Belakangan, semakin banyak game yang mengadopsi program partner untuk mengembangkan skena esports-nya. Tahun lalu, Riot Games telah mengadopsi program partner untuk VALORANT. Sementara pada awal Maret 2023, PUBG Mobile Esports memperkenalkan PUBG Mobile Partner Program. Dan di akhir bulan yang sama, KRAFTON mengungkap bahwa PUBG juga akan menawarkan program serupa.
Model program partner menarik karena ia menggabungkan model liga franchise dengan model liga terbuka. Dalam model program partner, liga dan turnamen esports papan atas mengadu tim-tim esports yang memang sudah jadi rekan maupun tim esports yang berhasil lolos dari babak kualifikasi terbuka. Jadi, organisasi esports yang sudah menjadi rekan tidak perlu khawatir mereka tidak akan bisa bertanding di kompetisi kelas atas.
Selain memberikan jaminan undangan untuk tim yang menjadi rekan, program partner juga biasanya menawarkan sistem revenue sharing. Melalui sistem ini, tim yang merupakan rekan akan mendapatkan potongan pemasukan dari total pendapatan liga atau total penjualan item kosmetik dalam game. Mengingat banyak organisasi esports yang ada di bawah tekanan untuk meraih untung, program partner yang ditawarkan oleh publisher merupakan tawaran yang menggiurkan.
Bagian terbaik dari program partner adalah untuk masuk dalam program tersebut, tim esports tidak harus membayar sejumlah uang ke pihak publisher. Hal ini berbeda dari liga esports yang menggunakan sistem franchise, seperti Overwatch League atau Call of Duty League dari Activision Blizzard. Untuk bisa bertanding dalam dua liga tersebut, organisasi esports harus membayar setidaknya US$20 juta.
Dalam program partner yang telah diimplementasikan di VALORANT, PUBG, dan PUBG Mobile, tim esports memang tidak harus membayar untuk bisa menjadi rekan resmi. Sebagai gantinya, mereka harus melalui proses panjang untuk mendapatkan persetujuan dari pihak publisher.
Program Partner di PUBG
Dalam ekosistem esports PUBG, program partner akan diterapkan untuk turnamen di level continental dan global. Sejauh ini, ada delapan tim yang menjadi bagian dari Global Partner Team di PUBG Esports. Delapan tim tersebut antara lain NaVi dari Ukraina, FaZe Clan dan Soniqs dari Amerika Serikat, Gen.G dari Korea Selatan, Four Angry Men, 17Gaming, dan Patrichor Road dari Tiongkok, dan Twisted Minds dari Arab Saudi.
Delapan tim tersebut akan langsung mendapatkan undangan untuk bertanding di PUBG Global Series (PGS). Kompetisi PGS sendiri akan mengadu delapan tim yang menjadi rekan serta tim-tim yang lolos babak kualifikasi di turnamen tingkat regional. Empat tim terbaik dalam PGS akan mendapatkan tiket untuk bertanding di PUBG Global Championship (PGC).
Bersamaan dengan peluncuran program Global Partner Team, KRAFTON juga mengumumkan bahwa mereka akan melakukan rebranding untuk kawasan Eropa, menjadi Europe, Middle East, and Africa (EMEA). Belakangan, tim-tim dari Timur Tengah dan Afrika memang sudah punya peran penting dalam skena PUBG Esports di kawasan EMEA. Karena itulah, KRAFTON memutuskan untuk menggunakan nama EMEA. PUBG EMEA Championship (PEC) akan menjadi turnamen utama di kawasan tersebut. Di turnamen itu, para tim yang bertanding punya kesempatan untuk mengumpulkan poin demi melaju ke PGC.
“Saya rasa, istilah EMEA sudah semakin dikenal oleh banyak orang. Dan sekarang adalah waktu yang tepat bagi kami untuk memperkenalkan kawasan EMEA dalam rangka rebranding dari subregion Timur Tengah dan Afrika,” kata Atila Yesildag, Head of Esports EMEA, KRAFTON pada Esports Insider. “PUBG EMEA Championship yang baru akan menjadi jalan utama bagi tim EMEA untuk mendapatkan PGC Points di tahun ini. Selain itu, mereka juga akan bisa mendapatkan poin di beberapa turnamen regional yang digelar oleh pihak ketiga.”
Usaha PUBG untuk Bangun Ekosistem Esports
Sejak PUBG Global Invitational 2018 digelar, PUBG menjadi salah satu game battle royale yang serius dalam mengembangkan ekosistem esports-nya. Epic Games sempat mencoba untuk melakukan hal yang sama dengan menggelar Fortnite World Cup pada 2019 di Arthur Ashe Stadium. Sayangnya, sejak saat itu, Epic tidak lagi terlalu fokus untuk mengembangkan ekosistem esports dari Fortnite.
Pandemi COVID-19 jadi salah satu faktor di balik pertumbuhan ekosistem esports PUBG. Namun, seiring dengan teratasinya pandemi, lanskap industri esports pun kembali berubah. Untuk menyesuaikan diri, KRAFTON memutuskan untuk merombak struktur kompetisi regional dan global dari PUBG. Pada akhirnya, hal ini berarti mereka akan mengadakan lebih banyak acara offline di tingkat regional dan global. Selain itu, mereka juga memperkenalkan program Global Partner Team.
Yesildag menjelaskan, untuk kawasan EMEA, KRAFTON menawarkan dua jenis kerja sama, yaitu Global Partner Teams dan Regional Partner Teams. Semua tim yang menyandang gelar Global Partner akan secara otomatis menjadi bagian dari program Regional Partnership. Lebih lanjut dia mengungkap, PUBG EMEA Championship akan diikuti oleh tim yang merupakan Regional Partner dan juga tim-tim yang lolos dari babak kualifikasi terbuka.
“PUBG Global Series (PGS) akan diikuti oleh Global Partner Teams dan tim yang lolos babak kualifikasi di tingkat regional. Terakhir, PUBG Global Championship (PGC), yang merupakan turnamen PUBG terbesar dalam satu tahun, akan bisa diikuti oleh tim tuan rumah serta tim-tim yang lolos kualifikasi dengan cara menduduki peringkat atas di turnamen PGS atau mendapatkan cukup PGC Points dari turnamen regional,” kata Yesildag.
Sumber header: ONE Esports