Hasil penelitian Google menunjukkan 80 persen orang Indonesia mencari info terlebih dahulu di internet sebelum berlibur. Pasar yang menggiurkan itu membuat banyak bermunculan situs travel. Konsekuensinya kemudian, sebuah situs perjalanan harus memiliki daya tarik yang unik untuk bisa bertahan menghadapi persaingan.
Salah satu upaya untuk menonjol adalah menawarkan informasi untuk pasar yang spesifik karena memang setiap orang memiliki kecenderungannya masing-masing dalam memilih liburan. Ada yang menyukai tantangan, kuliner, dunia malam atau senang dengan pagelaran budaya tempat dituju. Selain itu ada juga tipe glamorous pack, yakni penjelajah yang hanya senang berlibur di kota-kota atau daerah dengan infrastruktur yang nyaman dan stabil.
Ini yang dilakukan oleh LiburKeluarga yang khusus membidik para wisatawan yang berlibur bersama keluarga. Pasar liburan keluarga ini pun memang masih menarik. Karena bagi yang berkeluarga atau mempunyai anak, terlepas dari gaya berlibur yang mereka sukai, pasti akan ada agenda liburan bersama keluarga. Dalam hal ini anak-anak akan ikut serta. Tujuannya juga tempat-tempat liburan yang bisa dinikmati anak-anak dan seluruh anggota keluarga.
Dalam mencari tempat-tempat asyik berlibur kembali lagi masalah preferensi akan berbicara. Ada yang menyukai jenis ulasan yang disodorkan media dan ditulis oleh wartawan, namun, ada juga tipe khalayak yang lebih menyukai membaca sebuah ulasan berdasarkan pengalaman pribadi perjalanan orang biasa.
Nah, LiburKeluarga berusaha menyajikan keduanya. Isi dari situs ini adalah user generated content digabungkan dengan editorial. Artikel didapat dari kiriman khalayak umum, setelah itu tim akan memilih cerita untuk ditayangkan.
“Walau saat ini penulis kami dapat langsung men-submit cerita di website, tapi beberapa di antara mereka masih mengirim cerita mereka melalui email ke redaksi kami. Kami suka ini, karena dengan demikian kami bisa mengenal pengirim cerita secara langsung dan pribadi,” ujar Moza Pramita, pendiri situs ini yang selama ini dikenal publik sebagai pemandu acara TV dan penyiar radio.
Situs ini lahir dari persahabata Moza dan Wendy Soeweno yang masing-masing adalah ibu dua anak. Saking seringnya, bertukar info lokasi dan hotel yang cocok untuk liburan bareng anak-anak mereka. Akhir cerita, Wendy mencetuskan ide untuk membuat situs yang kemudian juga disetujui Moza. Maka resmilah hadir LiburKeluarga sejak November 2011 lalu, di bawah bendera PT. Wolu Aksara Maya.
Praktis November ini LiburKeluarga telah berjalan selama dua tahun dan rahasia bertahan selama menurut pengakuan Moza ada dua. Pertama, karena mereka menyukai hal yang mereka kerjakan, kedua, pengunjung situs LiburKeluarga suka dengan cerita-cerita liburan yang ditulis langsung oleh anggota keluarga (seperti ayah atau ibu), dengan latar belakang dan gaya bahasa mereka masing-masing. “Seperti membaca diary atau jurnal perjalanan keluarga lain. Unik dan penuh inspirasi,” ujarnya.
LiburKeluarga menawarkan banyak info perjalanan bersama keluarga, mulai dari tujuan, info hotel, tips, hingga hot deals yang isinya paket liburan hingga penerbangan.
Meski mengatakan kemampuan server dari LiburKeluarga yang masih kecil, Moza cukup puas melihat perkembangan traffic website LiburKeluarga. “Di tahun pertama kenaikan hampir 100 persen untuk setiap bulan. Memasuki tahun kedua, terlihat mulai stabil. LiburKeluarga tidak buru-buru mematok traffic yang tinggi untuk dua tahun ini karena kemampuan server yang digunakan masih kecil.”
Dalam satu bulan LiburKeluarga dikunjungi sekitar 6.500an unique visitors. Hingga saat ini telah menampilkan sebanyak 355 cerita liburan, dengan 127 tujuan dalam dan luar negeri. “Kiriman cerita dalam sebulan mencapai 15 hingga 20 cerita, tergantung saat ini musim libur atau tidak, karena yang kami tampilkan lebih kepada cerita liburan yang menginspirasi. Inilah tantangan sebenarnya. Kan tidak setiap hari para penulis kami berlibur,” tutur Moza.
Untuk ke depannya, selain terus ingin menambahkan fitur yang memudahkan pengguna mengirim ceritanya, LiburKeluarga ingin mengumpulkan kisah unik pengguna mereka dalam satu buku. “Kami ingin memilih beberapa cerita bagus selama setahun terdahulu untuk dirangkum menjadi satu mini-book entah itu dalam bentuk cetakan atau e-book,”tutup Moza.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]