Setelah pengumuman redesign homepage Facebook kemaren serta beberapa perkembangan fitur yang mereka luncurkan, sebuah pertanyaan masih menggantung dipikiran saya. Akan kemana perjalanan Facebook selanjutnya?
Setidaknya ada dua kabar yang membuat saya kemudian berpikir tentang perkembangan Facebook ini, yang pertama adalah berita tentang layanan webmail dari Facebook dan sistem search yang baru.
Seperti yang ditulis oleh TechCrunch, menurut sumber yang mereka dapatkan bahwa Facebook tengah mengembangkan dan akan meluncurkan sistem webmail sendiri, jadi nantinya para pengguna Facebook akan diberikan fasilitas email tersendiri.
Berita ini memang masih harus menunggu untuk melihat kadar kebenarannya, tapi kita misalkan saja bahwa, sumber yang didapat oleh TechCrunch ini benar, maka apa sebenarnya yang dicari oleh Facebook dengan fasilitas ini.
Saya sendiri jadi teringat dengan fitur reply lewat email yang sudah diluncurkan oleh Facebook beberapa waktu yang lalu, apakah fitur reply lewat email ini adalah persiapan untuk layanan email ala Facebook? Kita berandai-andai saja bahwa premis ini benar, maka nantinya para pengguna Facebook akan bisa membalas update yang ada di akun mereka langsung dari email yang juga disediakan Facebook, login serta berbagai fitur juga akan menggunakan email khusus yang disediakan oleh Facebook, maka pengguna Facebook tidak akan meninggalkan situs ini untuk waktu yang lama. Bersosialisasi bisa, mengecek email bisa, berkirim file bisa, bahkan berjualan serta mendengarkan streaming dan bermain game pun bisa.
Masuk akal? Sebelum berkomentar mari kita lihat perkembangan lain yang dilakukan Facebook, yaitu fitur yang berhubungan dengan search. Seperti yang diberitakan DailySocial kemarin, bahwa redesign dari Facebook memberikan ruang yang sangat lebar bagi kolom pencarian. Kini kolom pencarian menjadi 2 kali jauh lebih besar dari kolom pencarian di desain Facebook yang terdahulu.
Dan salah satu indikasi perkembangan tentang bagaimana fungsi search ini, bisa kita liat dari tulisan di AllFacebook yang menjelaskan bahwa kemungkinan besar Facebook bekerjasama dengan Bing untuk menghasilkan pencarian yang lebih baik. Termasuk memberikan hasil pencarian yang lebih lengkap dan lebih membantu dengan memberikan informasi yang lebih baik.
Jika anda mencoba fasilitas search yang ada di situs Facebook sekarang, maka Facebook tidak hanya menampilkan hasil pencarian yang berhubungan dengan konten di Facebook saja tetapi juga menyertakan hasil pencarian dari web. Nah, dengan kerjasasama ini mungkin saja Facebook akan membawa mesin social networking-nya ini ke tahap yang lebih luas, dengan kata lain menjadi sebuah ‘real social search engine’ seperti yang ditulis AllFacebook.
Saya, kemudian teringat kembali akan salah satu tulisan di Navinot yang membahas apakah Google layak khawatir dengan pergerakan Facebook. Pada tulisan itu juga saya berkomentar, bahwa, Google tidak perlu khawatir dengan Facebook selama fitur marketplace serta sistem payment ala Facebook belum benar-benar roll out.
Tapi dengan redesign kemaren serta beberapa rumor tentang fasilitas email ala Facebook, saya kini mencoba berpikir ulang, bahwa Google memang harus berancang-ancang untuk menghadapi Facebook yang beberapa hari yang lalu baru berulang tahun yang keenam dan minggu ini diprediksikan akan mempunyai sekitar 400 million user.
Meski begitu, beberapa ahli atau blog teknologi juga ada yang memberikan pendapat bahwa mereka menyangsikan fitur email (jika benar roll out), seperti The Next Web yang berpendapat bahwa seharusnya Facebook berkonsentrasi pada core fitur mereka yaitu social networking bukan mengembangkan fitur seperti email yang memang akan menjadi barang baru bagi Facebook.
Dunia internet memang membutuhkan gerak konstan yang terus menerus alias sustainable, bagi giant seperti Google yang punya sumber daya yang besar, memang inovasi terbaru pasti akan terus berdatangan, dan bagi Facebook yang memang terus bertumbuh dan terus bergerak leluasa memberikan peluang untuk mencapai ambisi yang besar.
