Dark
Light

Kerja Sama dengan GHL Systems Malaysia, Peruri Digital Security Kembangkan Sistem Pembayaran Online

1 min read
February 18, 2014

Tidak banyak tahu bahwa perusahaan umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) telah terjun ke dunia digital dengan meluncurkan PT Peruri Digital Security (PDS) sejak bulan September 2011. Tanggal 12 F ebruari lalu, PDS menandatangani nota kesepahaman dengan GHL Systems Malaysia untuk mengembangkan dan mempromosikan produk-produk sistem pembayaran mikro, Internet Payment Gateway, dan sejumlah sistem pembayaran elektronik lainnya.

Dengan kerja sama ini PDS melengkapi skema bisnis yang ditawarkannya, yang meliputi personalisasi dan pengembangan teknologi smart card, sistem manajemen berbasis kartu, sertifikat otentikasi (pembayaran online), dan e-Validation serta e-Authentication. Meskipun demikian, PDS bukanlah penerbit e-money. Menurut Direktur Utama PDS Kemal Santoso, seperti dikutip dari IndoTelko, “PDS memosisikan diri sebagai fasilitator yang berupaya mewujudkan adanya interoperability sistem pembayaran nasional, termasuk mewujudkan implementasi certification of authority di dalam ekosistem pembayaran.”

GHL Systems adalah perusahaan publik Malaysia yang baru-baru ini mengakuisisi e-Pay Asia — salah satu pionir sistem pembayaran elektronik di Asia Tenggara. Langkah kerja sama dengan PDS merupakan usaha GHL Systems untuk memasuki pasar Indonesia yang potensial.

Selain bekerja sama dengan GHL Systems, PDS telah menjalin kerja sama strategis dengan PT Wahyu Kartumasindo International, PT Cipta Sriganti Lestari, PT Multipolar, PT Jati Piranti Solusindo, PT Angkasa Pura I Logistik, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan Hard Rock Cafe Jakarta.

Ini adalah konsep diversifikasi yang dijalankan oleh Peruri untuk menambah pendapatan alternatif. Bermodal Rp 80 miliar, PDS diharapkan mampu menjadi yang terdepan dalam ekosistem pembayaran. Ke depannya PDS menargetkan mampu menyumbang 10% dari omzet Peruri. Saat ini 65% pendapatan Peruri berasal dari pencetakan uang dan 33% berasal dari pencetakan dokumen (paspor, perangko, materai).

Di Indonesia sendiri sudah ada sejumlah perusahaan yang bermain di pasar pembayaran elektronik, termasuk di antaranya adalah Finnet yang merupakan bagian Grup Telkom, Indopay, Doku, dan Veritrans.

[Ilustrasi Foto: Shutterstock]

Previous Story

Respawn: Titanfall Adalah Integrasi Singleplayer dan Multiplayer

Next Story

Android Pernah Ditolak Samsung

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Sepulsa lakukan rebranding menjadi Alterra, perusahaan holding untuk layanan pembayaran dan program inkubator Alterra Academy

Sepulsa “Rebranding”, Jadi Bagian dari Perusahaan Induk “Alterra”

Sepulsa, startup agregator pembayaran online, melakukan rebranding menjadi Alterra, sebuah
CEO DANA Vincent Iswara, CCO Dana Chrisma Albandjar, Direktur Marketing DANA Timothius (Timo) Martin / DailySocial

Layanan Pembayaran DANA Tambah Kemitraan dengan TIXid, Reservasi, dan Ramayana

Layanan pembayaran yang mengusung sistem open platform, DANA, kembali menambah