Layanan streaming di luar negeri memang cukup populer dan menjadi salah satu pilihan bagi konsumen untuk mendengarkan musik dan menjadi pilihan musisi dalam menjangkau pendengar mereka.
Musik digital semakin mengambil peran industri musik, salah satu cara pengukuran yang paling terlihat adalah dengan melihat penjualan dari album musik atau pemasukan dari label. Warner Music Group mengatakan bahwa layanan streaming memberikan kontribusi 25% dari pendapatan digital mereka pada kuarter terakhir. Angka ini berarti senilai US$54 juta atau sekitar 8% dari pendapatan total Warner pada periode tersebut.
Pendapatan dari streaming juga meningkat pesat namun tidak mengkanibalisasi pendapatan dari layanan digital lain seperti iTunes. Yang dikategorikan layanan streaming bagi Warner adalah pendapatan yang mereka peroleh dari layanan seperti Spotify dan Rhapsody, serta layanan radio web seperti Pandora, Sirius dan Clear Channel, termasuk juga YouTube.
Layanan digital di luar negeri memang terus berkembang, meski masih banyak persoalan yang harus dihadapi namun menjadi pilihan lain bagi industri musik untuk mengembangkan usaha mereka terutama di ranah digital. Di Indonesia sendiri, industri musik digital sedang mengalami perombakan besar-besaran dan mencari model bisnis yang bisa membawa kebangkitan di musik digital, terutama setelah tumpuan atas RBT tidak bisa dilakukan lagi.
Beberapa layanan yang mencoba segmen ini juga sudah muncul, seperti misalnya Ohdio. Selain dari proses untuk mencoba berbagai cara baru dalam menjual musik, terutama ditengah geliat dunia digital, konsumen pun perlu diedukasi dengan berbagai kemudahan akses untuk menikmati musik.
Apakah industri musik – streaming akan bisa sukses di Indonesia? Terlalu dini untuk menilai, tetapi menarik untuk terus dipantau.
Sumber: AllThingsD.