Obat-obatan adalah salah satu barang yang sensitif dalam transaksi online. Statusnya yang berkaitan dengan kesehatan dan penyalahgunaannya membuatnya menjadi salah satu barang yang harus diperhatikan betul kualitasnya. Salah satu yang mencoba untuk menghadirkan layanan e-commerce di segmen ini adalah Farmaku.
Farmaku mencoba menghadirkan kebijakan-kebijakan yang mengatur kualitas layanannya. Melalui pelarangan penjualan obat keras tanpa disertai resep dokter Farmaku berusaha meminimalkan penyalahgunaan obat keras. Farmaku juga tidak melayani penjualan obat golongan Opiat, Hipnotik, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.
Salah satu poin penting layanan e-commerce yang menjual obat ada pada bagaimana mereka memenuhi regulasi. Tantangan Farmaku yang baru beroperasi pada Februari 2017 ini tak hanya soal persaingan, tetapi juga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Menurut mereka, kualitas layanan dan perlindungan konsumen menjadi sangat penting.
Sebagai bentuk komitmen kepada penggunanya, Farmaku hanya menjual obat yang telah mengantongi izin resmi dari BPOM dan juga menghadirkan toko fisik sebagai syarat legalitas. Bangunan fisik Apotek Farmaku sendiri bisa dijumpai di Ruko Paramount 7CS Blok DF2 No. 18, Curug Sangereng, Kelapa Dua, Tangerang.
Digital Marketing Manager PT. Solusi Sarana Sehat (pengelola Farmaku) Argo Tri Utomo kepada DailySocial menjelaskan dalam rangka menjamin kualitas dan kepuasan pelanggan pihaknya sudah menyiapkan apoteker yang siap untuk melayani pemesanan secara online. Jika terjadi pemesanan obat yang mencurigakan dan tidak sesuai dengan etika kedokteran dan kesehatan, apoteker Farmaku berhak membatalkan dan tidak melanjutkan transaksi dengan pelanggan tersebut.
“[Kami memiliki] 3000 produk kesehatan, terdiri di antaranya adalah obat jenis OTC (bebas jual), obat Ethical (wajib melampirkan resep dokter). Kami sudah menyediakan fitur upload resep dokter untuk pelanggan. Suplemen kesehatan dan kecantikan, produk perawatan kecantikan, produk ibu dan anak juga ikut serta melengkapi produk yang terdapat di Farmaku.com,” terang Argo.
Menurut Argo, pihaknya tengah dalam proses menjalin kerja sama dengan klinik dan rumah sakit. Jika berjalan sesuai rencana, di akhir tahun 2017 ini mereka sudah menjalin kerja sama dengan rumah sakit, klinik, bahkan membuka cabang untuk toko fisik.
Dihadapkan dengan persaingan
Farmaku masuk ke persaingan layanan apotek online dengan status pendatang baru. Layanan mereka yang belum genap berusia satu tahun mengharuskan Farmaku bekerja keras untuk mengenalkan layanan dan membangun kepercayaan pelanggan.
Di segmen yang sama, layanan seperti Go-Med, GoApotik, atau K24Klik sudah lebih dulu ada dengan kelebihan masing-masing.
Menanggapi persaingan ini, Arga menyebutkan pihaknya optimis dengan bisa bersaing. Farmaku, dari penjelasan Arga, juga menyediakan layanan konsultasi langsung dengan dokter di hari-hari tertentu. Hal ini yang coba dipublikasikan secara maksimal untuk meningkatkan tingkat kepercayaan pelanggan.
Dari segi pengiriman saat ini Farmaku masih mempercayakan jasa pengiriman logistik seperti JNE. Untuk alternatifnya Farmaku berencana menggandeng ojek online.
“[Proses] pengirimannya sama, kami kirim dari office center kita untuk saat ini. Namun, jika sudah ada cabang lain dibuka, maka akan dikirimkan di cabang terdekat sesuai alamat customer,” sebut Arga.