19 October 2022

by Glenn Kaonang

Kreator NFT Azuki Luncurkan Inovasi Menarik Berupa Physical Backed Token

Lewat Physical Backed Token, kreator Azuki ingin mewujudkan fitur yang mereka sebut dengan istilah "scan-to-own"

Chiru Labs, kreator dari proyek PFP NFT populer Azuki, kembali menghadirkan inovasi baru untuk ranah Web3. Mereka memperkenalkan Physical Backed Token (PBT), sebuah standar open-source untuk mengaitkan benda fisik dengan token digital yang tersimpan di blockchain Ethereum.

Dalam sebuah posting blog, Chiru Labs mengakui bahwa menciptakan token digital yang dapat merepresentasikan benda fisik sebenarnya bukanlah hal baru. Namun yang menjadi masalah adalah ketika benda fisik tersebut berpindah tangan, yang sering kali langsung memutus keterikatannya dengan token digital yang mewakilinya sebelumnya.

Chiru Labs memproyeksikan PBT sebagai solusi atas masalah tersebut. Dijelaskan bahwa PBT memungkinkan siapapun untuk mengautentikasi dan memantau riwayat kepemilikan dari suatu benda fisik, yang semuanya terekam di blockchain dan tanpa bergantung pada satu server terpusat mana pun.

Untuk mewujudkannya, Chiru Labs bekerja sama dengan perusahaan bernama Kong untuk menciptakan Blockchain Enabled Authentication Network Chip (BEAN Chip). Kalau mau disederhanakan, fungsi chip ini pada dasarnya mirip seperti chip Near-Field Communication (NFC), tapi bedanya BEAN Chip didesain agar mampu menciptakan sendiri sepasang sandi acak yang bersifat asimetris.

Perpaduan PBT dan BEAN Chip memungkinkan fitur yang Chiru Labs sebut dengan istilah "scan-to-own". Jadi dengan memindai suatu benda fisik yang telah ditanami BEAN Chip menggunakan smartphone, maka PBT atau token NFT-nya akan di-mint atau ditransfer secara otomatis ke wallet milik sang pemindai.

Lalu ketika benda fisik tersebut dijual atau dihibahkan ke orang lain, maka pemilik barunya dapat memindai barang tersebut, dan PBT-nya pun akan otomatis ditransfer dari wallet sang pemilik lama ke pemilik baru. Semua prosesnya berlangsung secara terdesentralisasi berkat standar PBT yang ditetapkan.

Selain untuk mengautentikasi dan melacak riwayat kepemilikan atas suatu benda fisik, PBT juga dapat dipakai untuk menghadirkan pengalaman digital dari produk fisik. Kalau sebelumnya kita sudah sangat familier dengan aset NFT yang dapat dipakai untuk mengklaim produk fisik, yang ditawarkan di sini adalah kebalikannya, yaitu mengklaim pengalaman digital dengan memiliki suatu produk fisik.

Untuk memaksimalkan potensi PBT, Chiru Labs sengaja menjadikan standarnya sebagai proyek open-source yang dapat diakses dan disempurnakan oleh pihak manapun yang tertarik.

Ini bukan pertama kalinya Chiru Labs berinovasi dan membagikannya secara cuma-cuma ke publik. Sebelumnya, kreator NFT Azuki tersebut juga pernah merilis standar ERC721A, yang sejauh ini sudah banyak dipakai oleh proyek NFT lain demi menekan gas fee semaksimal mungkin.

Via: Cointelegraph.