Kontribusi Penjualan AirPods ke Pemasukan Apple

Walau awalnya sempat dicemooh, AirPods kini laku keras di kalangan fans Apple

Ketika Apple memperkenalkan AirPods pada 2016, banyak orang yang mencemooh earphone tersebut. Namun, pada akhirnya, AirPods justru menjadi salah satu produk Apple yang laris terjual.

AirPods tidak hanya sukses dari segi penjualan, earphone itu juga digunakan oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk pemain NBA dan atlet skateboard, Jagger Eaton yang memenangkan medali Perunggu di Olimpiade Tokyo. Berbagai brands mewah pun, seperti Prada, Louis Vuitton, dan Coach, meluncurkan case mahal untuk AirPods.

Angka Penjualan AirPods dari Tahun ke Tahun

Apple tidak pernah mengungkap total penjualan AirPods. Meskipun begitu, para analis telah mengeluarkan berbagai laporan, memperkirakan total penjualan AirPods. Menurut Ming-Chi Kuo, analis Apple dari TFI Asset Management Limited, pada Q4 2021, Apple berhasil menjual 27 juta pasang AirPods.

Berkat penjualan AirPods tersebut, pemasukan dari divisi wearable Apple mengalami kenaikan sebesar 20% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, pada 2019, total pemasukan yang Apple dapat AirPods diperkirakan mencapai US$6 miliar, naik 2 kali lipat jika dibandingkan dengan pada 2018. Dari segi angka penjualan, pada 2020, jumlah AirPods yang terjual diduga menacpai 85 juta pasang. Dari sana, total pemasukan yang Apple dapat mencapai hampir US$15 miliar, menurut analis Wall Street, Toni Sacconaghi, dikutip dari HypeBeast.

Jika Anda mengamati tren penjualan AirPods, data dari Counterpoint Research menunjukkan, angka penjualan AirPods cenderung naik dari tahun ke tahun.

Pada 2017, total penjualan AirPods mencapai 15 juta. Angka itu naik menjadi 35 juta unit pada 2018. Satu tahun kemudian, pada 2019, angka penjualan AirPods kembali naik, menjadi 60 juta pasang. Sementara total penjualan pada 2020 mencapai 114 juta dan pada 2021, 85 juta unit.

Penjualan AirPods dari tahun ke tahun. | Sumber: Business of Apps

Pada 2021, Apple akhirnya memberikan update untuk lini AirPods mereka. AirPods 3 menjanjikan kualitas suara dan spatial audio yang lebih baik. Selain itu, earphone itu juga memiliki desain baru dan baterai yang bisa bertahan lama. Apple juga melengkapinya dengan customizable sound, fitur yang telah terlebih dulu tersedia di AirPods Pro.

Bersamaan dengan peluncuran AirPods 3, Apple menurunkan harga dari pendahulunya, AirPods 2. Tampaknya, alasan mereka melakukan itu adalah untuk membuat semakin banyak konsumen tertarik untuk membeli earphone tersebut. Apalagi, karena ada banyak earphone serupa AirPods yang dikeluarkan dari perusahaan pesaing, seperti Samsung dan Google.

Dan Ives, analis di Wedbush, mengatakan bahwa keseluruhan penjualan AirPods di 2021 memberikan kontribusi sekitar 5% pada total pemasukan Apple. Dia memperkirakan, besar kontribusi AirPods ke pemasukan keseluruhan Apple akan naik menjadi 20% pada 2022.

Menurutnya, hal itu akan terjadi berkat keputusan Apple untuk menurunkan harga AirPods 2 dan keberadaan AirPods 3. Sementara dari segi angka penjualan, dia menduga, Apple akan bisa menjual sekitar 100 juta unit AirPods di tahun ini, lapor CNN Business.

AirPods Pro generasi ke-2.

Walau Apple tidak mengungkap angka penjualan AirPods, satu hal yang pasti, AirPods dan Apple Watch dianggap sebagai dua produk paling sukses yang diluncurkan Apple di bawah kepemimpinan CEO Tim Cook.

Kedua perangkat itu juga merupakan produk penting dari divisi Wearables, Home, and Accessories. Berulang kali, divisi Wearables dapat mengumpulkan pemasukan yang lebih besar dari divisi Mac.

Bagaimana AirPods Bisa Menjadi Sangat Populer?

Apple meluncurkan earphone kabel, EarPods, pada 2009. Sebelum itu, selama 8 tahun, Apple sering mendapatkan keluhan dari konsumen bahwa earbuds buatan mereka kurang nyaman untuk dipakai. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Apple bekerja sama dengan Stanford University dalam mengumpulkan data tentang dimensi telinga manusia.

Dan setelah EarPods diluncurkan pun, Apple masih terus berusaha untuk memetakan telinga manusia, mengumpulkan lebih banyak data agar mereka bisa membuat earphone yang memang nyaman untuk dipakai. Penelitian inilah yang akan menjadi dasar dari kemunculan AirPods Pro.

EarPods merupakan hasil kerja sama Apple dan Stanford University.

"Kami bekerja sama dengan Stanford untuk melakukan scan 3D pada ratusan telinga dan berbagai bentuk telinga yang berbeda agar kami bisa membuat model earphone yang nyaman untuk digunakan oleh banyak orang," kata Greg Joswiak, Vice President of Product Marketing, Apple, pada WIRED.

"Untuk AirPods Pro, kami melanjutkan studi kami. Hal itu memungkinkan kami untuk membuat desain yang nyaman untuk digunakan oleh kebanyakan konsumen. Selain itu, kami juga menyediakan tiga tip sizes yang berbeda."

Memang, salah satu hal yang membuat AirPods sangat populer adalah karena ia nyaman dan mudah untuk digunakan. Sama seperti kebanyakan produk Apple, AirPods bisa langsung terhubung ke perangkat buatan Apple lainnya. Pengguna tidak perlu bingung dengan cara melakukan set up sebelum pemakaian.

Faktor lain yang mendorong penjualan AirPods adalah keputusan Apple untuk menghilangkan headset jack dari iPhone 7 pada 2016. Ketika itu, keputusan Apple menuai kontroversi. Sebagian konsumen marah dengan keputusan Apple. Di sisi lain, kekukuhan Apple untuk menghilangkan headset jack mendorong konsumen untuk menggunakan earbuds dan headphones tanpa kabel.

Apple menghilangkan headphone jack di iPhone 7. | Sumber: BukaLapak

"Apple membuat langkah cerdas dengan berhenti menawarkan aksesori sebagai paket dari penjualan iPhone. Jadi, konsumen akan terdorong untuk membeli aksesori dengan harga premium," kata David McQueen, Research Director dari ABI Research, dikutip dari CNN Business.

"Apple seolah-olah berkata bahwa jika konsumen bisa menghabiskan sekitar US$1.000 untuk membeli iPhone, mereka seharusnya juga tidak keberatan mengeluarkan beberapa ratus dollar untuk membeli aksesori dari smartphone tersebut."

Sumber header: ready made.