23 July 2021

by Asti

Kenapa Harus Bekerja di Startup? Ini Dia Suka Duka Jadi Anak Startup!

Senang dan susahnya menjalani kehidupan sebagai anak startup, akrab dengan multitasking dan fleksibelitas

Hal apa yang terlintas ketika mendengar kata ‘Anak Startup’?

Sebagian dari kita mungkin akan memikirkan beberapa hal yang sama seperti fleksibilitas, kreatif, santai, pakaian kasual, dan sebagainya. 

Sebagai salah satu perusahaan startup, DailySocial.id akan membahas mengenai lika-liku menjadi “anak startup” dan apa saja yang perlu dipersiapkan, buat kamu yang tertarik untuk melanjutkan karir sebagai pekerja di bisnis startup.

Salah satu alasan kenapa label “anak startup” menarik untuk dibahas adalah, kultur kerja di perusahaan startup yang terkenal cenderung santai, fleksibel, namun tetap profesional. Biasanya hal ini didukung pula oleh peraturan yang juga cenderung modern, seperti tidak adanya seragam, absensi manual, konsep open-space office, dan lain sebagainya. Bagi anak startup, hal ini lumrah, namun bagi mereka yang terbiasa dengan kultur korporasi, kultur startup mungkin akan terdengar sedikit ‘nyeleneh’.

Fleksibilitas Anak Startup = Palugada?

Membahas mengenai anak startup pasti tidak terlepas dari teknologi yang menuntut para pekerjanya agar lebih adaptif, kreatif, dan fleksibel untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.  Namun perlu diakui bahwa tekanan pekerjaan memang kerap kali menjadi salah satu problematika yang sering kita jumpai, yang jelas di mana pun kamu bekerja tidak akan pernah terlepas dari hal ini. Termasuk pada perusahaan startup.

Makna ‘fleksibel’ dalam kosa kata anak startup bisa memiliki dua arti, pertama, alih-alih bekerja secara fleksibel namun yang terjadi justru stress karena dituntut untuk mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu adalah respon paling umum yang keluar dari mulut karyawan startup. Kedua, fleksibel di dunia startup justru menguntungkan pekerja untuk bisa mengatur waktu sesuai dengan mood terbaik yang kamu miliki. Yes, setiap orang biasanya memiliki jam terbaiknya sendiri-sendiri.  

Tenang, kami punya solusinya. Menurut artikel DailySocial ini, ada beberapa langkah yang dapat kamu terapkan untuk mengurangi tingkat stres ketika kamu mengalami tekanan dalam melakukan pekerjaan.

Membahas fleksibilitas masih erat kaitannya dengan istilah populer palugada, yang artinya satu karyawan memiliki slot pekerjaan yang tidak terbatas atau di luar job title yang dimilikinya. Banyak pro kontra jika membahas hal tersebut, namun hal menarik dari istilah tersebut para pelaku anak startup bisa eksplorasi dan menambah pengalaman dari berbagai bidang. Outcome-nya anak startup bisa memahami jati diri pekerjaan mereka, pekerjaan apa yang cocok dan mereka sukai sesuai dengan keinginannya.

Multitasking dan Suasana yang Santai

Dalam setiap aspek kehidupan yang kita jalani tentunya memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang, contohnya ada orang baik ada orang jahat, ada siang dan ada malam. Hal tersebut juga berlaku untuk startup, ada suka dan duka tentunya.

Beberapa respon positif yang muncul ketika dimintai pendapat saat bekerja pada perusahaan startup, terbiasa melakukan multi-tasking­ masih menjadi perdebatan terkait kesehatan mental. Pasalnya ketika kamu terbiasa melakukan kegiatan tersebut tentunya kamu akan memiliki manajemen waktu yang lebih baik, tidak hanya itu ekosistem kerja yang dibangun cenderung lebih santai juga ternyata berhasil meninggalkan kesan positif.

Skill yang Harus Dimiliki Anak Startup

Lingkungan di mana kita kerja memang kerap kali menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja bekerja kita, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor. Jika melihat dari penjelasan di atas apakah membuat kamu tertarik untuk bergabung dengan startup?

Jika iya, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk bergabung dengan startup, hal ini terkait dengan skill apa saja yang harus kamu miliki untuk menunjang kinerja dalam perusahaan startup.

Faktor pertama adalah kamu diharuskan untuk memiliki skill komunikasi yang baik. Hal ini dikarenakan ketika kamu bergabung dengan startup maka seluruh ide dan gagasan kreatifmu akan dipertimbangkan oleh rekan-rekan sekalian. Faktor yang kedua adalah melek teknologi, dapat menggunakan teknologi secara optimal menjadi faktor kunci yang akan menunjang pekerjaanmu pada startup. Hal ini karena segala hal yang ada pada startup akan bersinggungan langsung dengan teknologi. Yang terakhir, kamu harus memiliki sifat mandiri dan gigih, segala keputusan yang kamu buat akan berpengaruh terhadap berjalannya startup.

Hal lain yang berpengaruh terkait soft skill, seperti kreativitas, berpikir kritis, hingga visioner. Hal tersebut bisa dilatih dengan melakukan berbagai aktivitas yang kamu sukai, misalnya dengan hobi, hingga dari pengalaman organisasi, komunitas, maupun pekerjaan yang pernah kamu jalani selama masa kuliah ataupun saat bekerja.

Di luar itu semua, tentu ada beberapa hard skill yang harus dimiliki sesuai dengan pekerjaan yang kamu minati. Sebagai contoh, buat kamu yang berprofesi sebagai Graphic Designer, tentunya skill yang dibutuhkan adalah penguasaan beberapa tools yang menunjang kinerja kamu untuk mendesain, seperti contohnya Adobe Photoshop, Illustrator, dan sebagainya.

Dengan beberapa skill di atas, kamu bisa mengasah soft dan hard skill agar semakin berkembang, sehingga saat kamu melamar di perusahaan startup, kamu punya hal yang bisa dijual kepada perusahaan tersebut dan akhirnya, selamat datang di dunia startup! 

Tertarik untuk bergabung di industri startup?