Berbicara soal PC gaming, Acer mungkin bukanlah nama pertama yang muncul di benak kita. Tapi tahukah Anda, Acer sebetulnya telah lama memperkenalkan produk kelas antusias lewat brand Predator, bahkan lebih dulu dari kompetitor besarnya. Sudah beberapa tahun ini Predator tidak menunjukkan taringnya di Indonesia, hingga belakangan gamer mulai menyebut-nyebut brand itu kembali.
Mungkin terpancing melihat upaya para rivalnya yang begitu gencar menginvasi ranah gaming nusantara, pada tanggal 10 Desember 2015 kemarin Acer meluncurkan jajaran produk di bawah panji Predator ke Tanah Air. Ia bukan hadir dalam satu tipe perangkat, namun meliputi jenis berbeda yaitu notebook, desktop, monitor hingga proyektor. Acer mengklaim bahwa Predator merupakan sebuah platform gaming terlengkap.
Kata Acer, produk-produk Predator anyar ini diramu demi menyuguhkan ‘pengalaman bermain di tingkat tertinggi’ serta sebagai upaya Acer menjadi bagian dari pengembangan dunia esport lokal. Produsen hardware dan elektronik asal Taiwan itu menyampaikan, melihat dari riset Newzoo, pasar gaming Indoesia di 2015 diprediksi mampu menghasilkan pemasukan US$ 321 juta, tumbuh 56 persen dibanding tahun sebelumnya – menempatkan negara kita di peringkat kedua Asia Tenggara (dan ke-24 di dunia).
Jadi seperti apa perangkat gaming dari Acer? Mereka meluncurkan Predator G6, desktop gaming berdesain futuristis bersenjata prosesor Intel Core generasi keenam, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 980, dan memori RAM DDR4 sampai 64GB – sebuah pernyataan tak tertulis mengenai bagaimana Acer sama sekali tidak kehilangan sentuhan dalam meracik device gaming tradisional. Ia dibekali fitur One-Punch Overclocking: tekan satu tombol, dan level performa langsung melesat.
Buat mereka yang lebih menyukai ber-gaming di atas notebook, Acer menyediakan Predator 17 dan Predator 15. Angka di sana mengacu pada luas layar, keduanya mengusung tipe IPS beresolusi full-HD. Bagian jeroannya tidak kalah mutakhir dibanding merek-merek pesaing, dan identitas gamer berupa kombinasi warna merah serta hitam turut mendominasi tubuhnya. Untuk solusi pendingin hardware di iklim tropis Indonesia, Acer membubuhkan teknologi FrostCore, diklaim sanggup menurunkan temperatur GPU dan CPU sampai lima persen.
Ingin menikmati game yang lebih casual? Silakan pilih Aspire V Nitro atau Aspire V15. Acer menjelaskan bahwa kedua notebook ini tetap ideal untuk menangani permainan-permainan ‘kelas menengah’, dikemas dengan tampilan elegan dan ramping.
Acer juga menyuguhkan curved gaming monitor Predator X34. Ia sangat cocok untuk dipasangkan ke Predator G6, memiliki ukuran 34-inci dengan rasio 21:9 dan beresolusi QHD (3440×1440), tak lupa ditopang Nvidia G-Sync. Refresh rate dapat di-overclock sampai 100Hz, memastikan mata Anda tetap nyaman saat dituntut fokus ke layar dalam waktu lama.
Monitor terlalu mainstream untuk Anda? Bagaimana dengan proyektor khusus gaming pertama di dunia, diberi nama Predator Z650. Ia mempunyai kemampuan menampilkan gambar berformat 3D, bisa dilihat lewat kacamata khusus. Z650 didukung fitur short throw, mampu memproyeksikan output seluas 100-inci hanya dari jarak 1,5 meter.
Di lembar rilis pers yang saya dapatkan, Acer belum memberikan info harga dan ketersediaan secara rinci. Tapi sepertinya mereka sudah menyiapkan layanan purnajual, ditopang jaringan Acer Custumer Service Center, tersebar di 95 titik di 79 kota Indonesia.