April lalu, saya menuliskan bahwa KakaoTalk sedang mengembangkan fitur panggilan suara. Saat itu, fitur tersebut baru dapat digunakan oleh pengguna yang menggunakan operator telekomunikasi Jepang.
Akhir bulan kemarin, KakaoTalk akhirnya meluncurkan fitur panggilan suara ini untuk semua penggunanya di dunia. Dengan menggunakan fitur ini, pengguna KakaoTalk dapat melakukan panggilan suara dengan hanya mengeluarkan biaya seharga biaya transmisi data yang lebih murah daripada biaya telepon. Fitur ini tersedia untuk pengguna KakaoTalk versi Android dan iOS.
Untuk membedakan fitur mVOIP (mobile Voice Over Internet Protocol) ini dengan fitur yang dimiliki dengan aplikasi sejenis, KakaoTalk juga menambahkan fitur Voice Filter. Fitur Voice Filter ini digunakan untuk suka-suka dimana pengguna dapat menyamarkan suaranya menjadi seolah-olah mirip dengan suara alien.
Peluncuran fitur ini menimbulkan kontroversi di negara asal KakaoTalk, Korea Selatan. The Next Web menulis, operator telekomunikasi khawatir aplikasi seperti KakaoTalk akan menambah beban jaringan mereka, sementara pendapatan mereka dari panggilan suara berkurang. Sebelumnya, dengan adanya aplikasi seperti KakaoTalk, WhatsApp, dan Line, pendapatan operator telekomunikasi dari SMS sudah berkurang.
KakaoTalk menyarankan agar fitur ini digunakan dengan menggunakan koneksi WiFi. Selain untuk menghemat biaya, koneksi dengan sinyal 3G cenderung tidak stabil dan berpotensi mengganggu kualitas panggilan. Jika kualitas panggilan melalui KakaoTalk ini memang dapat diandalkan, apakah kontroversi seperti yang terjadi di Korea Selatan juga akan terjadi di Indonesia? Atau justru operator akan mengajak mereka untuk bekerja sama.