Belianya usia Legion dibanding nama-nama seperti MSI dan Republic of Gamers tidak berarti Lenovo minim pengalaman dalam meracik produk-produk khusus gamer. Sebelum peluncuran Legion di CES 2017, produsen asal Tiongkok itu sudah cukup lama menyediakan PC-PC berperforma tinggi penunjang gaming, dan penciptaan sub-brand Legion menegaskan keseriusan Lenovo di sana.
Dalam waktu dua tahun, Lenovo berhasil mengukuhkan Legion sebagai salah satu merek gaming terkemuka di dunia. Dalam perjalanannya, perusahaan melakukan modifikasi terhadap branding dan desain, dengan maksud agar produk-produknya tampil lebih inklusif dan pada akhirnya merangkul lebih banyak kalangan pengguna. Di lini Legion Y Series terbaru, Lenovo tak hanya meng-update penampilan, tapi juga mempersenjatainya dengan GPU spesialis ray tracing Nvidia, GeForce RTX.
Laptop Legion Y Series ber-RTX melakukan debutnya di CES 2019, dan saya sempat menjajalnya sedikit di acara Legion of Champions Series III 2019 Bangkok bulan Januari silam. Perangkat gaming nomaden ini terdiri dari beberapa model, di antaranya Y740 dan Y540, disajikan dalam pilihan konfigurasi hardware dan ukuran layar berbeda. Khusus di Indonesia, Lenovo memasukkan varian Y740 15-inci berkartu grafis RTX 2060.
Dan melalui acara pers hari Selasa kemarin, Lenovo mengundang beberapa media untuk mencoba Legion Y740 secara langsung sembari mengungkapkan hal-hal baru yang dihidangkan olehnya.
Mengapa varian ini yang dipilih?
Legion Y740 menawarkan dua ukuran panel, yaitu 17.3- dan 15,6-inci. Keduanya mengusung resolusi 1080p, serta ditunjang teknologi Nvidia G-Sync, refresh rate 144Hz, dan tingkat brightness hingga 400-nit. Melalui riset, sang produsen melihat bagaimana notebook 15-inci menjadi favorit konsumen di tanah air, sehingga mereka memutuskan untuk memilihnya. Lenovo berpendapat, dalam pemakaian sehari-hari, model ini lebih ringkas dibandingkan tipe ber-display 17-inci.
Menjawab pertanyaan saya, Imam Alka selaku perwakilan presales business team juga menjelaskan bahwa RTX 2060 ‘non-Max-Q’ merupakan GPU berkapabilitas ray tracing yang paling ideal bagi gamer di Indonesia saat ini. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bagi Lenovo untuk menghadirkan tipe lainnya. Penuturan Imam mengindikasikan upaya produsen bereksperimen terhadap pasar lokal, sebelum membawa New Legion Y Series secara lebih masif.
Arahan desain
Sejak diajukan tahun lalu, banyak orang mengapresiasi arahan desain baru Legion Y Series. Berbeda dari produk di kelasnya, Y740 (dan Y540) tampil lebih simpel, sehingga ia tidak akan menarik terlalu banyak perhatian ketika Anda memakainya buat bekerja atau menggunakannya di tempat umum. Walaupun begitu, saya tak bilang bahwa Y740 tidak atraktif. Sebaliknya, wujudnya terlihat lebih elegan dan secara pribadi saya menyukai rancangan bertema industrial seperti ini.
Aluminium dipilih sebagai material dasar chassis Legion Y740. Ia memang bukan laptop gaming tertipis di dunia, namun dibanding rata-rata produk 15-inci di pasar, Y740 lebih tipis dan ringan – bobotnya cuma 2,2kg. Engsel diposisikan di atas, memungkinkan layar diputar sejauh 180 derajat, memperkenankan Lenovo mencantumkan port fisik secara lengkap di sisi belakang. Dalam upaya memangkas volume lebih jauh, produsen memanfaatkan desain thin bezel (dengan efek samping berupa webcam yang dipindahkan ke bawah).
Satu hal yang tidak dibahas (dan saya lupa tanyakan) di acara kemarin adalah eksistensi dari fitur high dinamic range via Dolby Vision di layar laptop. Teknologi ini menjadi salah satu andalan Y Series, tapi boleh jadi ia tidak tersedia untuk model yang dipasarkan di Indonesia.
Terlepas dari penggunaan rancangan yang ‘serius’, Lenovo tidak lupa untuk menyertai Legion Y740 dengan sistem pencahayaan RGB, diimplementasikan pada keyboard, logo Y di lid, serta bagian internal heat sink. Tidak tanggung-tanggung, Lenovo turut menggandeng Corsair untuk memudahkan kustomisasi warna dan pola lewat software iCUE. Berbekal iCUE, kita juga dipersilakan mengonfigurasi tombol macro, yang diposisikan di sebelah kiri keyboard.
Hardware dan pengalaman penggunaan
Selain kartu grafis GeForce RTX 2060, Legion Y740 turut ditopang oleh prosesor Intel Core i7-8750H, RAM DDR4 2666MHz hingga 32GB, penyimpanan berbasis SSD (256GB) serta hard drive (1TB), dan dibundel bersama sistem operasi Microsoft Windows 10 Home. Untuk menjinakkan panas, Lenovo menerapkan sistem pendingin Coldfront yang terdiri dari dua kipas dan dua pipa pendingin. Udara dingin dihisap dari grille di bawah, kemudian udara panasnya dibuang via ventilasi di samping serta belakang.
Susunan komponen di atas sejujurnya sudah lebih dari cukup untuk menangani permainan-permainan blockbuster terbaru. Di unit demo kemarin, tim Lenovo Indonesia menyiapkan sejumlah game untuk dicicipi, beberapa siap mendukung ray tracing seperti Battlefield V dan Shadow of the Tomb Raider. Saya sendiri cuma berkesempatan menjajal performa Legion Y740 lewat dua ronde Apex Legends.
Banyak orang mungkin akan menyarankan agar kita tidak menggunakan setting grafis terlalu tinggi di permainan-permainan shooter multiplayer kompetitif demi memaksimalkan frame rate dan meminimalkan peluang lag. Jangan cemas, bahkan ketika Apex Legends dijalankan di level visual ‘rata kanan’, resolusi full-HD dan filtering maksimal, game terhidang stabil di lebih dari 60-frame rate per detik (Imam Alka menyebutkan sekitar 66fps). Sama sekali tidak mengecewakan…
Harga dan ketersediaan
Peluncuran resmi Legion Y740 di Indonesia dilangsungkan pada bulan Maret 2019 lalu dan momen itu juga menandai ketersediaannya di pasar. Produk dijajakan secara online maupun offline, dapat Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 28,5 juta.