Perusahaan e-commerce bidang fashion binaan Rocket Internet, Zalora, kembali memperoleh investasi. Bersama dengan situs Rocket Internet lain yaitu The Iconic yang beroperasi di Australia dan Selandia Baru, Zalora memperoleh pendanaan $112 juta (lebih dari Rp 1,3 triliun) dari Access Industries. Sebelumya Access Industries juga ambil bagian dalam konsorsium yang memberikan pendanaan $500 juta untuk Rocket Internet dan mereka mengkonfirmasi dana kali ini adalah di luar scope $500 juta tersebut.
Pendanaan kali ini adalah rekor yang diperoleh Zalora untuk satu putaran, di mana bulan Mei yang lalu Zalora memperoleh $100 juta dari konsorsium yang terdiri dari Summit Partners, Investment AB Kinnevik, Verlinvest dan Tengelmann Group. Tidak disebutkan berapa alokasi dana yang diperoleh ini, baik untuk Zalora maupun The Iconic. Zalora beroperasi di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, dan berusaha menyasar 600 juta pengguna potensial di area ini.
Sebagaimana dikutip dari TechCrunch, Michele Ferrario, Managing Director Zalora Group mengatakan dalam pernyataannya, “Investasi ini membantu memperkuat posisi kami sebagai situs e-commerce fashion dan kecantikan terdepan di kawasan Asia Tenggara. Kami fokus menawarkan pengalaman konsumen terbaik yang dipadukan dengan produk lokal yang unik dan merk-merk internasional. Kami akan menggunakan investasi ini untuk meningkatkan posisi kami sebagai otoritas fashion terdepan di Asia Tenggara.”
Lebih lanjut Michele menambahkan, “Kami akan mengembangkan koleksi dan meningkatkan portofolio label privat kami. Tujuan kami adalah meneruskan layanan dan produk kelas dunia, sehingga setiap orang di kawasan Asia Tenggara dapat merasakan manfaat dari berbagai produk kami di Zalora.”
Di bulan Oktober, Zalora meluncurkan merk sendiri yang diberi nama Ezra. Awalnya Ezra hadir untuk produk perempuan (pakaian, sepatu dan aksesoris), tapi sekarang juga menyediakan koleksi kaos untuk kaum pria.
Selain dari Access Industries, dalam putaran ini disebutkan pula partisipasi Scopia Capital Management LCC dan investor institusional lainnya.
Strategi bisnis yang digunakan oleh Zalora saat ini adalah ekspansi besar-besaran demi menguasai pasar Asia Tenggara dengan kuat. Ketidakhadiran pesaing kuat, misalnya Amazon, membuatnya melenggang sendirian. Menurut laporan, sepanjang tahun 2012 Zalora membukukan kerugian hingga 70 juta Euro dan memproyeksikan perolehan keuntungan mulai tahun 2015.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]