Lewat Street Fighter, Capcom memiliki warisan gaming kompetitif yang jauh lebih tua dari judul-judul esport populer saat ini. Sayang entah bagaimana, ia tidak sesignifikan Dota 2 atau League of Legends, dan organisasi seperti MLG saja malah memilih Mortal Kombat. Tapi menjelang kehadiran game terbarunya, publisher mengambil sebuah arahan baru pula.
Kepada Games Industry, director of brand marketing Capcom Matt Dahlgren mengungkap strategi mereka selanjutnya dalam menyuguhkan gaming kompetitif secara lebih serius. Langkah tersebut diambil bertepatan dengan momentum pelepasan Street Fighter V yang segera tiba tidak lama lagi, sekaligus menjelaskan alasan mengapa Capcom memutuskan untuk merilis permainan hanya di PlayStation 4 dan PC.
Capcom memang sudah melihat kendala yang menghentikan Street Fighter masuk lebih dalam ke ranah esport. Judul-judul terdahulu seolah-olah disajikan untuk satu komunitas khusus. Pada dasarnya, gamer susah buat bermain bersama-sama, kemudian sistem leaderboard online juga tersegmentasi. Dengan begitu, Capcom kesulitan dalam mencari dan mengkomparasi kemampuan pemain-pemain terbaik.
Penandatanganan perjanjian eksklusif bersama Sony tentu mempunyai maksud. Banyak gamer tidak sadar, perbedaan platform menyimpan sejumlah problem. Ambil contohnya Street Fighter IV. Tingkat input lag versi Xbox 360 terhitung lebih kecil dari PlayStation 3. Artinya, tiap tekanan pada tombol mempunyai selisih respons ke action sepersekian detik. Pemain casual mungkin tidak menyadarinya, tetapi hal tersebut sangat dirasakan para veteran.
Melalui standarisasi platform, masalah input lag bisa teratasi. Dahlgren tidak banyak membahas soal versi Windows, namun kita tahu Street Fighter V menawarkan fitur cross-platform play, memungkinkan gamer di Windows, PS4 dan Linux bermain bersama. Dengan cara ini, Capcom dapat menciptakan sebuah standar turnamen. Keuntungan lain bagi IP klasik semisal Street Fighter adalah komunitasnya dibangun oleh para fans sendiri.
Kekuatan Street Fighter dibanding genre MOBA atau game berbasis tim ialah, ia merupakan kompetisi satu lawan satu murni. Hanya akan ada satu pemenang, dan khalayak juga lebih mudah menikmati pertandingannya. Menariknya lagi, Capcom mengubah cara mereka menyikapi Street Fighter sebagai esport. Dahulu sang publisher enggan ber-partner karena banyak dari perusahaan memperlakukan esport layaknya bisnis.
Jadi bukannya berkolaborasi bersama MLG atau ESL, Capcom menggandeng Twitch dan mendirikan liga Pro Tour di tahun lalu. Publisher turut mengadopsi elemen free-to-play, karena formula ini terbukti populer dalam game-game esport, seperti penggunaan in-game currency dan update konten berkala – meski Street Fighter V tetap bukanlah permainan F2P. Capcom bilang, tidak ada versi ‘Super’ atau ‘Ultra’ di waktu ke depan.
Street Fighter V akan meluncur pada tanggal 16 Februari besok di PlayStation 4 dan PC.
Gambar header: StreetFighter.com.