Platform kartu kredit virtual Kredivo menargetkan lima tahun mendatang (2021) dapat mengendalikan transaksi e-commerce antara hingga $2 miliar di kawasan ASEAN. Target tersebut dibuat dengan asumsi total transaksi e-commerce ASEAN di tahun tersebut mencapai $50 miliar.
Akshay Garg selaku CEO Kredivo menjelaskan untuk mencapai target tersebut pihaknya akan melakukan ekspansi ke beberapa negara di wilayah ASEAN. Ekspansi tersebut akan digalakkan mulai dari tahun depan. Ada beberapa negara yang menjadi pertimbangan untuk singgah, seperti Malaysia, Filipina dan Thailand. Kendati demikian pihaknya masih terus mempelajari pasar untuk menemukan sasaran yang ideal.
“Rencana ekspansi ke negara berikutnya masih dalam kajian, kemungkinan pada kuartal I 2017 akan kami umumkan,” ujarnya, Kamis (15/9).
Garg mengaku, target ini dibuat berdasarkan hasil riset yang dilakukan Kredivo. Pasar utama kartu kredit di seluruh dunia masih dominan dikuasai oleh MasterCard. Pihaknya membutuhkan waktu untuk berkembang dan menguasai pasar. Oleh karenanya Kredivo ingin lebih fokus membuat produk cerminan dari pengembangan MasterCard, supaya lebih mudah diadopsi.
Ia melanjutkan, nantinya saat ekspansi dapat terealisasi pihaknya akan menggunakan brand Kredivo untuk diboyong ke luar negeri. Selain itu Kredivo juga akan membuka peluang untuk bekerja sama dan menggandeng partner dari lembaga keuangan asal negara tersebut yang akan bertindak sebagai lender.
“Kami membuka peluang untuk seluruh institusi keuangan asal negara tersebut menjadi partner bisnis. Kami masih lihat-lihat bagaimana regulasinya dan kontur pasarnya.”
Seperti diketahui, Kredivo menggandeng PT BFI Finance Indonesia Tbk menjadi pihak lender tunggal untuk penyaluran pembiayaannya. Grag mengungkapkan pihaknya memilih BFI karena adanya kesamaan visi dan misi. Di satu sisi, BFI membutuhkan pangsa pasar baru di tengah lesunya pembiayaan untuk sektor otomotif.
Perkembangan Bisnis di Indonesia
Kredivo baru melesatkan layanan di Indonesia sejak November 2015. Grag mengaku sejak enam bulan terakhir secara rerata per bulannya bisnis tumbuh lebih dari 50%, baik dari segi pengguna maupun transaksi. Kini Kredivo sudah bekerja sama dengan 45 e-commerce untuk memproses transaksi di dalamnya.
Beberapa e-commerce tersebut termasuk Bhinneka, Global Teleshop, Wellcomm Shop, Jualo, Sepulsa, Lensza, AsmaraKu, dan lain-lain. Pihaknya menargetkan sampai akhir tahun ini jumlah kerja sama bisa bertambah hingga 100 e-commerce, sementara pada tahun depan jumlahnya bisa berlipat ganda hingga 300 e-commerce.
“Merchant e-commerce di Indonesia terus bertambah setiap minggunya. Kami targetkan pada tahun depan jumlah merchant bisa menyentuh angka 300 e-commerce.”
Menurutnya dengan bekerja sama dengan banyak e-commerce Kredivo secara langsung dapat berperan menjadi stimulus penjualan bagi bisnis online dan membuat transaksi online lebih terjangkau dan aman bagi konsumen. Pasalnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia sangat luar biasa, namun belum dibarengi dengan ekosistem pembayaran yang matang.
Hal ini tercermin dari rendahnya tingkat penetrasi kartu kredit di Indonesia, merupakan terendah di Asia Tenggara. Menurut laporan Asosisai Kartu Kredit Indonesia, pada Juli 2016 jumlah kartu kredit yang beredar hanya sebesar 17 juta dengan rata-rata dua kartu kredit per orang. Ini menunjukkan jumlah pemilik kartu kredit di Indonesia berada di angka sekitar 8 juta orang.
“Ke depannya kami ingin berkolaborasi dengan lebih banyak pemain e-commerce dan memperluas inklusi kartu kredit di Indonesia melalui teknologi,” pungkasnya.