Dark
Light

VALORANT SEA Invitational Dimenangkan Oleh Team Tempest Asal Taiwan

1 min read
July 13, 2020
Sumber: Facebook Page VALORANT Indonesia

Selain keseruan PUBG Mobile World League 2020 East Region, tanggal 11 Juli 2020 kemarin juga menyajikan keseruan pertandingan VALORANT antar sosok selebriti gamers ternama se-Asia Tenggara. Diselenggarakan selama satu hari saja, gelaran VALORANT SEA Invitational mempertandingkan sosok selebriti gamers dari Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia.

Indonesia, dalam tim yang diberi nama Team Incinerate, diwakili oleh beberapa sosok selebriti gamers. Ada Watchout Gaming dan Tepe46 yang merupakan salah satu sosok YouTuber di skena Point Blank, Indira Ayu Maharani atau Inayma dan Nixia yang merupakan girl gamers dari komunitas FPS, dan Luthfi Halimawan yang terkenal sebagai YouTuber gaming secara umum.

Sumber: Facebook Page VALORANT Indonesia
Sumber: Facebook Page VALORANT Indonesia

Pada babak grup, Team Incinerate langsung berhadapan dengan Team Tempest asal Taiwan. Sosok selebriti gamers Indonesia cukup kesulitan melawan pemain Taiwan yang tampak terlihat lebih profesional. Team Tempest bermain dengan lebih solid, dan dilengkapi dengan kemampuan aim yang kuat. Bermain pada map Bind, Team Tempest mendominasi Indonesia bahkan skor permainan sempat mencapai 7-0 pada awal-awal ronde.

Tim Indonesia bangkit setelah Watchout Gaming melakukan permainan Jett yang brilian, mencuri skor dari Team Tempest. Namun kebangkitan tersebut tidak berlangsung lama. Walau Team Incinerate sudah melawan dengan maksimal, mereka cuma mencuri 3 angka, first-half ditutup dengan skor 3-9.

Team Incinerate mendapat kesempatan menyerang pada second-half. Sayang mereka seperti sudah hilang asa. Serangan mereka berkali-kali ditahan dengan baik oleh HEHE dari Team Tempest. Permainan pun usai, kemenangan untuk Team Tempest dengan skor akhir 13-9.

Babak final Team Tempest bertemu dengan Team Titanium dari Filipina. Game 1, map Haven, Tempest lagi lagi menunjukan permainan dan kemampuan aim yang sangat solid. Namun, Team Titanium di sini tak mau kalah. Setelah babak belur di first-half dengan skor 1-11, mereka baru mulai bangkit di second-half saat menjadi defenders. Namun setelah percobaan terbaik JinNY dari Team Titanium, mereka harus merelakan Game 1 dengan skor 6-12.

Pertandingan berlanjut pada map Split untuk Game 2. Kini Team Titanium memperbaiki diri dan berhasil menahan Tempest dengan lebih baik dengan skor 5-7 pada first-half. Kini giliran Team Tempest bertahan pada second-half. Pertarungan berjalan sengit, namun Tempest mendapatkan Match Point terlebih dahulu.

Pada pertarungan penentu, Titanium sudah melakukan usaha terbaiknya, bahkan berhasil mengamankan area B dan menanam Spike. Sayangnya kerja sama Team Tempest begitu solid. Mereka menyergap pertahanan Team Titanium yang terkumpul di satu posisi. Crazyface sebagai Jett dari Team Tempest berhasil membungkam 2 pemain Titanium, yang memberikan mereka kemenangan pada turnamen tersebut.

Team Tempest asal Taiwan pun menjadi pemenang VALORANT SEA Invitationa, dan berhak menerima hadiah sebesar 3200 dollar AS. Akhir pekan ini akan menjadi lebih menarik lagi, karena akan ada pertandingan antar tim semi-profesional setingkat Asia Pasifik pertama dalam gelaran VALORANT Pacific Open 2020. Akankah Xorgee dari Indonesia, dapat mengalahkan wakil-wakil negara yang berada dalam kawansan Asia Pasifik?

Previous Story

Devolver Digital Rilis Game Gratis untuk Umumkan Deretan Game yang Bakal Diluncurkannya

Satgas Waspada Investasi telah tutup 694 fintech lending ilegal hingga Juni 2020 meningkat karena pandemi Covid-19, tahun lalu SWI tutup 1493 entitas
Next Story

Satgas Waspada Investasi Tutup Hampir 700 Fintech Ilegal di Paruh Pertama 2020

Latest from Blog

Don't Miss

Champion baru League of Legends, Briar

Mengenal Briar, Champion Baru League of Legends yang Sering Kehilangan Kendali

Sempat muncul bocorannya beberapa waktu lalu, Briar akhirnya resmi diperkenalkan

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan