Ketika Generation X dan Millenial hanya beradaptasi terhadap perkembangan teknologi, generasi penerus benar-benar terlahir di era perangkat bergerak. Dan dengan melimpahnya produk canggih dan karya digital, Arsanesia masih melihat masalah klasik yang terjadi di Indonesia: belum meratanya pendidikan. Mereka akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan.
Demi memenuhi visi baru mereka, tim developer asal Bandung itu meluncurkan Arsa Kids, unit usaha yang dikhususkan untuk fokus pada penciptaan konten pendidikan anak-anak prasekolah lewat edugames.
Sebagai langkah perdana, Arsa Kids telah meluncurkan dua karya digital, yaitu Pippo Belajar Alfabet dan Pippo Belajar Bentuk. Kedua permainan bisa diunduh ke smartphone dan dinikmati gratis.
“Anak-anak zaman sekarang adalah digital natives yang sudah sangat akrab dengan penggunaan teknologi dalam keseharian mereka,” komentar CEO Arsanesia Adam Ardisasmita melalui lembar rilis pers. “Tanggung jawab kami sebagai pengembang ialah mengawal konten edukasi terbaik bagi anak negeri melalui edugames yang menarik sekaligus mendidik.”
Menurut Arsanesia, ketidakmerataan pendidikan baik secara kualitas maupun kuantitas bertolakbelakang dengan laju penetrasi smartphone dan internet. Di 2015, Indonesia menempati peringkat 110 dari 188 negara dalam daftar Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia); sebuah takaran level perkembangan masyarakat dari segi pendidikan, pendapatan serta harapan hidup. Posisi kita turun dua peringkat dibanding tahun 2014.
Bagi developer, fakta tersebut menunjukkan peluang untuk menyajikan muatan edukasi berkualitas. Dan Arsanesia memilih perangkat bergerak sebagai medium penyampaiannya. Beberapa misi mereka ungkapkan, salah satunya adalah mendesain teknologi secara khusus buat mendorong daya berpikir si kecil. Edugames Arsa Kids diklaim tidak cuma menawarkan konten pendidikan, tapi juga diracik untuk membantu pertumbuhan emosi mereka.
Dirancang untuk anak-anak usia dini, permainan dari Arsa Kids mengombinasikan visual, animasi dan efek suara buat memotivasi mereka belajar. Arsanesia turut menjamin timnya tidak melupakan aspek keamanan. Developer berjanji akan selalu berpedoman pada aturan perlindungan anak dan secara aktif mencegah adanya konten-konten yang tidak cocok bagi pengguna di bawah umur.
Pippo Belajar Alfabet adalah pemenang Intel Education Apps and Games Challenge, diselenggarakan oleh Dicoding dan Intel pada akhir 2015 silam. Lalu Pippo Belajar Bentuk ialah permainan yang mencoba memperkenalkan ragam bentuk melalui penyajian menyenangkan. Kedua judul dapat beroperasi di device ber-OS Android versi 2.3 ke atas.
Disclosure: Adam Ardisasmita adalah salah satu kontributor freelance penulis di DS/lifestyle.