Laporan terbaru dari Akamai: State of The Internet Q2 2014 ternyata masih belum menunjukkan pertumbuhan jaringan kecepatan internet yang baik bagi Indonesia. Di wilayah Asia Tenggara sendiri, Indonesia masih harus puas berada di peringkat bawah dari banyak negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan bahkan Vietnam. Di mana saja posisi Indonesia berada?
Dalam laporan yang fokus merangkum pertumbuhan kecepatan internet (termasuk broadband) dan juga cyber attack dari seluruh dunia itu mencatat, pertumbuhan jaringan kecepatan internet di Indonesia dalam periode kuartal kedua 2014 masih belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan beberapa figur yang menunjukkan bahwa Indonesia, sepertinya harus berupaya lebih keras dalam mengejar ketertinggalannya perihal kecepatan akses internet.
Figur pertama, dalam wilayah Asia Pasifik, Indonesia berada di peringkat ke-101 dengan kecepatan internet rata-rata sebesar 2.5 Mbps dengan pertumbuhan year-on-year (YoY) sebesar 44%. Peringkat tersebut menempatkan Indonesia berada di bawah beberapa negara di wilayah Asia Tenggara seperti Singapura (10.4 Mbps), kemudian disusul dengan Malaysia (4.3 Mbps), dan Vietnam (2.9 Mbps). Posisi Indonesia sendiri sama persis dengan Filipina yang malah justru mengungguli negara India (2.0 Mbps) yang berada di posisi paling bawah.
Walau begitu, menariknya posisi Indonesia dalam perihal peraihan kecepatan akses tertinggi yang tercatat selama kuartal kedua 2014 berhasil mengungguli posisi Vietnam dan bahkan negara Tiongkok dengan meraih kecepatan sebesar 23.5 Mbps, sedangkan Vietnam hanya berhasil mencatat kecepatan sebesar 18.2 Mbps dan Tiongkok sebesar 17.4 Mbps.
Kondisi yang hampir serupa juga ditemui dalam figur yang mencatat kecepatan akses broadband berdasarkan standar kecepatan yang diambil sebesar di atas 10 Mbps. Indonesia kembali lagi harus berada di posisi yang kurang memuaskan, dengan pasar yang terus bertumbuh dalam pengadopsian perangkat mobile, kecepatan rata-rata kecepatan broadband Indonesia di atas 10 Mbps hanya berhasil meraih persentase sebesar 0.5% dan lagi-lagi harus berada di bawah Singapura (33%), Thailand (8.2%), Malaysia (5.5%), dan Vietnam (0.6%). Posisi serupa juga kurang lebih sama dalam figur terpisah yang mengambil standar kecepatan broadband sebesar di atas 4 Mbps.
Ada hal yang cukup menarik dalam laporan Akamai terbaru kali ini. Konsumsi konten video beresolusi tinggi (4K) juga menjadi ukuran yang diambil dalam pemetaan jaringan kecepatan internet di seluruh dunia. Konten video 4K sendiri sudah tersedia di platform YouTube yang sudah tentu membutuhkan koneksi internet berkecepatan tinggi (>15 Mbps). Dalam kajian ini, Indonesia sudah bisa dipastikan tak masuk dalam peringkat global tertinggi dengan hanya mengadopsi kecepatan di atas 15 Mbps sebesar 0.2%. Yang menjadi jawara dalam peringkat ini adalah Korea Selatan dengan sebesar 62% berhasil mengadopsi kecepatan di atas 15 Mbps. Korea Selatan sendiri kerap menjadi jawara dalam peringkat laporan Akamai di samping negara-negara seperti Jepang dan Hong Kong.
Menyikapi laporan ini, Indonesia sendiri saat ini tengah “berbenah” dengan memulai satu per satu mencanangkan kemajuan jaringan internet. Misalnya saja seperti yang dilakukan oleh Telkom Internasional dan pihak pemerintah dalam pemerataan jaringan pita lebar se-Indonesia, tak ketinggalan para penyelenggara pihak swasta juga terus berlomba menghadirkan produk jaringan internet berkecepatan tinggi. Semua itu tentu dibangun dengan maksud tak hanya meratakan koneksi, namun juga meningkatkan jaringan internet yang mumpuni dan layak untuk kemajuan industri dan aksesibilitas konsumen.
[ilustrasi foto: Shutterstock]