Industri startup dengan teknologi dan digitalisasi yang diusung disebut-sebut sebagai bisnis yang cukup mengganggu tatanan bisnis konvensional yang sudah ada dan mapan. Menurut saya ada pengecualian untuk industri finansial teknologi atau fintech, khususnya di Indonesia. Di sini dalam beberapa tahun terakhir fintech tidak serta menjelma menjadi sebuah industri, tetapi juga berperan sebagai solusi yang melengkapi industri di sektor-sektor lain.
Contoh sederhana yang bisa dilihat adalah bagaimana startup fintech menghadirkan solusi pembayaran peer-to-peer, peminjaman peer-to-peer dan bentuk layanan finansial lain. Fintech secara efektif perlahan-lahan memberikan kemudahan dan akses pada masyarakat yang selama ini sama sekali belum tersentuh layanan perbankan seperti tabungan, kartu debit, kartu kredit hingga pinjaman dari bank.
Pemerintah Indonesia sendiri menyadari pentingnya memberdayakan atau merangkul masyarakat dengan kategori ini. Pemerintah rencananya akan membentuk Tim Pengarah Dewan Nasional Keuangan Inklusif untuk meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap keuangan formal.
Rencananya Tim Dewan Nasional Keuangan Inklusif ini terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga keuangan negara dengan ketua Presiden Joko Widodo sendiri.
Apa yang coba diselesaikan pemerintah melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif ini sebenarnya sudah diupayakan para startup fintech dalam beberapa tahun belakangan dengan solusi dan produk atau layanan yang mereka berikan. Dengan statusnya sebagai perusahaan rintisan, dengan sumber daya yang berbeda dengan perbankan dan sektor finansial formal lainnya, startup fintech mencoba menyediakan layanan finansial yang tidak kalah berkualitas dibanding dengan layanan formal.
Pemerintah sendiri sudah mulai menggandeng penggiat fintech Indonesia sebagai salah satu bagian untuk memberikan layanan finansial ke masyarakat yang selama ini belum mendapatkan layanan finansial formal. Yang paling baru adalah dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamar Dagang Indonesia & Industri (KADIN), dan beberapa rekanan lain mengadakan sebuah acara yang berformat konferensi, eksibisi, dan festival dengan tajuk Indonesia Fintech Festival and Conference 2016 (IFFC 2016).
Rencananya gelaran ini akan dilangsungkan bertempat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD. Tidak cuma konferensi, ada ajang Startup Competition dan Speed Dating yang menjadi bagian rangkaian acaranya.
Rencana pembentukan Dewan Nasional Keuangan Inklusif membuat posisi fintech akan semakin sentral dan dibutuhkan. Semangat, isu, dan solusi yang coba diberikan fintech sama dengan yang diharapkan pemerintah, yaitu memperluas akses finansial ke semua kalangan masyarakat.