Guna menekan biaya produksi atas permintaan pasar yang terus meningkat, banyak vendor yang akhirnya membangun pabrik di Indonesia. Sebut saja Samsung, Haier, dan Evercoss. Tanpa disadari, langkah ini turut berkontribusi meningkatkan jumlah e-waste di tanah air. Hadirlah Kukuruyuk yang memberikan solusi untuk menjual barang elektronik bekas demi mengurangi limbah elektronik.
Baru saja resmi diluncurkan beberapa bulan lalu, Kukuruyuk mengklaim bahwa di Indonesia situsnya merupakan situs e-commerce terbesar berdasarkan industrinya. Mereka sendiri mengakui masih dalam fase menanamkan mindset tentang barang bekas yang memiliki citra buruk menurut pandangan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Dengan menjual barang bekas yang telah diperbarui dan dipoles (refurbish), Kukuruyuk mengizinkan pelanggan dapat menilai sendiri barang yang telah dikategorikan menjadi Grade A, Grade B, Grade C, dan Grade D. Untuk informasi lebih lengkap tentang kategori tersebut silakan lihat laman kategori kualitas produk.
Barang elektronik refurbish yang ditawarkan oleh Kukuruyuk sangat beraneka ragam. Ada smartphone/tablet, komputer/laptop, kamera/handycam, TV dan Audio, serta barang elektronik rumah tangga lainnya.
Menariknya, ada fitur yang memudahkan pelanggan melakukan pencarian belanja berdasarkan kriteria yang diinginkan. Fitur tersebut akan memangkas pencarian berdasarkan kategori kondisi, merek, dan filter lain yang disesuaikan sesuai jenis item yang dipilih. Kukuruyuk sangat paham bahwa harga merupakan salah satu faktor kunci dalam bisnis ini. Karenanya mereka menyediakan slide parameter harga yang diurutkan dari yang terkecil hingga tertinggi, pengguna cukup menggeser untuk mendapatkan penawaran barang dengan harga terbaik.
Untuk melakukan pembelian, setiap halaman produk telah dibekali dengan informasi detail termasuk kategori Grade sebagai referensi kondisi bagi pembeli. Selanjutnya calon pembeli bisa melanjutkan pembelian ataupun langsung checkout. Sebelumnya, pengguna harus melewati proses registrasi terlebih dahulu.
Sat ini situs Kukuruyuk sedikit berat untuk diakses, meskipun begitu mereka memiliki desain interface yang baik. Navigasi cukup mudah dipahami bagi para pengguna baru. Sayangnya saya tidak menemukan opsi untuk ‘Submission’ barang seperti yang disebutkan pada laman syarat dan ketentuan.
Menurut informasi yang kami peroleh dari Tech In Asia, Kukuruyuk sendiri enggan mempublikasikan persentasi yang diperoleh dari setiap transaksi yang berhasil. Pihak Kukuruyuk mengaku bahwa mengambil keuntungan bukanlah prioritas mereka saat ini, tetapi merubah pola pikir masyarakat tentang barang refurbished.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]