Masih terlalu dini untuk menyimpulkan, beberapa fitur juga memang belum rool out kecuali redesign, sambil menunggu perkembangan selanjutnya, bagaimana pendapat anda, apakah prediksi anda untuk social networking terbesar ini, apakah akan menjadi besar juga seperti Google? Apakah Facebook memang memerlukan untuk mengembangkan layanan email mereka sendiri? Atau anda punya pendapat lain, jangan lupa untuk share pendapat anda pada kolom komentar.
bicara ttg ancaman untuk google. Saat ini arah fokus google justru terkuras ke hardware (HP Nexus One, yg katanya digadang-gadang sebagai superphone, berita terakhir mengatakan penjualannya tidak sukses). Alhasil chrome OS, tidak terdengar lagi dengungnya. Google Wave, yg akan menjadi situs jejaring sosial andalan google, mungkin berat untuk mendapat bayak dukungan, saya sudah mencoba, loading yang lama dan berat, dan sulit untuk dioperasikan via opera mini (bahkan tak bisa), mungkin nasibnya bisa lebih buruk dari orkut. Barangkali dailysocial.net bisa membahas google wave, terutama kabar terakhirnya gimana..
Intinya, memang berat bagi google untuk bersaing dengan facebook di kancah social networking
saya pernah membaca sebuah tulisan yg menyebutkan bahwa memang ada ketakutan dalam diri google pada facebook, dimana para user mungkin tidak lagi bertanya di google jika ingin mencari sebuah gadget misalnya, tapi mereka akan bertanya dengan teman2nya secara langsung di facebook atau twitter. Alhasil rating mesin pencari google bakal tergerus
wah, gak ada yg ngasih tanggapan nih, retweet aja
kalau ada layanan webmail dari facebook , pasti makin ramai. Tapi yang bikin ramai adalah layanan fitur favebook via HP. Hampir 50 % alokasi bandwidth jaringan internet Handphone dipakai untuk web social networking
search engine facebook nya kira kira seperti apa ya……
bentuknya mungkin gak jauh beda dari yang sekarang, tapi sepertinya bakal terlihat dari hasil pencariannya, saya sih membayangkannya nanti kalo user lagi rubah status trus pengen nambangin keterangan dari sumber lain, tinggal search ada di Facebook-nya gak usah pergi ke situs lain 😀
Yup, saya jg setuju. Google sedang mengeluarkan senjata2 pamungkas dalam persaingannya di social networking / jejaring sosial, seperti Google Wave dan yg terbaru juga yaitu Google Buzz.
Tapi kalau dibilang product google tidak sukses, tentu masih terlalu dini rasanya. Bila kita mundur sedikit, Facebook pada awalnya juga tidak sepesat twitter khusus nya di Indonesia. Meski semuanya masuk dalam konteks jejaring sosial, namun penggunaan dan lokasi penggunanya harus turut diperhiungkan, Kabar terakhir yg saya dengar adalah di Amerika Utara, produk Google lebih diminati. Di Jepang, facebook malah tidak begitu laku.
Wah jd agak panjang, tp saya jg mau memberi masukan yg sama dgn @herman, untuk dailysocial yaitu, pembahasan ttg Google Wave dan Google Buzz terbaru. Thx..
boleh-boleh aja asal tetap GRATIIIS, buat para user..!!!
Hmmm… ini susah ditebak. Di jaman dimana mass-market meredup dan mass volume of small markets merajalela malah ada yang mencoba untuk menjadi sebuah mass-market; tempat gathering services; all in 1 solution.
I don't know, biasanya hal-hal yang seperti ini cenderung menjadi jack of all trades, master of none. Sure, dominasi mungkin lebar dan reachnya luas, tapi kualitas penetrasinya? Nanti dulu..
Menurut mas Wiku sendiri?
bisa jadi tergantung kualitas SDM-nya juga…kalo tim yang ada luas, kayak Google misalnya, mereka pasti harus bikin sesuatu tiap hari..nah kalo Facebook juga mengembangkan tim yang bisa menangani dari hulu sampai hilir, hmm…
lagi-lagi saya cuma membayangkan nantinya orang nyalain internet langsung Facebook-kan bukan hanya untuk bersosialita tapi juga untuk bekerja, search, email, cari data, minta rekomendasi crowdsource, jualan, kerja kolaborasi…nonton straming, lihat launching album artis kesayangan, trus semuanya juga bisa dilakukan mobile, dan apalagi yah 😀
IMHO one thing for sure, apapun bisa terjadi nih di dunia internet…
@”…, nantinya orang nyalain internet langsung Facebook-kan bukan hanya untuk bersosialita tapi juga untuk, …”
Ini exactly yang saya rasa akan broken down. Ini one for all pitstop yang biasanya berujung kepada mediocrity – service yang nanggung dan setengah2; service yang kaku dan susah dicustomize sesuai dengan kemauan pengunjung.
