Dark
Light

LapakTrip Ingin Bantu Agen Perjalanan Konvensional Adopsi Teknologi

1 min read
October 25, 2018
LapakTrip telah memiliki 60 mitra aktif, ke depannya akan menjual produk dalam bentuk SaaS untuk bisnis travel
LapakTrip telah memiliki 60 mitra aktif, ke depannya akan menjual produk dalam bentuk SaaS untuk bisnis travel

Semakin maraknya dinamika layanan OTA di Indonesia membuat perusahaan travel agent mulai kesulitan untuk bersaing, khususnya karena keterbatasan penerapan teknologi. Melihat permasalahan tersebut, LapakTrip hadir menawarkan solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan travel agent saat ini.

“Ide situs LapakTrip sendiri berawal dari melihat semakin tergerusnya bisnis agen travel konvensional yang tidak dapat bersaing di era digital ini dengan menjamurnya Online Travel Agents (OTA), serta ketidakpahaman mengenai teknologi ataupun tidak mempunyai dana marketing yang mumpuni untuk dapat bersaing dengan para raksasa,” kata Senior Business Development Manager LapakTrip Hendry Prianto kepada DailySocial.

Cara kerja LapakTrip

Dengan menjadi mitra, para agen travel konvensional berkesempatan menjual produk-produk perjalanan yang mereka miliki secara online di situs LapakTrip. Produk ini kemudian didistribusikan kembali ke pihak ketiga. Saat ini ada tiga partner besar yang akan menjadi saluran distribusi produk-produk LapakTrip. Dua perusahaan berbasis di Indonesia dan satu perusahaan di Taipei.

“Saat ini belum dapat kami berikan detailnya karena masih dalam tahap review perjanjian komersial kedua belah pihak,” kata Hendry.

Untuk memudahkan mitra atau supplier LapakTrip mengakses platform, mereka dapat menggunakan beberapa fitur unggulan. Contoh fitur yang tersedia adalah Widget yang dapat dipasang di berbagai situs.

Kemudian tersedia WebApps Builder. Masih dalam tahap pengembangan, nantinya para mitra LapakTrip dapat memiliki situs sendiri atau aplikasi mobile dengan domain mereka sendiri. Transaksi akan di-handle payment gateway milik LapakTrip.

“Komisi yang kami ambil dari mitra LapakTrip adalah di rentang 12%-18% dari setiap transaksi. Begitu WebApps Builder kami selesai, kami akan berlakukan model SaaS (software-as-a-service). Untuk angkanya masih belum final saat ini,” kata Hendry.

Target LapakTrip

Saat ini LapakTrip telah memiliki 60 mitra aktif. Perusahaan sendiri baru live bulan Juni 2018 lalu. Per bulan jumlah pengguna aktif baru mencapai sekitar 3 ribu pengguna di bulan September 2018.

“Sekarang ini sedang kami perkuat partnership dengan pihak ketiga, seperti BliBli, GO-JEK, AirAsia Big Points, dan lainnya supaya dapat memperkuat posisi branding dari LapakTrip sendiri,” kata Hendry.

Meskipun masih belia, LapakTrip sudah memiliki sejumlah target yang ingin dicapai, termasuk akuisisi lebih banyak mitra yang akan berpengaruh pada jumlah produk dan destinasi. Destinasi utama yang menjadi fokus adalah seluruh destinasi wisata di Indonesia dan di negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan.

“Hal ini dilakukan karena tidak bisa kita pungkiri bahwa behavior dari pasar domestik sendiri kalau liburan mungkin masih memilih ke luar negeri,” kata Hendry.

Target lain yang ingin dicapai adalah memperluas kemitraan dengan layanan e-commerce dan bank.

“Selain WebApps Builder, kami juga sedang mempersiapkan satu fitur untuk sisi pelanggan yang bernama TripSaving. Nantinya fitur ini dapat membantu terutama kalangan millenial untuk membantu dan mempersiapkan finansial mereka supaya bisa merencanakan liburan impian mereka,” kata Hendry.

Previous Story

Indonesia’s Fighting Game Esports: Excluded yet Refused to Die

Ilustrasi Interface Instagram di iPhone
Next Story

Panggilan Video Grup di Instagram Kini Bisa Menampung Hingga 6 Orang

Latest from Blog

Don't Miss

Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan
Jajaran founder VCGamers / VCGamers

VCGamers Dapat Pendanaan 37,3 Miliar Rupiah, Hadirkan Platform Social Commerce dan NFT untuk Game

VCGamers merupakan sebuah platform social commerce untuk pemain game. Baru-baru