Banyak dari kita yang suka kebingungan saat ingin memilih kado. Pikiran kadang buntu tentang barang apakah yang cocok untuk diberikan kepada pasangan, keluarga, teman, kolega yang memiliki perayaan. Daripada pusing memikirkan barang yang cocok, bagaimana jika kita membiarkan orang lain yang memikirkannya. KadoButa adalah contoh startup yang berani memberikan sisi kreatif untuk hal ini. Startup ini bakal membantu kita memilihkan hadiah atas nama pemesannya.
Secara umum tampilannya situsnya cukup menarik. Tapi toh yang menjadi highlight di sini adalah proses di belakang layar. Bagaimana tim kreatif KadoButa memilih kado untuk dikirimkan kepada yang ingin dihadiahi. Mereka yang memastikan bahwa kado yang dikirimkan nantinya benar-benar mengejutkan dan sesuai dengan ekspektasi.
KadoButa digagas oleh Erick Putra Saudjana dan Johannes Indaheng sebagai co-founder. Cara kerjanya cukup menarik. Pemesan membayar paket yang diinginkan, yaitu KadoButa Silver (senilai Rp 99 ribu) atau KadoButa Gold (senilai Rp 199 ribu). Kuantitas pemesanan bisa berkali-kali bergantung keinginan. Nanti tim KadoButa bakal memilih kado dan mengirimkannya ke alamat yang ditunjuk. Kejutannya di sini, baik pemesan dan penerima tidak bakal tahu kado apa yang dikirimkan hingga kado tersebut benar-benar sampai di tangan yang diberi hadiah.
Bisa dibilang yang berdebar-debar di sini malah yang memberi kado, apakah kadonya bakal cocok atau tidak. Apalagi fakta bahwa barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar atau dikembalikan, kecuali jika ada cacat produksi. Keputusan apakah pemesan bakal puas (dan memesan kembali) sangat dipertaruhkan di sini. Itu makanya kenapa nominal paket yang diberikan tidak terlalu mahal. Bayangkan jika nilainya sampai jutaan tapi ternyata tidak pas di hati penerima hadiah.
Dengan profil pribadi yang diminta hanya berupa nama, jenis kelamin, dan usia (ini pun opsional), sejujurnya saya merasa pertaruhan yang diberikan di sini cukup besar. Perempuan misalnya kesukaannya spesifik, tidak cuma sekedar tas atau sepatu, tapi sudah mengarah ke preferensi pribadi, misalnya warna, model dan ukuran. Tebakan saya sih tim kreatif bakal menghindari kado-kado yang berkaitan dengan taste pribadi, karena jelas data-datanya tidak cukup. Barang yang dihadiahkan bakal lebih umum.
Jika ingin lebih spesifik, bisa saja diberikan kolom soal preferensi hadiah, tapi itu bakal merusak sisi kejutannya. Biarkan saja tim Kadobuta yang mengurusi semuanya dan membuat setiap transaksi menjadi ajang mempertahankan reputasinya.
Sejauh ini, menurut Erick kepada Okezone, respon pasar cukup baik. Dia mengatakan bahwa 90% merespon bagus terhadap hadiah yang diberikan. Tapi tentu saja respondennya masih belum beragam karena masih di fase awal. Kesuksesan produk ini bergantung pada keberhasilannya memberi kado yang mengejutkan dan dapat diterima dengan baik, meskipun dengan budget yang cukup terbatas. Pemasaran secara viral, dari mulut ke mulut, tentang hasil kado yang dikirim bakal menjadi hal yang krusial.
Terima kasih bung Amir dan DailySocial untuk artikelnya.
Kami sangat terbuka dan menerima masukan & kritik dari teman-teman di sini agar kami bisa menjadi lebih baik lagi. Semua feedback bisa langsung ditujukan lewat email saya di erick [at] kadobuta.com