Media baru, kumparan, mencoba menyajikan sebuah platform hybrid yang menyatukan antara konten berbasis editorial dan konten komunitas (user generated content). Dengan visinya mendefinisikan ulang industri media tanah air, melalui “people power” yang dimiliki kumparan memulai perjalanan untuk menemukan pendekatan baru dan pola baru dalam jurnalistik modern. Konsep media sosial secara garis besar diadopsi dalam user experience kumparan.
Kepada DailySocial, Co-Founder dan Direktur Pemasaran kumparan Andrias Ekoyuono mengatakan apa yang ingin dicapai platform yang digawanginya bukan hanya sekedar pergantian, yang lama digantikan yang baru, namun berusaha menyesuaikan berbagai unsur media dengan pendekatan yang lebih sesuai. kumparan menekankan pada kekuatan tokoh-tokoh senior di bidang media yang telah bergabung.
Beberapa tokoh media, seperti Budiono Darsono, Abdul Rahman, Calvin Lukmantara, Hugo Diba, Arifin Asydhad, Ine Yordenaya, Heru Tjatur dan Yusuf Arifin. menjadi bagian komisaris, investor, dan manajemen kumparan. Dengan pengalamannya di bidang jurnalistik dan media digital, para tokoh tersebut diharapkan mampu melahirkan sebuah terobosan baru dalam sebuah kanal pemberitaan online.
Menyempurnakan ide lama yang sudah dipraktikkan
Beberapa netizen yang kami tanya secara personal mengaku ketika membuka kumparan first impression mereka tertuju pada versi lain dari Kompasiana, Blogdetik atau Medium. Hanya saja mereka menyatukan antara pemberitaan editorial dan tulisan yang dapat dibuat pengguna umum.
Terkait publikasi tulisan yang dapat dilakukan siapa saja, Andrias menjelaskan mekanisme pemantauan dan pelaporan:
“…kualitas tulisan menjadi bagian yang sangat kami tekankan. Di luar tulisan editor, kami memiliki tim yang bertugas untuk memantau semua tulisan yang masuk, termasuk memberikan opsi pelaporan jika ada konten yang perlu ditindak lebih lanjut. Pendekatan akun pengguna, seperti verifikasi akun juga akan menjadi upaya membuat kumparan terisi konten berkualitas.”
Saat ini tim pengembang juga tengah mempersiapkan sebuah sistem back end untuk meminimalisir kontan yang kurang bermutu, dengan menanamkan sistem cerdas. Hal ini menjadi konsentrasi khusus, mengingat Indonesia juga masih disibukkan untuk memerangi pemberitaan hoax. Menurut Andrias, penanganan terhadap pemberitaan hoax juga menjadi salah satu tujuan khusus yang akan direalisasikan bersama kumparan.
Sejak diluncurkan dalam versi beta di awal tahun ini, beberapa nama penulis non-editor, mulai dari menteri, mantan pejabat, artis hingga netizen populer mulai meramaikan konten di kumparan. Hal ini serupa dengan komposisi tim internal yang dimiliki, nama-nama besar terus digaungkan sebagai bagian dari penggerak bisnis. Budiono Darsono sebagai Presiden Komisaris kumparan merupakan salah satu pelopor media siber di Indonesia.
Sebagai awalan, hadirnya high-profile user tentu menjadi salah satu faktor yang menarik minat banyak pembaca. Dari rilis yang kami terima saat ini telah ada lebih dari 100 tokoh nasional yang tergabung.
Strategi bisnis dan investasi tahap awal
Mengawali peluncuran betanya, kumparan mengaku telah mendapatkan suntikan dana investasi dari sumber dan jumlah yang tidak diutarakan. Kepercayaan investor ini juga dianggap menjadi salah satu hal yang membuat tim percaya diri, bahwa apa yang sedang diupayakan berada di jalan yang tepat. Dan untuk model bisnis dan cara monetasi, kumparan akan mengandalkan iklan, yang masih merupakan tulang punggung industri media online Indonesia
Tentang model monetisasi, Andrias menjelaskan bahwa iklan masih sangat relevan dengan bisnis media, hanya saja yang akan menjadi bagian dari revolusi kumparan bentukan yang ditawarkan. Model banner dirasa sudah kurang relevan, sehingga iklan pun akan disajikan dengan cara lain, di antaranya native-ads