Dark
Light

Kekhawatiran Atas WWDC dari Seorang Pengembang iOS Indonesia

3 mins read
June 15, 2012

Apple membuka acara tahunan Worlwide Developer Conference mereka yang ke 23 di San Fransico pada hari Selasa kemarin dengan menampilkan kemampuan terbaru Siri sebagai seorang pelawak. Siri tampil sebelum CEO Apple Tim Cook dan bercanda tentang beberapa karakteristik lokal San Francisco seperti menemukan 396 VC untuk ribuan pengembang yang hadir dalam acara terebut, Siri juga bercanda tentang Facebook, Instagram dan Samsung. Tahun ini tiket WWDC ludes terjual hanya dalam waktu 1 jam 43 menit.

Tim Cook mengumumkan bahwa Apple telah memiliki lebih dari 650 aplikasi di App Store, 225 ribu darinya secara spesifik untuk iPad. App Store memiliki 400 juta akun, yang hampir seluruhnya memiliki rincian kartu kredit, dan menjadikan App Store menjadi salah satu toko online terbesar di dunia, bahkan mungkin yang terbesar. Pengguna App Store telah mengunduh 30 miliar aplikasi dari App Store yang tersedia di 120 negara, dan akan dibuka di 32 negara lain sebelum akhir bulan ini. Apple juga mengumumkan jajaran notebook baru mereka serta mengumumkan detail lain tentang versi selanjutnya dari OS X dan iOS.

Di antara ribuan pengembang yang hadir di acara, Anda akan kesulitan menemukan peserta dari Indonesia, meski blogger tamu yang kami, Zeddy Iskandar hadir di sana. Indonesia memiliki hanya sedikit developer iOS, mengingat Indonesia adalah negeri BlackBerry dan sebagian besar pengembang lebih memilih mengembangkan aplikasi untuk Android, karena mereka tidak menggunakan Mac, tidak mau membeli Mac, atau tidak mampu membelinya. Indonesia juga menjadi rumah bagi pengembang Nokia yang dengan senang hati juga mengembangkan aplikasi untuk Windows Phone. Karena itu, WWDC bukan menjadi perhatian bagi sebagian besar pengembang perangkat lunak di Indonesia.

Setidaknya ada satu pengembang yang sangat antusias dengan pengembangan iOS tetapi kesulitan untuk mendaftarkan diri di WWDC. Andri Yadi, founder perusahaan mobile DyCode, gagal mengikuti WWDC tahun ini.

Acara yang berkaitan dengan developer platform Apple ini sangat diminati sejak perusahaan tersebut mengumumkan iPhone SDK pada bulan Maret 2008. Sejak saat itu, acara yang biasanya tenang dan kosong menjadi penuh sesak dan penuh dengan keriaan melebihi acara Macworld Expo yang lebih berorientasi terhadap konsumen. Berkat iPhone, tiket WWDC selalu ludes terjual dan dari waktu ke waktu semakin cepat.

Sementara acara pada tahun 2008 terjual habis dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan, acara tahun 2011 membutuhkan waktu hanya kurang dari satu hari untuk terjual habis, dan untuk tahun ini, tiket yang masing-masing dijual seharga $1599 tanpa tiket pesawat dan akomodasi ludes dalam kurang dari dua jam. Ini menjadi masalah bagi pengembang di seluruh dunia. Hampir setiap pengembang iPhone yang tinggal di pantai barat AS tidak bisa hadir di acara tersebut karena tiket telah habis sebelum pukul 7 pagi waktu California.

Andri, yang rencananya untuk membeli tiket gagal karena rupanya Apple meminta pengembang Indonesia untuk mengirimkan nota pembelian melalui fax, berharap acara ini lebih berorientasi global.

