Pada bulan Maret tahun ini operator seluler XL Axiata bekerjasama dengan SK Planet dari Korea Selatan, untuk mendirikan toko online Elevenia Indonesia. Praktik berbelanja secara online di Indonesia memang telah mulai marak selama berapa tahun terakhir ini dan cukup banyak konsumen Indonesia yang sudah nyaman melakukannya. Diluncurkannya Elevenia Indonesia menimbulkan beberapa pertanyaan kritis dari beberapa pihak, antara lain dari para retailer online lokal yang telah hadir lebih dulu, dari para konsumen toko online, maupun pengguna layanan telepon seluler.
Toko online: sumber pemasukan yang menggiurkan
Di tengah ‘tumbangnya’ beberapa operator seluler dikarenakan masalah pemasukan (revenue), seperti Axis yang dibeli oleh XL Axiata ataupun merger-merger lainnya selama berapa tahun terakhir ini, salah satu strategi yang dicoba oleh para operator untuk meningkatkan pemasukan adalah dengan memasuki pasar ‘online store’ atau toko online.
Harus diakui bahwa retail online adalah pasar yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Saat ini pengguna Internet di Indonesia telah mulai nyaman, dan tidak terlalu takut berbelanja melalui Internet. Berbelanja online bisa dilakukan melalui toko e-commerce (Zalora, Berrybenka), melalui marketplace dan online classified (OLX dan Qoo10 Indonesia), melalui forum Internet (Kaskus dan DetikForum), melalui akun media sosial (Facebook dan Twitter), dan bahkan melalui layanan messaging (BBM, WhatsApp, dan Line).
Hal ini disadari oleh XL Axiata, yang mulai mengandalkan layanan digital sebagai sumber pemasukan (revenue) utama. Langkah XL Axiata membuka toko online pun segera segera diikuti oleh Indosat. Tentunya langkah para operator seluler Indonesia ini, untuk memasuki pasar toko online, bukanlah didasari oleh latah belaka. Menjadi penyedia “lapak online”, terbukti telah menjadi sumber pemasukan yang berkelanjutan (sustainable), bahkan menguntungkan. Tentunya, bila layanan toko online tersebut dikelola dengan baik secara bisnis.
Dibanding dengan toko-toko online yang beroperasi sendiri, Elevenia memiliki satu keuntungan taktis. Elevenia didukung oleh sebuah penyedia jaringan telepon seluler yang sekaligus bertindak selaku penyedia jasa sambungan Internet.
Kekhawatiran dan ketidakkhawatiran pasar
Secara logis tidak terlalu mengherankan muncul sebuah kekhawatiran di antara beberapa kalangan karena kedekatan Elevenia dengan XL Axiata. Ada kekhawatiran XL akan terlalu mempromosikan Elevenia dengan terlalu gencar, seperti misalnya melalui iklan-iklan adpop yang muncul beberapa waktu lalu. Selain itu juga rasanya logis juga membayangkan kekhawatiran para penyedia jasa toko online lainnya terhadap Elevenia sebagai pesaing mereka.
Namun nyatanya kekhawatiran-kekhawatiran ini tidak terlalu terbukti. Pengguna jaringan XL tidak merasa terganggu oleh iklan-iklan Elevenia. Pun toko-toko online yang telah ada tidak terlalu terpengaruh oleh kehadiran Elevenia. Elevenia telah menjadi sebuah layanan online, di antara banyak toko online lainnya yang telah lebih dahulu hadir.
Pasar Terbuka: siapapun silakan “bermain”
Langkah para operator seluler membuka toko online, misalnya Elevenia, menurut saya adalah sah-sah saja. Selama bermanfaat bagi konsumen dan tidak merugikan atau menimbulkan ketidaknyamanan pada komsumen, retail online adalah sebuah sumber pemasukan yang efektif bagi operator seluler. Konsumenlah yang pada akhirnya menentukan sukses-tidaknya sebuah retailer online. Bila pada akhirnya jumlah konsumen yang mengunjungi pun berbelanja di Elevenia tidak mencukupi, tentunya akan sulit bagi Elevenia untuk dapat bertahan.
Selain menelusuri retail online sebagai sumber pemasukan, ada baiknya para operator seluler juga menyelidiki berbagai layanan yang juga dapat menguntungkan para konsumen online, seperti misalnya layanan pembayaran online. Para operator seluler tak perlu bersaing dengan retailer online secara head-to-head dan malah bisa bekerja sama dengan lebih sinergis lagi dengan retailer online lokal.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]