Hari ini di event Forbes di Jakarta, Steve Christian CEO Kapanlagi Grup mengumumkan bahwa grupnya dalam proses merger dengan Fimela Grup yang membawahi situs Fimela, Muvila dan Sooperboy. Kami berbincang dengan Ben Soebiakto, CEO Fimela Group mengenai merger yang mengubah tatanan kekuatan media digital di Indonesia.
Ketika dihubungi DailySocial, Ben menyatakan bahwa alasan utama merger ini adalah untuk mengembangkan ceruk pasar dan tentunya untuk alasan revenue dari kedua perusahaan. Meskipun kabar ini sudah terdengar sejak beberapa bulan silam, namun secara resmi baru diumumkan ke publik hari ini oleh Steve, CEO Kapanlagi yang juga membawahi situs-situs seperti Merdeka.com, Bola.net, Vemale.com dan Otosia.com.
Jika dilihat dari peta persaingan, Fimela yang masih terbilang baru sebenarnya berpotensi menjadi ancaman bagi Kapanlagi yang memang bisa dibilang hampir tidak ada pesaingnya untuk segmen infotainment. Dengan inovasi dan kekuatan editorial yang menyegarkan, banyak pihak yang melihat Fimela muncul sebagai kekuatan baru di industri media digital di Indonesia, yang membuatnya makin mengejutkan mendengar berita keduanya memutuskan untuk berkolaborasi ketimbang berkompetisi.
Harus ditekankan bahwa Kapanlagi tidak mengakuisisi Fimela, tetapi merupakan merger dimana kedua grup perusahaan tersebut akan berpindah kepemilikan dibawah holding KapanLagi Networks. Pertanyaan yang muncul adalah, kenapa perusahaan sebesar KapanLagi Networks tidak mengakuisisi dan malah merger dengan perusahaan seperti Fimela yang terbilang baru. Sebagai catatan, KapanLagi Networks saat ini memiliki sekitar 18-19 juta pengunjung unik sedangkan Fimela Grup secara keseluruhan memiliki sekitar 4 juta pengunjung unik.
Jawabannya, menurut Ben, adalah metode branded marketing content mumpuni yang dimiliki oleh Fimela group. “Sejak awal kami memang tidak tertarik dengan akuisisi, tapi kami melihat visi ke depan melalui merger ini adalah untuk menggabungkan model marketing digital yang terintegrasi antara produksi konten dan distribusi konten”, sahut Ben. Dirinya melihat bahwa Fimela memiliki kekuatan untuk memproduksi konten-konten yang kuat untuk klien-kliennya, sedangkan Kapanlagi bisa menjadi kanal distribusi konten yang luar biasa besar. Baik Kapanlagi dan Fimela memang sepertinya saling melengkapi kekurangan masing-masing.
Sealin memiliki kesamaan klien, Fimela dan Kapanlagi juga memiliki kesamaan lainnya. Sugiono Wiyono, mungkin nama yang tidak terlalu asing di telinga pemain industri internet di Indonesia, merupakan Direktur Trikomsel yang merupakan salah satu investor lokal paling aktif di industri teknologi di Indonesia. Sugiono yang merupakan investor di KapanLagi dan juga Fimela, juga merupakan penghubung antara Steve dan Ben ketika membahas lebih lanjut kerjasama strategis di antara kedua perusahaan portfolionya tersebut.
Setelah proses merger ini selesai, Ben akan memimpin Sales dan Marketing untuk group baru ini. Belakangan terdengar santer kabar bahwa CEO Kapanlagi Steve Christian akan hengkang dari Kapanlagi, namun Ben membantah isu tersebut dengan menyatakan bahwa Steve memimpin tim inovasi dan optimasi kinerja produk-produk Kapanlagi Grup.
Agaknya grup besar ini, yang tetap dinamakan KapanLagi Networks, akan menjadi salah satu pemain raksasa di industri media terutama untuk vertikal lifestyle dan infotainment. Bisnis media merupakan bisnis yang keras dan menuntut adanya inovasi secara konstan, dan belajar dari berita merger ini, juga dibutuhkan kompromi antar banyak pihak untuk mencapai kesuksesan. Satu hal yang pasti, akuisisi ini akan makin membuat industri media online di Indonesia kian hangat. Sepertinya tinggal menunggu berita akuisisi saja sebelum akhirnya memanas.