reksa dana dengan mendirikan unit bisnis terpisah PT Buka Investasi Bersama (BIB) dan sudah mengantongi lisensi sebagai APERD. Ini adalah unit bisnis kedua yang didirikan Bukalapak setelah PT Buka Pengadaan Indonesia.
Dalam keterangan resminya, BIB didirikan atas hasil kolaborasi para petinggi Bukalapak yang memiliki latar belakang di dunia finansial. Mereka ialah Rachmat Kaimuddin (CEO Bukalapak), Teddy Oetomo (President Bukalapak), dan Dhinda Arisyiya (AVP of Investment Solution and Financing Bukalapak).
CEO BIB Teddy Oetomo mengatakan, dalam perjalanan perusahaan menghadirkan layanan investasi pada 2016 yang lalu melalui BukaReksa, ada benang merah yang dapat ditarik bahwa investasi dan layanan keuangan sangat berperan penting untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi setiap individu.
“Untuk itu, berbekal latar belakang dan dukungan kuat dari para talenta yang sudah berpengalaman di bidang investasi dan manajemen keuangan, kami meluncurkan BIB tahun ini. Harapan kami, ini semakin memberikan solusi investasi yang dapat diakses semua kalangan, sehingga akan mengubah stigma yang beranggapan bahwa investasi hanya diperuntukkan bagi sebagian kalangan masyarakat tertentu saja,” kata Teddy.
BukaReksa telah melakukan beragam transformasi untuk menyasar target penggunanya, yakni dari luar kota besar dan berlatar belakang sosial ekonomi status (SES) C dan D yang bisa disebut dengan segmen underserved. Tidak disebutkan berapa banyak dana kelolaan dan jumlah investor di BukaReksa. Hanya disebutkan ada lebih ratusan ribu investor pemula yang dapat memulai investasi dengan nominal yang terjangkau.
Dhinda sebagai COO BIB menambahkan, BukaReksa adalah platform awal BIB untuk memahami pendekatan terbaik dalam menghadirkan solusi investasi mikro berbasis teknologi. Dalam perjalanannya, ada beberapa aspek penting yang menjadi prioritas, yakni independensi, peningkatan dari segi operasional, keamanan dan pengawasan regulator yang menjadi sangat penting untuk meningkatkan kepuasan dan kenyamanan konsumen.
“Dengan memiliki APERD yang terdaftar dan diawasi OJK, artinya pemenuhan kepatuhan juga telah dilakukan dengan sangat baik dengan operasional yang diawasi penuh oleh OJK,” tandasnya.
Secara terpisah kepada DailySocial, Teddy melanjutkan, sebagai marketplace pertama yang memiliki APERD, BIB berkomitmen untuk mengambil peran besar dalam membantu pemerintah melakukan inklusi keuangan dengan berfokus pada pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan akses untuk berinvestasi.
“Terutama bagi investor potensial yang belum memiliki eksposur tinggi terhadap produk finansial disertai penyediaan skema produk investasi dari nominal yang semakin terjangkau.”
Memiliki lisensi APERD, BIB akan lebih leluasa dalam mengembangkan produk reksa dana menyesuaikan target konsumennya dan meracik produk bersama dengan Manajer Investasi (MI) untuk menyediakan produk reksa dana pasar uang (RDPU), pendapatan tetap (RDPT), dan beberapa produk reksa dana lainnya di bawah bendar BIB.
“Selain itu, kami juga senantiasa melakukan pengembangan fitur investasi mikro berbasis teknologi yang sesuai dengan target pasar kami.”
Ambisi BIB cukup tinggi, perusahaan ini memasang target dapat mengakuisisi investor baru dari pengguna Bukalapak sebanyak 500 ribu orang pada 2021 mendatang. Sebelumnya BukaReksa menggandeng Bareksa dan tanamduit sebagai mitra APERD yang menjual produk-produk reksa dana melalui BukaReksa. Teddy memastikan bahwa kemitraan tersebut akan tetap berjalan.
”BIB adalah pelengkap APERD yang sudah tersedia pada aplikasi Bukalapak, terutama dalam hal pemilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah,” tutupnya.