Dark
Light

Kehadiran Microtransaction Jadi Kekhawatiran Utama Para Gamer Destiny 2

1 min read
September 11, 2017

Destiny 2 bukan saja menjadi salah satu permainan paling dinanti di tahun 2017, tapi ia merupakan game pertama di seri Destiny yang tersedia di Windows, membuatnya jadi perhatian kalangan gamer PC. Untuk sekarang, Destiny 2 baru tersedia di PlayStation 4 dan Xbox One, meluncur di tanggal 6 September kemarin. Gamer PC harus menunggu hingga 24 Oktober nanti.

Saat artikel ini ditulis, baru ada beberapa media yang memublikasikan ulasan dengan skor. Sejauh ini, penilaian mereka terhadap Destiny 2 cukup positif. Di situs agregat review OpenCritic, Destiny 2 memperoleh skor rata-rata sementara 83. Namun tulisan-tulisan reviewer sedikit mengindikasikan sedikit kekecewaan karena permainan tersaji kurang optimal dan adanya skema microtransaction pay-to-win.

Attack of the Fanboy ialah salah satu media yang memberikan Destiny skor tertinggi, yaitu 4,5 dari 5 bintang. Menurut sang pengulas, game ini menyajikan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya, lalu perluasan pada konten dinilai ‘lebih masuk akal’. Mode campaign, multiplayer kooperatif, serta mode kompetitifnya tergabung sempurna, membentuk sebuah pengalaman bermain yang fokus dan utuh.

Cheat Code Central juga menyodorkan skor tinggi, yakni 88. Reviewer memuji aspek visual, terutama tiap kali pemain mengunjungi planet-planet baru. Di sana, ada banyak lokasi menarik untuk dijelajahi dan item-item buat dikumpulkan. Meski jalan ceritanya tidak revolusioner, narasi menyempurnakan pengalaman bermain secara keseluruhan. Lalu kombinasi dari campaign, side quest dan event komunitas membuat dunia permainan jadi hidup.

Gadgets 360 punya pendapat berbeda. Destiny 2 memang menawarkan banyak hal untuk dilakukan, apalagi setelah mode co-op-nya (Strikes dan Raid) aktif tanggal 13 September besok. Bungie juga dipuji karena berhasil memperkokoh aspek yang jadi kekuatan di permaian sebelumnya. Namun Gadgets 360 belum merasa yakin developer bisa berkomitmen menjaga kualitas game pasca-rilis. Buat sekarang, reviewer mengeluhkan bug (banyaknya laporan crash di PS4 Pro) dan sistem pay-to-win di dalam permainan.

Bagi Destructoid, Destiny 2 belum layak disebut sebagai sekuel sejati dan memanggilnya ‘Destiny 1.5’. Sisi positifnya, tak seperti game pertama, eksplorasi dalam Destiny 2 lebih terasa memuaskan. Namun seperti Gadgets 360, Destructoid juga menyayangkan adanya sistem pay-to-win. Destiny 2 merupakan game premium dengan season pass. Kehadiran micropayment yang berpotensi merusak keseimbangan gameplay sulit ditolerir.

Dalam artikel review-in-progress, VentureBeat memberikan penilaian positif untuk Destiny 2. Sejauh ini pengalaman bermainnya cukup menakjubkan, dan Destiny 2 berhasil memperbaiki segala kekurangan yang ada pada game sebelumnya. Meski begitu, reviewer belum tahu apakah mode multiplayer Crucible bisa menjaga gameplay tetap menyegarkan, terutama buat gamer yang telah menikmatinya lebih dari 40 jam.

Previous Story

Upaya Promogo Bersaing di Pasar “Car Advertising”

Next Story

Xiaomi Luncurkan Laptop Keduanya, Mi Notebook Pro

Latest from Blog

Don't Miss

Sony pamerkan 4 live service game di PlayStation Showcase 2023

PlayStation Showcase 2023 Perkuat Strategi Sony di Ranah Live Service Game

Sony baru saja menggelar event virtual bertajuk PlayStation Showcase pekan
Call of Duty PlayStation

Sony Khawatir Microsoft Akan Sabotase Call of Duty di PlayStation

Microsoft sepertinya masih harus berjuang untuk keberhasilan akuisisi Activision Blizzard.