Hampir setahun yang lalu saya menulis soal layanan streaming musik Deezer yang berencana untuk memperluas pasarnya di Asia. Layanan streaming musik yang berpusat di Perancis ini memiliki koleksi 13 juta lagu (data tahun lalu) yang bisa di-stream dan diunduh. Deezer menyediakan layanan premium dan memiliki aplikasi di hampir semua platform smartphone. September ini, Deezer benar-benar hadir di Asia Tenggara, seperti dikonfirmasi oleh TNW. Deezer hadir di Thailand hari ini dan bekerja sama dengan operator setempat dtac. Langkah ini bakal diikuti negara-negara lainnya dalam beberapa minggu ke depan, termasuk Indonesia.
Layanan streaming musik Deezer mungkin tidak sepopuler Spotify ataupun Last.fm. Meskipun demikian, mereka memiliki rencana bisnis yang jelas termasuk dengan menghindari pasar Amerika Serikat yang sudah mulai jenuh. Asia menjadi sasaran utama mengingat negara-negara ini memiliki penetrasi broadband dan smartphone yang terus berkembang.
Di Thailand, skema langganan layanan streaming musik Deezer akan diintegrasikan dengan layanan pascabayar operator. Pengintegrasian dengan mobile billing ini saya yakin menjadi kunci kesuksesan bagi Deezer untuk memasuki pasar negara-negara Asia, tak terkecuali pasar Indonesia yang terkenal belum familiar dengan sistem pembayaran online.
Kehadiran Deezer bisa menjadi solusi untuk membeli dan mengunduh lagu secara legal, setelah layanan iTunes masih belum beroperasi secara penuh di sini. Layanan Deezer yang fokus ke artis internasional tentunya tidak beririsan dengan layanan lokal Ohdio. Kedua layanan ini saya harapkan bisa menjadi komplemen untuk mendobrak hegemoni industri musik di Indonesia.
[sumber gambar: flickr/datalove]