Dark
Light

Konsistensi Airy Mengembangkan Ekosistem Hotel Budget

3 mins read
November 26, 2019
Layanan hotel budget Airy masih fokus ke pasar lokal. Belum tertarik ekspansi global meski sudah mendapat tawaran dari calon mitra strategis
CEO Airy Danny Handoko / Airy

Startup jaringan hotel budget Airy memandang Indonesia masih memiliki peluang besar untuk mengembangkan hotel budget, kendati sudah banyak pemain sejenis bermunculan di sini, seperti RedDoorz, Oyo, dan Zen Rooms. Menurut pihak Airy, kualitas hotel melati (unbranded atau bintang tiga ke bawah) masih banyak yang jauh dari standar.

Dalam wawancara dengan DailySocial, CEO Airy Danny Handoko mengatakan jenuh atau tidaknya industri hotel budget harus dilihat dari dua sisi, apakah over supply atau demand. Menurutnya, yang terjadi sekarang ini adalah supply akomodasi budget yang bagus jauh lebih sedikit, sehingga kurang bisa memenuhi tingginya demand.

“Masih banyak pemilik hotel melati yang tidak punya perspektif yang sama terkait hotel budget. Sehingga kalau dibilang jenuh, secara average nationwide, kita masih kekurangan properti yang high quality dan value for money,” terangnya.

Kualitas hotel yang semakin baik punya korelasi yang dekat dengan meningkatnya ekonomi di kota tersebut karena semakin sering dikunjungi oleh wisatawan. Hanya saja tiap pemilik hotel punya masalah tersendiri. Masing-masing bisa ditangani dengan solusi 4T, yang terdiri dari teknologi, transformasi, transparansi, dan training.

Airy didirikan oleh Danny dan rekannya Samsu Sempena (CTO Airy) sejak tahun 2015. Mereka berdua pernah bekerja di Traveloka sebelum akhirnya merintis Airy. Saat ini perusahaan memiliki karyawan lebih dari 300 orang.

Terkait pendanaan dan investor di balik perusahaan, Danny masih menutup rapat-rapat informasi tersebut, termasuk apakah Traveloka menjadi salah satu investor Danny hanya menyebut Traveloka sebagai strategic affliate partner.

Dia menjelaskan setiap pendanaan yang diterima Airy selalu diarahkan untuk merekrut talenta baru, pemasaran, dan mengembangkan produk.

Layanan Airy

Danny mencontohkan, bila ada pengelola yang paham dengan basic hospitality, namun belum untuk sisi teknologi, bisa memanfaatkan layanan teknologi saja dari Airy. Begitupun sebaliknya.

Layanan teknologi disediakan untuk memenuhi sisi supply dan demand. Di sisi supply, ada Airy Ease untuk sistem manajemen hotel berbasis online dengan fitur booking dan reservasi, HRS, dan finance system yang diakses secara real time dan disajikan secara transparan.

Berikutnya adalah Airy Aura, kios check-in mandiri untuk percepat proses penerimaan tamu sehingga turut bantu memudahkan operasional hotel saat peak season; dan Airy Community, platform pelatihan aspek housekeeping dan front office.

Airy Aura
Airy Aura

Sedangkan untuk supply, Airy menyediakan tiga jenis layanan, untuk Airy Rooms, Airy Flight, dan asuransi perjalanan. Layanan teranyar, Airy for Business disediakan untuk konsumen B2B. “Essence buat konsumen adalah menyelesaikan pain point mereka, selama itu bisa ditangani dengan baik, saya yakin loyalitas mereka akan tumbuh.”

Di sisi lain, Danny menerangkan Airy memastikan setiap mitra properti yang bergabung dapat sustain untuk jangka panjang dan bisa mencetak profit. Harga yang tertera di aplikasi sudah mencakup komponen pembagian komisi yang jelas untuk Airy dan pemilik properti.

Transparansi seperti ini adalah upaya perusahaan untuk menciptakan ekosistem hotel budget yang lebih sehat. “Short sustain itu hanya menguntungkan diri sendiri, justru merusak ekosistem. Makanya kami memastikan bisnis kami ini transparan buat mitra, karena kebanyakan properti yang kami kelola adalah lanjutan dari properti pertama mereka.”