Apple memang memiliki acara yang dinamakan iOS Tech Talk, sebuah tur yang dilakukan oleh para insinyur Apple ke beberapa kota diseluruh dunia, membicarakan tetang berbagai hal yang berkaitan dengan WWDC di tahun yang sedang berjalan, tetapi jumlah kota yang didatangi berkurang drastis sejak acara tersebut pertama kali dijalankan pada tahun 2008. Dimulai dengan 24 kota pada tahun 2008, tahun lalu hanya tinggal 9 kota yang didatangi. Acara ini memang selalu laris manis tetapi sepertinya bagi Apple para insinyur tersebut lebih berguna di kantor dibandingkan berkeliling dunia memberikan seminar gratis.

Menurut Andri, Apple seharusnya melibatkan lebih banyak insinyur dan mencari tempat yang lebih besar agar bisa mengakomodasi lebih banyak pengembang. Sayangnya, untuk tahun ini, Tim Cook mengatakan bahwa dia terpaksa menutup kantor Apple selama satu minggu karena ia membawa serta lebih dari seribu insinyur Apple ke San Fransisco.

Dan untuk lokasi, sepertinya para pengembang Apple harus menerima kondisi ‘ditumpuk’ di dalam Moscone West yang sebenarnya cukup besar selama beberapa tahun lagi sebelum Apple menyelesaikan kampus kedua mereka di Cupertino yang memiliki balai konvensi sendiri untuk acara publik.

Para pengembang yang menghadiri WWDC terikat oleh kesepakatan non-disclosure dari Apple dan sampai dengan NDA tersebut berakhir beberapa bulan kemudian, mereka dilarang untuk mendiskusikan apa yang dihadirkan di acara tersebut, kecuali memang yang diperuntukkan bagi publik.

Jarak beberapa bulan ini memberikan keuntungan kompetitif bagi mereka yang menghadiri WWDC dalam mengembangkan aplikasi mereka. Andri ingin melihat live stream dari sesi WWDC yang hanya tersedia bagi pengembang yang membayar, yang diperuntukkan bagi mereka yang tidak bisa menghadiri acara secara langsung. Video dari acara tersebut sebenarnya disediakan bagi pengembang yang membayar, tetapi beberapa minggu setelah acara berakhir. Tentu saja, risikonya orang akan lebih memilih untuk menonton siaran acara daripada hadir secara langsung.

Mengadakan WWDC di belahan dunia lain mungkin terdengar menarik bagi pengembang tetapi mungkin, seperti yang terjadi dengan tur TechTalk, Apple tidak bisa menyediakan jumlah insinyur yang cukup untuk mengadakan acara seperti itu dua kali setahun. Sayangnya, tampaknya para pengembang internasional harus menerima fakta bahwa Worldwide Developer Conference bukanlah acara untuk seluruh dunia, setidaknya untuk sekarang.

3 Comments

  1. It’s the way they play. Apple is not the average brand that need to nurture their dev community. Face it. Brand lain pontang-panting masuk Asia ngelus-ngelus developer. Apple, no matter how furious you are, you’ll still stick to them. No?

  2. hmm:

    Menurut sy, saya tidak menemukan opini-opini “Kekhawatiran” dari seorang pengembang iOS, yg saya temukan justru fakta-fakta (yg miris) atas acara WWDC dari penulis.

    Kalau disambungkan sendiri, sebenarnya saudara Andri Yadi tidak terlihat khawatir karena tetap saja ia bisa melihat livestream utk pengembang.

    *btw, kata “khawatir” sendiri kalo di search hanya ada di judul saja 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Elventales, Pengembang Game Asal Surabaya, Rilis Game Terbaru Chase Burger

Next Story

YouTube Indonesia Resmi Diluncurkan

Latest from Blog

Don't Miss

Apple-Merilis-Final-Cut-Pro-11,-Bawa-Lebih-Banyak-Fitur-AI

Apple Merilis Final Cut Pro 11, Bawa Lebih Banyak Fitur AI

Final Cut Pro X, software pengeditan video profesional yang sangat
Siap-Dirilis-di-Indonesia,-Ini-Hal-yang-Perlu-Diketahui-Sebelum-Beli-iPad-Mini-7-2024

Siap Dirilis di Indonesia, Ini Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Beli iPad Mini 7 2024

Bulan Oktober lalu, Apple tiba-tiba mengumumkan iPad Mini generasi terbaru,