Dark
Light

Jomblo.com Tawarkan Media Sosial Untuk Mencari Jodoh

1 min read
February 7, 2014

Entah momen peluncurannya yang sengaja disiapkan untuk hari Valentine yang akan jatuh pada 14 Februari mendatang atau tidak, situs perjodohan Jomblo.com akhirnya resmi diluncurkan setelah hadir dalam masa percobaan sejak tahun lalu. Jomblo.com pada dasarnya adalah platform media sosial seperti pada umumnya, namun jika menganggap Jomblo sebagai situs online dating sebenarnya tak salah juga.

Jomblo hadir menawarkan sebuah platform yang lebih ke condong ke arah media sosial namun dengan tujuan memfasilitasi pengguna dalam mencari teman dan pengalaman baru, khususnya bagi para lajang. “Jomblo merupakan situs jejaring sosial yang di dalamnya juga terdapat fitur profile matching yang dapat mempertemukan satu pengguna dengan pengguna lain berdasarkan minat yang sama. Dari kecocokkan tersebut maka bisa saja terjadi interaksi seperti layaknya situs online dating,” ujar Darrick Rochili, co-founder Jomblo di sela-sela acara peluncurannya Kamis (6/2) kemarin.

Apa yang disampaikan oleh Darrick tersebut mungkin dapat dibuktikan melalui proses pendaftaran akun di situs Jomblo. Pada proses awal, pengguna diharuskan untuk mengisi sejumlah informasi data yang umum ditemukan ketika halnya mendaftar di berbagai akun media sosial lain seperti biodata diri, hobi, minat, dan lain sebagainya, nah dari sini lah profile matching yang dihadirkan oleh Jomblo akan bekerja. Secara otomatis sistem akan merekomendasikan teman-teman yang memiliki minat dan hobi yang kurang lebih sama untuk nantinya dapat berinteraksi secara individu maupun komunitas.

Jomblo sendiri sebelumnya telah hadir sejak April 2013 lalu dalam masa percobaan. Pihak Jomblo mengakui platform-nya tersebut hingga saat ini telah memiliki 9.000 pengguna yang terdaftar dan ada sekitar 5.000 akun yang aktif. Dari namanya yang identik dengan status seseorang yang belum memiliki pasangan, incaran market Jomblo jelas pada orang-orang yang mungkin ingin mencari peruntungan jodoh lewat platform-nya tersebut.

Lantas mengapa menggunakan nama Jomblo jika tidak mendeklarasikannya dirinya sebagai platform online dating? Ketika ditemui DailySocial kemarin, Darrick sendiri mengakui penggunaan istilah “jomblo” dipakai agar lebih mudah untuk diingat oleh pengguna kebanyakan, namun ia juga memang sengaja menciptakan platform yang mungkin saja nantinya dapat digunakan orang untuk mencari calon pasangan hidup di dalamnya.

“Sangat terbuka sekali kemungkinan nantinya jika respon pengguna Jomblo lebih mengarah pada situs online dating maka kami tentu akan mengadaptasi hal itu, jadi tak tertutup kemungkinan jika nanti Jomblo juga akan menjadi media sosial yang benar-benar bisa menjadi tempat online dating,” ungkapnya.

Jomblo menurut saya pribadi masih menggantung di tengah-tengah dan belum pasti mau ke arah mana. Walau disajikan secara apik lewat tampilan web-nya yang cukup menarik, ketika pengguna bingung ingin menggunakannya untuk apa, maka kemungkinan terjungkal di awal perjalanan akan terjadi. Ada baiknya jika nanti ke depan, Jomblo dapat memutuskan arah layanannya akan mengarah kemana sehingga perkembangannya juga akan mulus dan upaya bisnis juga dapat dijalankan dengan baik.

[foto: Dok.Dailysocial]

Previous Story

Mitra Adiperkasa dan Groupon Pilih aCommerce Indonesia untuk Pusat Logistik dan Pengiriman Layanan E-Commerce

Next Story

Bidik “Citizen Journalism”, Detik Hadirkan Media Warga PasangMata

Latest from Blog

Don't Miss

Twitter X

Setelah Twitter Ganti Nama, Merek Dagang “X” Ternyata Dipegang oleh Meta

Pada 23 Juli 2023, Elon Musk secara terbuka mengumumkan perubahan
Twitter rebranding jadi X

Elon Musk Ganti Nama dan Logo Twitter Jadi “X”

Elon Musk kembali mengumumkan perubahan drastis terkait Twitter. Melalui akun