Danny mengklaim, berdasarkan studi internal, Airy unggul sebagai brand favorit bagi pemilik properti maupun para pelancong. Tingkat churn rate, disebutkan juga terendah. Disebutkan loyalitas konsumen Airy lebih tinggi dari industri hospitality.

Secara bisnis, pertumbuhan Airy secara tahunan dijaga di angka 50%-60%. Berdasarkan jumlah pesanan yang masuk, menurutnya, tiket penerbangan lebih tinggi daripada booking kamar. Akan tetapi dia meyakini ke depannya, porsi antara keduanya akan imbang.

“Dari tahun pertama ke tahun kedua Airy kami tumbuh cukup signifikan, bahkan bisa hit dua kali lipat. Tapi pertumbuhan tahunan kita selalu dijaga di kisaran 50%-60%.”

Taktik yang dilakukan untuk mencapai itu adalah mengukur consumer lifetime value (CLTV), consumer acquisition cost (CAC) dan keseluruhan life cycle dari tiap produk. “Karena increase value buat konsumen jadi keyword kita untuk menjaga pertumbuhan bisnis tahunan.”

Pengembangan produk

Dibandingkan kompetitornya, Airy tergolong pemain yang cukup konsisten menggarap ranah hotel budget. Danny menyebut kebutuhan akomodasi untuk wisatawan menjadi fokus yang diutamakan, ketimbang bermain di vertikal lain seperti indekos.

Malah Airy ke depannya berencana memperkuat akomodasinya berjenis Airy Premier agar dapat menjangkau seluruh segmen wisatawan. Lokasi terbaru Airy Premier berada di Seminyak, Bali. Disebutkan Airy memiliki enam tipe premier di berbagai lokasi dan ke depannya akan ditambah terus jumlahnya.

Airy Premier Seminyak
Airy Premier Seminyak

“Tentu kita akan menambah Airy Premier. Kita terbuka pada peluang tersebut. Namun kita cukup selektif karena Airy Premier ini harus memberikan kualitas dan janji yang tinggi.”

Airy Premier sebenarnya sudah diperkenalkan sejak tahun lalu, tetapi jumlah akomodasinya tidak begitu pesat karena dipilah-pilih secara selektif. Sebelum pemilik properti mendaftarkan diri, mereka harus mengisi 89 checklist pertanyaan untuk menentukan harga dan tipe akomodasi mana yang tepat.

Tercatat Airy memiliki lebih dari 2 ribu properti dan 30 ribu kamar yang tersebar di lebih dari 100 kota. Mayoritas adalah kategori Airy Eco dan Standard. Untuk tipe akomodasi syariah disebutkan ada lebih dari 400 properti dengan 5 ribu kamar tersebar di 50 kota.

Seluruh properti tersebut dijual tidak hanya mengandalkan aplikasi Airy, tapi juga listing ke berbagai pemain OTA. Disebutkan ada lebih dari 200 situs OTA, mulai dari Traveloka, Booking.com, Agoda, dan Expedia untuk menarik wisatawan inbound dan outbound.

Secara produk, ada potensi bagi Airy untuk berekspansi secara regional, bahkan global, karena bisnisnya dapat direplikasi ke negara lain dengan kondisi yang mirip di Indonesia. Danny mengaku sudah didekati berbagai calon mitra potensial dari luar negeri.

Meski demikian, Danny menekankan Indonesia masih menjadi negara utama karena masih banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

OPPO Resmi Luncurkan ColorOS 7 dengan Seabrek Pembaruan dari Segi Visual, Fungsionalitas dan Performa

Next Story

Industri Esports di Negara-Negara Berkembang Bakal Tumbuh Pesat Pada 2020

Latest from Blog

Don't Miss

Menempati Posisi Tertinggi: Mengungkap Seluk Beluk Bisnis Traveloka (Bagian 2 dari 2)

Bagian 1 menyajikan perjalanan awal Traveloka serta perkembangannya mulai dari pilihan

Menempati Posisi Tertinggi: Mengungkap Seluk Beluk Bisnis Traveloka (Bagian 1 dari 2)

Sepuluh tahun lalu, Ferry Unardi adalah seorang mahasiswa di Harvard