Dark
Light

Kaleidoskop Startup Teknologi Pendidikan Selama Tahun 2019

3 mins read
December 23, 2019
Kaleidoskop startup teknologi pendidikan selama tahun 2019. Pendanaan, ekspansi, dan sejumlah inovasi mewarnai perjalanan sepanjang tahun
Kaleidoskop startup teknologi pendidikan selama tahun 2019. Pendanaan, ekspansi, dan sejumlah inovasi mewarnai perjalanan sepanjang tahun

Tahun 2019 ini bisa dibilang tahun yang penting untuk industri teknologi pendidikan di Indonesia. Selain inovasi yang tak berhenti sejumlah startup menunjukkan potensi lebih untuk bisa menjadi lebih berkembang.

Beberapa investasi didapat para pemain di industri teknologi pendidikan, bahkan ada yang sudah mencoba peruntungan di negara tetangga. Berikut kami rangkum beberapa hal penting yang terjadi di industri teknologi pendidikan Indonesia.

Investasi datang menghampiri

Di sepanjang tahun ini ada tiga startup pendidikan yang dikabarkan mendapat pendanaan. Pertama adalah Zenius. Perusahaan yang mencoba merevolusi cara belajar siswa di Indonesia ini dikabarkan mengantongi pendanaan sebesar Rp283 miliar dari Northstar Group. Pendanaan kali ini merupakan pendanaan eksternal pertama bagi Zenius sejak diluncurkan pada 2007 silam.

Startup kedua yang mendapat pendanaan adalah HarukaEdu. Startup yang memiliki tagline “Solusi Teknologi Edukasi Terintegrasi” ini bulan Desember ini mengamankan pendanaan Seri C dengan nominal yang dirahasiakan. Pendanaan kali ini dipimpin oleh SIG dengan melibatkan beberapa pihak lain, seperti AppWorks, sebuah akeselerator startup yang berbasis di Taipei, GDP Venture dan Gunung Sewu, dan investor yang sebelumnya Samator Group.

Kabar pendanaan ketiga hadir dari Ruangguru. Startup yang sempat menjadi perhatian karena salah satu co-founder mereka dijadikan staf khusus presiden ini disebut sudah mengantongi pendanaan Seri C dari General Atlantic. Hanya saja pihak Ruangguru belum mau mengomentari kabar pendanaan ini.

Sebagai perusahaan teknologi, Ruangguru memang digadang-gadang akan menjadi unicorn selanjutnya dari Indonesia, menyusul Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, Ovo, dan Gojek.

Ekspansi

Tahun ini bisa dibilang tahun yang penting bagi industri teknologi pendidikan di Indonesia. Salah satu pemainnya, Ruangguru, mengumumkan kehadirannya di Vietnam. Ruangguru memutuskan Vietnam sebagai negara pertama target ekspansi karena dirasa memiliki kemiripan permasalahan dengan Indonesia.

Ekspansi ini selain menjadi kali pertama bagi Ruangguru juga menjadi yang pertama bagi startup teknologi pendidikan di Indonesia. Sebuah langkah historis yang kembali menegaskan bahwa solusi teknologi di Indonesia juga bisa menjadi solusi di negara lain, terutama yang memiliki karakteristik yang serupa dengan Indonesia.

Selain startup Indonesia yang ekspansi, Indonesia juga kedatangan startup teknologi pendidikan dari luar negeri, Udemy. Layanan belajar MOOC (Massive Open Online Course) ini hadir di Indonesia dan menargetkan masyarakat luas, non akademik, dan lainnya.

Yang menghiasi tahun ini

Selain investasi dan ekspansi sejumlah inovasi dan strategi pun tercatat dilakukan para pemain startup teknologi pendidikan. Seperti branding, produk baru, bahkan vertikal baru.