The problem is this: ada banyak tipe orang di internet mereka semua bisa berkunjung ke facebook. Menjadi one for all pitstop berarti secara tidak langsung mendemokrasikan keunikan setiap pengunjung. Biasanya berujung kepada pleasing “average lay customer” tanpa bisa memuaskan customer yang berada di ujung bell curve – outlier customer yang unik dan perlu ditangani secara unik juga
Di mata saya sekarang, facebook sedang mengarah untuk menjadi the next-generation web platform. Sesuatu yang akan menggantikan sebagian besar dari fungsi utama yang biasa orang-orang gunakan di dunia web. Dan kalau dibilang “one thing for sure, apapun bisa terjadi nih di dunia internet…”
Theoritically? yes. Pragmatically? not so fast.
Di sini kita dihadapkan kepada 1 paradox: statistik penggunaan facebook sangat tinggi dan was actually the champ untuk bulan desember 2009 karena multiple function yang ditawarkan di dalamnya. Tapi trend global dunia web, karena sifat dasar internet, mengarah kepada pemecahan unsur global menjadi ribuan smaller entity (mau belanja tas di situs x, mau main game di situs y). Dan facebook sepertinya sedang melawan arus trend.
Nah pertanyaan: will FB's statistics justify its opposition against the trend?
Tebakan saya: most likely “no”. Tapi kalaupun jawabannya “yes”, facebook akan berubah sifat secara radical (paradigm shifting approach) yang bisa berarti awal mula / prototype dari web 3.0. Tidak bisa lagi bentuknya menjadi sekedar aggregator dari beberapa service di satu tempat. Mungkin mereka bisa menggabungkan keunggulan unsur local / small entity ke dalam suatu naungan global.
Tanggapan dari tim dailysocial? 😀
Benar, memang sekarang di INTERNET semuanya menjadi terpecah ke smaller/niche entity. Mau beli kaos di situs x, mau beli kemeja di situs y, mau beli jaket di situs z. Tapi kalau melihat ekosistemnya Facebook, hal ini juga bisa dilakukan di dalam ekosistemnya Facebook sendiri (walled garden) seperti contohnya Apple App Store yang tiap aplikasi memiliki target pasar dan objective masing-masing (hampir tidak ada kompetisi).
Facebook-pun bisa mengarah kesana karena aplikasinya bisa berjalan dengan bebas (minim pengawasan dari Facebook). Jadi mau beli kaos di aplikasi facebook x, mau beli kemeja di facebook app y, mau beli jaket di facebook app z.
Just my humble opinion.
lol you ruined the fun 😛
yeap, gue juga udah mikir ke sana: kalo facebook open up “API” (atau code yang bisa didevelop sendiri) agar locality bisa diembed ke dalam global ecosystemnya facebook, MUNGKIN problemnya bisa dimitigasi…
tapi mitigasi bukan berarti solution
Think about this from another perspective:
katakanlah ada sebuah sekolah yang menyatakan bahwa dunia sekolah tersebut sangat terbuka dan guru2 bebas berkreasi. Jadi ada banyak guru yang apply agar bisa menerapkan metode belajar mereka sendiri yang mereka yakini paling baik.
It's all good sampai akhirnya ada guru yang ingin mencoba sesuatu yang radical, sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya dan dia yakini adalah jalan terbaik untuk mengajar. Problemnya, approach ini kurang bisa diterima oleh sekolah tersebut karena mereka rasa sudah keluar batas.
Mirip dengan situasi di atas, facebook mempunyai framework policynya, terms of usenya sendiri yang pada akhirnya bisa menghambat approach yang sebenarnya bisa diambil oleh private developer. Seharusnya bisa mencoba untuk menerapkan langkah x, tetapi terhambat oleh “birokrasi” atau “aturan” atau “apalah” y dari Facebook.
No one can please everyone, not even facebook. I mean the aggragation is nice, banyak user, potensi qualified traffic is definitely there on facebook, but does it necessitate that we have to take our “business” / “endeavor” in to Facebook? Sepertinya tidak. Facebook masih bisa digunakan sebagai bagian dari online marketing effort: either leads atau craeting community, but it does not mean that it can / should be everything.