Google kembali mengumumkan nama-nama startup yang berhak mengikuti program Google Launchpad Accelerator. Di edisi kelima ini, Indonesia diwakili oleh Kulina, sebuah startup yang bergerak di bidang langganan katering untuk makan siang. Ini akan menjadi kesempatan Kulina mendapatkan sejumlah pembelajaran dari mentor-mentor terpilih.
Google Launchpad Accelerator adalah acara enam bulan sekali yang diadakan oleh Google. Program bootcamp yang diselenggarakan selama dua minggu akan memberikan kesempatan bagi para pesertanya untuk mendapatkan mentoring dari tim Google maupun mentor ahli dari perusahaan teknologi dan venture capital di Silicon Valley. Rencananya program batch kelima ini akan dimulai pada 29 Januari 2018 mendatang.
Sebelumnya Google Launchpad Accelerator telah meluluskan sejumlah startup asal Indonesia. Nama-nama seperti PicMix, Ruma, Qlue, Snapcart, Jurnal, iGrow, Kurio, Jojonomic, dan Sirclo tercatat sebagai startup yang memiliki kesempatan bergabung dengan program yang sama dan mendapatkan sejumlah pembelajaran penting.
Selain Kulina dari Indonesia, ada sejumlah startup lain yang mengikuti program ini dari negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Kulina adalah startup Yogyakarta namun melayani pasar Jakarta. Mereka mengklaim mengembangkan layanan untuk membantu masyarakat Jakarta mendapatkan makan siang yang hemat namun berkualitas.
“Konsumsi makan siang adalah salah satu elemen terbesar yang menguras dompet karyawan di Jakarta. Dengan Kulina, anggaran makan siang bisa terkontrol dan konsumen bisa menggunakan penghematan tersebut untuk hal-hal lain yang tak kalah penting seperti travelling, menabung dan lain-lain,” terang Chief Operating Officer Kulina Casper Sermsuksan.
Kulina disebut mengembangkan teknologi berupa algoritma untuk membantu memilihkan rute terdekat dengan konsumen untuk menghemat biaya pengiriman sehingga biaya yang harus dikeluarkan konsumen Kulina bisa diminimalisir.
“Algoritma kami menghasilkan efisiensi biaya logistik yang sangat signifikan, sehingga kami tidak perlu membebani konsumen dengan tambahan ongkos kirim,” CEO Kulina Andy Fajar Handika menjelaskan layanannya.