Di tahun 2019 ini startup yang fokus pada pembelajaran bahasa Squline, memutuskan untuk branding menjadi Cakap (Cakap by Squline). Di tahun ke enamnya beroperasi startup besutan Tomy Yunus juga meluncurkan sejumlah inovasi dan pembaruan. Salah satunya adalah menghadirkan Cakap Chat, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna Cakap belajar bahasa inggris melalui media pesan singkat.

Tahun ini juga bisa dibilang sebagai tahun “produk baru”. Selain kabar pendanaan dan ekspansi, Ruangguru juga melakukan sejumlah perubahan dan meluncurkan beberapa produk baru. Perubahan paling kentara dilakukan Ruangguru pada Februari tahun ini guna menyambut UN dan SBMPTN tahun 2018/2019. Ruangguru juga meluncurkan sejumlah produk baru, seperti Brain Academy, sebuah bimbingan belajar yang memadukan pendekatan online dan offline, dan Skill Academy, sebuah layanan yang menyediakan kursus atau pembelajaran untuk non akademik.

HarukaEdu juga tak ketinggalan. Mereka memperkenalkan CorporateEdu, sebuah sistem pembelajaran online yang diterapkan bagi korporasi. Model binsis CorporateEdu juga rencanakan akan menjadi model bisnis utama. Mitra pertama yang akan menggunakan siste CorporateEdu adalah Samator Group, yang juga termasuk salah satu investor mereka.

Inovasi berupa produk baru juga diluncurkan Kelase. Bekerja sama dengan RingerLaktat, mereka meluncurkan platform kursus online di bidang kedokteran. Platform belajar ini diharapkan bisa membuka akses lebih lebar kepada para mahasiswa kedokteran kepada informasi atau materi pembelajaran.

Dicoding, startup yang  berusaha memberikan kursus pembelajaran teknologi juga meluncurkan inovasinya tahun ini. Mereka memperkenalkan fitur job marketplace yang diharapkan bisa membantu lulusannya mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan. Fitur ini juga sekaligus berusaha menjembatani perusahaan dengan talenta-talenta IT yang mumpuni.

Selain inovasi industri teknologi pendidikan di tahun ini juga mendapat pendatang baru, di vertikal baru, Neliti. Platform ini semacam perpustakaan online dan jurnal ilmiah online. Platform ini dikembangkan dengan tujuan memudahkan siapa pun mencari rujukan materi ilmiah dan insitusi untuk mengelola repositori ilmiah mereka.

Menerka yang terjadi di tahun 2020

Tahun 2020 tampaknya akan menjadi tahun penting bagi industri teknologi pendidikan di Indonesia. Bukan hanya karena berkaca dari apa yang telah terjadi di tahun 2019, tetapi juga karena sekarang pemangku kebijakan, dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, merupakan orang yang sangat dekat dengan teknologi. Kebijakan baru yang nantinya dikeluarkan bisa menjadi peluang untuk kembali berinovasi.

Yang pasti, industri ini terus tumbuh. Pemain baru semakin melengkapi ekosistemnya dengan fitur atau layanan baru. Beberapa model bisnis terbukti sudah diminati banyak pengguna, beberapa lainnya mulai menjajaki model bisnis baru bersama masuk ke segmen korporasi untuk menyediakan solusi lebih lengkap.

Ekonomi syariah dan industri halal dianggap menjadi alternatif pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Perusahaan digital punya peluang besar berperan
Previous Story

Pasar Syariah Makin Diminati, Waktunya Startup Isi Peluang

Aplikasi untuk Vlogger
Next Story

5 Aplikasi Wajib untuk Vlogger Bermodal Cekak

Latest from Blog

Don't Miss

Gelar Pameran Teknologi Edukasi, Organisasi SEAMOLEC Tanda Tangan MOU dengan MODA

Salah satu fokus yang ingin dicapai pada pameran Smart City
DailySocial mewawancarai Norman Ganto dari Progate Indonesia / DailySocial

[Video] Pelokalan Dorong Pertumbuhan Platform Edtech Progate di Indonesia

DailySocial bersama Country Manager Progate Indonesia Norman Ganto membahas bagaimana