Dark
Light

Lagi, Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Kembangkan Aplikasi Menemukan Restoran Halal

1 min read
February 23, 2016

Hidup di luar negeri memang menyajikan banyak tantangan. Salah satunya yang dialami dua pelajar asal Yogyakarta yang mengikuti studi magister di di National Chiao Tung University (NCTU) Taiwan. Aris Kusumo Diantoro dan Faisal Fahmi namanya. Sebagai Muslim, keduanya kadang merasa kesulitan untuk menemukan tempat makan yang menyajikan hidangan halal di Taiwan karena erbedaan kultur yang signifikan.

Tak lantas hanya diam diri dan mengeluh, keduanya kini justru melahirkan sebuah solusi bernama “Taiwan Halal”, sebuah aplikasi ber-platform Android yang dapat dimanfaatkan warga Muslim di Taiwan untuk menemukan tempat makan yang menyediakan hidangan halal.

Ini bukan pertama kali mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri menciptakan layanan pencari tempat makan halal. Sebelumnya ada Agung Pambudi, seorang mahasiswa Indonesia di Jepang yang mengembangkan aplikasi mobile HalalMinds.

Menjadi sebuah tren menarik, karena rata-rata masyarakat Indonesia (yang didominasi muslim) akan mengalami isu yang sama saat harus tinggal untuk waktu yang lama di negara-negara dengan persebaran restoran halal minim. Keduanya juga dikerjakan oleh pelajar Indonesia, dimulai dari kegelisahan yang dialami, kemudian memunculkan opsi solusi.

Berbicara spesifik tentang Taiwan Halal, saat ini app tersebut baru dipublikasikan dalam fase beta. Sebelumnya juga sudah ada aplikasi serupa dengan nama “Halal Taiwan”, hanya saja aplikasi Taiwan Halal besutan muslim Indonesia ini juga dipersonifikasi dengan kanal pencarian masjid, hotel dengan sajian halal, dan juga komunitas muslim di Taiwan.

Jika melihat dari website-nya pun, aplikasi akan dihadirkan dalam tiga bahasa di versi penuhnya, yakni dengan bahasa Indonesia, Inggris dan Mandarin. User experience yang ditawarkan pun menarik, karena begitu menekankan pada kegunaannya sebagai sistem informasi geografi (dalam hal ini berbentuk peta dan penunjuk jalan).

Menjadi indikasi baik ketika para anak bangsa tetap mampu berinovasi di lingkungan luar yang menghadirkan banyak tantangan. Tak menutup kemungkinan ke depan layanan lain akan terus dimunculkan, semisal untuk mencari tahu teman satu kebangsaan yang sudah bekerja profesional atau di bidang studi sama di suatu negara, atau bahkan untuk mempermudah komunikasi dengan pihak kedutaan besar.

Pada akhirnya tantangan selalu dapat diubah menjadi sebuah kesempatan inovasi bagi para insan kreatif.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Program YouTube NextUp Bermisi Cetak 360 Selebriti Internet Baru

Next Story

Temploy dan Usaha “Mengganggu” Budaya Kantor Tradisional (Updated)

Latest from Blog