Remco Lupker, salah satu pendiri Tokobagus, belum lama ini telah menyebrang ke sisi Jualo sebagai Senior Advisor dan membantu Jualo untuk tumbuh lebih besar. Jualo sendiri memiliki mimpi untuk bisa menjadi nomor satu dalam ranah classified advertising yang kini didominasi oleh OLX. Demi menggapainya, salah satu upaya yang akan dilakukan adalah menumbuhkan anggota tim untuk meningkatkan kualitas produk yang sudah ada.
Kabar menepinya Remco ke sisi Jualo beberapa waktu silam telah berhasil menjadi buah bibir untuk beberapa waktu. Ini tak lepas dari latar belakang Remco sebagai salah satu pendiri Tokobagus dan juga ambisi jangka panjang Jualo untuk bisa mematahkan dominasi OLX di Indonesia.
Salah satu alasan kepindahan Remco ke Jualo adalah keberhasilan Jualo dari sisi pertumbuhan dengan budget yang relatif lebih sedikit dari pesaingnya. Alasan lainnya adalah Chaim Fetter sebagai CEO dan founder, tim yang bekerja di belakang layar, dan keinginan Remco sendiri untuk membuktikan bahwa e-commerce sudah bisa dimonetisasi.
Sebagai Senior Advisor, Remco juga mengungkapkan bahwa dia akan lebih banyak membagikan pengalamannya sebagai salah satu generasi pertama pemain e-commerce di tanah air dan membantu Jualo untuk tumbuh.
“Saya hanya akan berbagi pengalaman saya di sini [Jualo]. […] Ini perusahaan Chaim dengan co-founder-nya, saya tidak bisa memaksakan diri untuk meminta lebih. […] Saya senang bila bisa membantu meningkatkan taraf hidup orang lain,” ujar Remco ketika ditemui di Crematology pada Selasa silam.
Jualo dan talenta lokal
Mimpi Jualo adalah untuk tumbuh menjadi pemain layanan C2C nomor satu di Indonesia dan bisa mematahkan dominasi OLX. Untuk menggapainya, ada beberapa langkah strategis yang masuk dalam peta jalan Jualo di tahun ini. Salah satu fokus jangka pendeknya adalah menambah jumlah anggota tim menjadi 25 orang di sisi developer dan marketing untuk membantu meningkatkan kualitas produk Jualo.
Akan tetapi, Chaim juga sadar bahwa salah satu tantangan dalam industri Internet di Indonesia adalah masih sulitnya menemukan talenta-talenta lokal dengan skillset yang sesuai kebutuhan. Go-Jek sendiri mau tidak mau harus merekrut talenta dari luar untuk segera memenuhi kebutuhan akan peningkatan kualitas produknya.
Namun Chaim tetap optimis. Dirinya yakin dengan caranya sendiri, Jualo akan bisa menemukan talenta lokal yang dibutuhkan dan mengembangkan jumlah tim menjadi 25 orang di akhir 2016.
Chaim mengatakan, “Kami fokus untuk mencari lokal talent. Tapi, mencari yang sesuai kebutuhan dengan platform yang kami kembangkan itu memang masih sulit. Jadi kami akan berupaya untuk mencari talenta yang bisa belajar cepat, baik itu dari universitas ternama atau yang bekerja di perusahaan mapan. Kami akan rekrut mereka, setelah itu akan kami berikan pelatihan sendiri.”
“In-house training itu penting sekali bagi kami, karena bila merekrut dari perusahaan yang sudah mapan bayarannya bisa gila. Jadi lebih baik rekrut yang fresh, mengerti dasar programing, tetapi mereka [harus] pintar dan cepat untuk belajar,” lanjutnya.
Secara trafik, Jualo yang didirkan oleh Chaim di tahun 2014 memang masih belum bisa menyaingi OLX untuk saat ini. Namun dengan bergabungnya Remco yang membawa pengalamannya sebagai pemain lama, pendanaan seri A dari NSI Ventures, dan fokusnya untuk mulai mengembangkan tim, mari kita lihat saja bagaimana Jualo akan tumbuh menjadi pesaing kuat OLX di kemudian hari.