Dark
Light

Kata Pro Hearthstone Soal Gameplay Legends of Runeterra

2 mins read
May 13, 2020
Sumber: Riot Games

Legends of Runeterra baru dirilis 29 April 2020 lalu, namun game kartu Riot Games ini ternyata sudah mendapat perhatian yang begitu besar. Di luar negeri, beberapa turnamen bermunculan, bahkan Twitch Rivals juga bikin turnamen Runeterra. Walau di kancah lokal belum ada kompetisi, tetapi game kartu ini ternyata menarik perhatian pemain profesional dari game kartu digital besutan Blizzard, Hearthstone.

Pemain tersebut adalah Hendry Handysurya (Jothree) dari TeamNXL dan Novan Kristianto (Nexok40) dari BOOM Esports. Kedua pemain ini bercerita bahwa baru mencoba Legends of Runeterra selama satu pekan, dan sudah berhasil mencapai rank Master, rank tertinggi di Legends of Runeterra. Bagaimana pendapat mereka soal game kartu besutan Riot Games ini?

Novan Kristianto (Nexok40) – BOOM Esports

Sumber: Youtube BOOM Esports
Sumber: Youtube BOOM Esports

“Gue rasa Riot belajar dari banyak sisi sih. Dari Hearthstone yang paling awal di digital card game, Artifact yang gagal pertahankan pemain, sama Shadowverse yang kecil tapi masih bertahan dengan segmen pemainnya.” Novan membuka pendapatnya soal Runeterra.

Lalu sebagai seorang pemain kompetitif, bagaimana pendapatnya soal balancing dan pengalamannya mengejar rank Master selama satu pekan bermain?

“Mekanik dasar Runeterra nggak ribet seperti Artifact, tapi tetap kompleks karena mekanik saling respon permainan. Tapi kalau dibandingkan sama Hearthstone sih agak nggak adil, karena cardpool Hearthstone jauh lebih banyak. Kalau soal kompetitif, masih berasa sering bad matchup. Jadi kalau hoki ketemu deck yang bisa dilawan dengan mudah, kalau nggak hoki ketemu deck yang sulit dilawan. Maka dari itu belajar meta penting di sini, nggak bisa spam deck seenaknya.” ujar Nexok40.

Sumber: Facebook Page
Sumber: Facebook Page Novan ‘nexok40’ Kristanto.

Selama mengejar rank, Nexok40 mengatakan bahwa dirinya menggunakan 3 macam deck. “Ganti-ganti tergantung lagi banyak ketemu deck apa saat rank. Kalau banyak aggro gue main Corina yang isinya 1 kartu Champion Vi dan 1 kartu Follower Corina Veraza. Kalau banyak control ganti pakai deck Vanguard Bannerman seadanya. Kalau banyak anti-control gue pakai burn aggro championless.”

Secara umum, Nexok40 menganggap Runeterra bagus secara gameplay, namun ia mengatakan hanya memainkan Runeterra sebagai selingan. “Penasaran sih, soalnya habis dapat rank Legends di 3 server Hearthstone, jadi coba-coba deh mengejar rank Master di Runeterra.”

Hendry Handisurya (Jothree) – TeamNXL

Sebelumnya, Jothree juga lolos kualifikasi untuk WCG 2019. Sumber: TEAMnxl
Sumber: TEAMnxl

“Secara umum sih card game baru ini sekilas terasa sederhana. Tapi ternyata setelah didalami lumayan susah juga. Tipe game yang easy-to-play, hard-to-master.” Hendry Handisurya (Jothree) membuka pendapatnya soal Legends of Runeterra.

Terkait soal dari segi kompetitif dan balancing, Jothree punya pendapat yang serupa dengan Nexok40, yaitu soal bad matchup yang sering terjadi.

“Memang cardpool masih belum banyak, jadi nggak terlalu susah untuk mengalahkan musuh. Tapi sepengalaman gue, main ini betul-betul belajar dari nol, mulai dari keyword, sistem battle, sama interaksi antar kartu. Tapi itu cuma awal-awal main saja. Sekitar tiga hari main sudah mulai lancar. Lucunya ketika rank malah ketemu nama-nama familiar yang sering ketemu di Hearthstone seperti Disdai atau Tom60229.”

Soal bad matchup, Jothree menjelaskan ini terjadi karena minimnya sistem RNG yang diterapkan di dalam Runeterra.

“Jadinya decision sekecil apapun berpengaruh kepada hasil permainan. Tapi gara-gara itu bad matchup jadi sangat terasa. Kalau di Hearthstone, biasanya masih bisa menang dengan RNG walau kena bad matchup, kalau di Runeterra lebih berat.”

https://twitter.com/joth703/status/1259448105017229312

Lanjut soal balancing, Jothree berpendapat bahwa Runeterra cukup balance jika dilihat dari karakteristik masing-masing deck. “Beberapa deck mungkin punya learning curve yang tinggi tapi kuat dan bakal kalah kalau salah langkah. Beberapa deck lain mungkin punya pilihan decision yang sedikit, tapi sengaja di desain akan cepat kehabisan kartu di awal-awal.”

Lalu bagaimana dengan esports? Apakah mungkin seorang Jothree berpindah ke Runeterra karena gameplay menarik yang ditawarkan? “Semua tergantung rencana Riot Games untuk esports scene Runeterra. Yang pasti, secara gameplay gue memang suka sama Runeterra.”

Hingga saat ini, Riot memang belum mengumumkan apapun seputar ekosistem esports Legends of Runeterra. Namun demikian beberapa komunitas sudah menggagas turnamen untuk game ini, termasuk komunitas di kancah lokal. Bagaimana pendapat Anda sendiri terhadap Legends of Runeterra?

Previous Story

Dekoruma Secures Investor’s Fund on Pre Series C

popeyes esports
Next Story

Popeyes Jalin Kerja Sama dengan Tim Call of Duty League, Chicago Huntsmen

Latest from Blog

Don't Miss

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan

Peran Mobile Esports Dalam Pertumbuhan Industri Esports Global

Beberapa tahun belakangan, industri esports memang tumbuh pesat. Setiap tahun,