Sudah bukan rahasia lagi jika banyak entitas atau perusahaan yang menjalankan bisnis serta strategi marketingnya melalui platform media sosial. Namun, dari sekian banyak pelaku bisnis yang memperoleh keuntungan dari media sosial tentu mendatangkan rasa penasaran akan media sosial mana yang menjadi favorit bagi setiap pelaku bisnis?]
Baru-baru ini, sebuah lembaga analisa SumAll merangkum kesemuanya dalam laporan akhir tahun terbaru dan hasilnya: Instagram dinobatkan menjadi platform media sosial paling efektif dalam menggenjot bisnis.
Hasil laporan SumAll tadi tentu sangat menarik, mengingat layanan Instagram Ad masih relatif muda dan agak sedikit aneh jika tiba-tiba Instagram dinobatkan menjadi platform media sosial yang paling efektif dalam memacu bisnis. Berkaitan dengan hal itu, sebagaimana yang diberitakan oleh TheNextWeb (6/12), SumAll nyatanya juga merangkum traksi dari banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan layanan Instagram di saat sebelum Instagram menetapkan layanan Instagram Ads atau dalam harfiahnya ketika menjalankan strategi marketing secara gratis.
Menurut SumAll, ketika para pelaku bisnis ini menjalankan “misinya” melalui Instagram, jika dilihat pada tingkat keterlibatan pengguna atau followers ketika disandingkan dengan platform media sosial lainnya, SumAll secara terang-terangan menyatakan Instagramlah sebagai pemenangnya. Seperti yang dapat dilihat pada figur di bawah ini, di Amerika Serikat, SumAll mencatat terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari para pelaku usaha yang pendapatannya meningkat dari 1.5% ke 3.5% setelah menggunakan platform Instagram sebagai media promosinya sepanjang tahun 2013. Begitu juga dengan wilayah Inggris yang pelaku usahanya banyak yang turut “kecipratan” keuntungan dari platform Instagram sebagai media promosi yang handal.
Dalam laporan akhir tahunnya ini, SumAll juga menyertakan tiga jejaring sosial lainnya; Facebook, Google+, dan juga Twitter. Instagram, yang dalam laporan ini merupakan satu-satunya layanan yang hanya berbasis aplikasi mobile, dinyatakan sebagai media sosial yang paling cepat menciptakan follower baru, dan hal itu tentu sangat baik bagi para pelaku bisnis. “Menurut hasil kami, jika sebuah perusahaan memiliki produk visual dan tidak ada di Instagram, maka perusahaan tersebut akan kehilangan brand awareness dan pendapatan,” menurut Dane Atkinson selaku CEO SumAll sesuai dengan pemberitaan TheNextWeb.
Apa yang dilaporkan oleh SumAll terkait hal yang menjadi fokusnya tersebut tentu bisa dikatakan memang benar adanya. Saya sendiri akhir-akhir ini kerap menemukan banyaknya online seller yang tak hanya menyertakan alamat akun Facebook-nya saja yang kemudian diikuti oleh PIN BBM, namun akhir-akhir ini juga mulai banyak yang menyertakan alamat akun Instagram sebagai kontak online shop-nya. Begitu juga dengan pelaku bisnis yang besar, turut tak ketinggalan kini sedang “gemar-gemarnya” memanfaatkan Instagram sebagai media promosinya kepada banyak pengguna.
Jika nantinya setelah laporan ini Instagram akan kebanjiran iklan serta promosi-promosi dari sekian entitas, maka hal tersebut bukanlah hal yang aneh, namun apakah sebagian pengguna akan tetap nyaman menggunakan Instagram? Saya sendiri belakangan ini mulai meninggalkan Facebook karena News Feed saya dibanjiri oleh banyaknya user yang “berjualan”.
[ilustrasi foto dari: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. Beberapa penyesuaian dilakukan tanpa mengubah isi dan makna tulisan.