Jika selama ini istilah “go international” disematkan secara perorangan bagi programmer dan desainer yang bekerja di forum-forum luar negeri, kini kita berharap paradigma ini semakin berubah. Sribu yang merupakan layanan crowdsourcing desain dan berbasis di Indonesia mengumumkan kesiapannya untuk “go international” dan menerima berbagai proyek dari pihak luar negeri. Seperti dikutip dari rilis persnya, saat ini lebih dari 15.000 16.000 desainer telah bergabung dengan komunitas Sribu dan 55.000 63.000 portofolio klien telah dikerjakan.
Kesiapan ini ditandai dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa default, dengan opsi penggunaan bahasa Indonesia. Selain itu, Sribu telah melangkah lebih jauh dengan sistem pembayaran online-nya. Sribu menggandeng Veritrans Indonesia sebagai pengelola payment gateway untuk mengurusi pembayaran menggunakan kartu kredit. Sistem ini diklaim sebagai salah satu yang terbaik dan telah mendukung teknologi 3D Secure fraud detection system ReD (Retail Decisions) dan MAP yang lengkap dan mudah digunakan. PayPal sebagai sarana pembayaran populer juga turut didukung.
Pengumuman ini merupakan salah satu tonggak, karena sudah saatnya startup Indonesia untuk mengembangkan sayapnya ke luar negeri. Sribu bakal menjadi tempat berkumpulnya orang-orang hebat Indonesia di bidang desain untuk mengambil proyek-proyek global dan menyumbang devisa bagi negara. Para desainer tidak perlu lagi bergabung dengan situs crowdsourcing luar negeri untuk mencari proyek karena Sribu telah menyiapkan sarananya untuk “go international”.
Sribu merupakan situs yang menghubungkan masyarakat atau perusahaan pengguna jasa desain dan desainer. Terdapat bermacam-macam kategori desain yang bisa dikerjakan di situs ini. Startup ini telah memperoleh pendanaan dari East Ventures di awal tahun.
Update: Ryan Gondokusumo dari Sribu memberikan update terhadap rilis pers yang kami terima sebelumnya.
