Dark
Light

Layanan Musik Kincir Siap Dukung Komunitas Pecinta Musik Indonesia

2 mins read
November 28, 2012

Industri musik digital mungkin belum bisa dibilang sebagai bisnis yang menguntungkan di Indonesia. Tidak sedikit pelaku yang sudah masuk ke industri ini dengan bermacam layanan seputar musik meskipun hasilnya maupun kesuksesannya masih menjadi perdebatan. Kebanyakan dari startup musik di Indonesia masih berkutat seputaran streaming video maupun menjual lagu dari musisi lokal. Namun belum banyak yang masuk dan berhasil memenangkan segmen komunitas dari industri musik.

Giring Ganesha, seorang musisi yang juga pelaku di industri musik digital baru-baru ini memperkenalkan layanan online terbaru yang dia prakarsai, dengan nama Kincir. Berawal dari kekhawatiran akan perkembangan industri musik di Indonesia, dan belajar dari pengalaman pribadi sebagai musisi di Indonesia, Giring keluar dengan ide untuk mengembangkan Kincir. “[Industri musik Indonesia tidak maju] karena law enforcement dan pemerintah tidak mendukung industri musik Indonesia. Selain itu juga masih banyak ketidak tahuan pengguna internet dan pembeli bajakan bahwa yang mereka lakukan itu salah”.

Melalui layanan Kincir, Giring ingin membangun sebuah jejaring sosial untuk komunitas pecinta musik secara spesifik. Terdengar klise? Mungkin ya, mungkin tidak. Kami mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan Giring Ganesha yang juga vokalis dari band lokal ternama “Nidji”, mengenai Kincir.

“Kami ingin membantu musisi Indonesia baik yang lama, masih tenar dan baru ingin mencoba untuk bisa mengelola dan menambah fans dari user yang memiliki koneksi atau kecintaan kepada musik yang dibuat oleh musisi musisi Indonesia” sahut Giring ketika ditanya mengenai apakah Kincir itu. Giring melihat sebuah tren negatif yang sedang terjadi di dunia media dimana rating adalah segalanya, seringkali mengalahkan kualitas subyektif dari musik itu sendiri. “Musik itu masalah selera dan semua manusia punya selera mereka masing masing”, tambah Giring.

Giring berpendapat bahwa musik adalah sebuah hal yang subyektif, dan masing-masing genre musik dan musisi pasti memiliki peminat dan basis penggemarnya masing-masing. Menurutnya, dimasa yang akan datang, musisi atau band akan dinilai dari besarnya komunitas yang dimilikinya. Pada dasarnya, konsumen ingin diberikan kebebasan untuk memilih dan menikmati musik yang dia suka, tidak sekedar menikmati apa yang disajikan media saja.

“Setiap orang bisa memilih komunitas musik mana yang dia dambakan dan minati. Disitulah gunanya Kincir”, sahut Giring. Kincir dirancang sebagai sebuah tool untuk fans memilih komunitas musik dimana mereka bisa mengidolakan musisi yang mereka minati dan juga sebagai tool untuk para musisi mengelola komunitas penggemarnya secara online.

Meskipun berkecimpung di dunia musik digital, Giring mengaku tidak akan fokus di layanan musik itu sendiri namun justru memusatkan perhatian ke segmen jejaring sosial dan keterlibatan musisi dengan penggemarnya. Namun tetap, Kincir akan diperlengkapi dengan dua tipe pustaka lagu yaitu versi streaming berbayar atau versi gratis yang ditambahkan dengan iklan. Bisnis model dari Kincir ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan layanan musik lainnya, namun mengingat bahwa streaming musik bukanlah hal utama maka masih banyak kemungkinan untuk menghasilkan revenue dari Kincir.

Meski belum diluncurkan, Kincir sendiri sudah memiliki target yang sangat jelas mengenai siapa yang akan menggunakan layanannya nanti. “Market Kincir yang jelas adalah komunitas pecinta musik Indonesia yang setiap harinya berkicau di tweet dan mengupdate status FB mereka. Mereka selalu bertanya kabar kami dan minta di folback atau dimanakah link download lagu kami yang terbaru ( musisi Indonesia ) atau menonton video kami di Youtube berulang ulang kali”, jelas Giring.

Sukses atau tidak, hanya waktu yang bisa membuktikan, namun dengan visi dan solusi yang jelas paling tidak Kincir bisa mencoba memberikan solusi yang mungkin bisa merubah industri musik Indonesia yang sekarang sedang terpuruk. Dan bisa jadi, calon penggunanya sudah familiar dengan layanan ini meskipun belum diluncurkan, “Kincir ingin mencoba menggabungkan kedua hal yang disukai oleh kebanyakan orang Indonesia. Sosialisasi dan menikmati Musik. Just wish us luck guys!”.

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Microsoft Hadirkan Aplikasi Outlook untuk Android

Next Story

Pulsk, Startup Wow Untuk Berbagi Konten Wow

Latest from Blog

Don't Miss

Nonton-YouTube-Tanpa-Terhalang-Bahasa,-Fitur-Auto-dubbing-Tersedia-Dalam-Bahasa-Indonesia

Nonton YouTube Tanpa Terhalang Bahasa, Fitur Auto-dubbing Tersedia Dalam Bahasa Indonesia

Bagi penggemar video panjang di YouTube, tentunya sudah mengetahui fitur
The Beatles pakai AI untuk rilis lagu baru

Berkat AI, The Beatles Siap Rilis Lagu Baru dengan Vokal John Lennon

Haruskah penggunaan AI dilarang di industri musik? Jawabannya sudah pasti