Dark
Light

Layanan Pengantaran Pribadi Pontianak Bujang Kurir, Setelah Satu Tahun

1 min read
August 9, 2016
Beroperasi di daerah yang belum dijangkau Go-Jek, Bujang Kurir Pontianak mampu bertahan di usia yang pertama / Pixabay

Tanggal 18 Juni lalu Bujang Kurir tepat berusia satu tahun. Pada tanggal itu, setahun yang lalu, Bujang Kurir resmi meluncurkan aplikasi mereka di Google Play Store. Bujang Kurir didirikan dengan bermodalkan sebuah ponsel Android dan niat yang kuat untuk mendirikan usaha. Rizky Ramadhan, alumni Magister Psikologi UGM ini mengajak dua temannya, Adam dan Reza, untuk mendirikan layanan pesan-antar pribadi (Personal Delivery Order Service) yang diberi nama Bujang Kurir, pada tanggal 18 Juni 2015 bertepatan dengan 1 Ramadan 1436 H.

Alasan pendirian Bujang Kurir waktu itu niatnya ingin mempermudah teman-teman Muslim yang ingin berbuka puasa. Selain itu, ia juga melihat banyak gerai rumah makan di Pontianak (terutama rumah makan lama) yang belum mempunyai layanan delivery order sendiri.

Dengan tagline ‘adek pesan abang antar’, Rizky berani menjamin layanan sampai dalam satu hari. Jenis order yang dilayani oleh para bujang (sebutan bagi para kurir yang semuanya laki-laki) antara lain order makanan di 9 gerai kawan bujang (sebutan bagi 9 rumah makan di Pontianak yang telah bekerja sama dengan Bujang Kurir), antar dokumen, pembelian tiket XXI, antar kue, hingga pembayaran pajak. Bujang Kurir mampu menjamin order tiba di rumah konsumen dengan selamat.

Selain pesanan dari dalam Kota Pontianak, pesanan juga datang dari Jakarta, Bali, Bandung, Semarang, hingga Kuching (Malaysia). Biasanya, mereka memesan untuk dikirimkan kepada keluarga atau rekan bisnis mereka di Pontianak.

Saat ini, Bujang Kurir mempunyai 10 kurir dan 2 operator yang siap melayani pelanggan dalam kondisi apapun, termasuk hujan lebat yang akhir-akhir ini melanda Pontianak.

Pada bulan pertama didirikan, Bujang Kurir hanya berhasil mendapatkan lima pesanan. Saat itu, sudah ada layanan sejenis di Pontianak yang mematok harga Rp 8.000, separuh dari harga Rp 15.000 yang dipatok Bujang Kurir untuk pengiriman di dalam Kota Pontianak. Rizky merasakan sulitnya berjuang mengedukasi konsumen mengenai harga mereka yang memang lebih tinggi dua kali lipat dari pesaing. Seiring berjalannya waktu, order pun bertambah menjadi 100 order pada bulan Juli 2015.

Pada Oktober 2015, mereka berhasil menembus 200 order per bulan. Sejak itu, order terus meningkat hingga pada Januari 2016 total order selama 9 bulan berhasil mencapai 4.100 order. Puncaknya April 2016, jumlah orderan berhasil mencapai angka pada 1474 dengan omzet Rp 25 juta – Rp30 juta untuk bulan April saja.

Bujang Kurir memilih menggunakan aplikasi untuk memudahkan pekerjaan mereka, karena mengurusi 60 buah order per hari sangat merepotkan jika menggunakan skema manual. Untuk mencegah order fiktif, mereka tidak menerima order lewat telepon dan SMS.

“Kami juga yang pertama di Pontianak menggunakan sistem mapping area, yang dibuat bersama dengan para bujang. Mapping area yaitu pemetaan area yang sudah tercover untuk layanan delivery. Dalam kota Rp 15 ribu. Di Sungai Raya Dalam (wilayah Kab. Kubu Raya), Rp 20.000- Rp 50.000, tergantung jauh-dekatnya jarak,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Meski Berbasis Cardboard, VR Headset Homido V2 Datang Bersama Motion Sensor ala Kinect

Next Story

DailySocial.id Luncurkan Laporan Perilaku Konsumen Digital Indonesia 2016

Latest from Blog

Don't Miss

Otoklix Bags 143.5 Billion Rupiah Series A Funding

After receiving $2 million seed funding or equivalent to 28 billion
Pendanaan seri A Otoklix

Otoklix Kantongi Pendanaan Seri A Senilai 143,5 Miliar Rupiah

Setelah menerima pendanaan awal bernilai $2 juta atau setara 28