Ada banyak genre game yang bisa dimainkan, namun meski sering memainkan game tertentu, bisa jadi Anda belum tahu nama genre dari game tersebut. Atau bisa jadi ada beberapa nama genre yang asing didengar meski gameplay-nya telah akrab dimainkan.
Artikel ini berniat untuk memberikan informasi yang cukup lengkap tentang berbagai genre game, penjelasan, contoh game serta video yang bisa memberikan gambaran gameplay seperti apa genre tersebut.
Semoga artikel ini bisa menjadi semacam panduan untuk informasi tentang genre game. Dan kami sadar bahwa kemungkinan ada genre yang terlewat, Anda bisa memberi tahu kami lewat akun Twitter atau Facebook DailySocial untuk genre game yang belum masuk di daftar ini.
Selamat membaca.
Stealth game
Sesuai namanya, game-game di genre ini menitikberatkan aspek sembunyi-sembunyi meskipun sebetulnya mereka masih masuk ke kategori action. Beberapa game lawas memang menyimpan elemen stealth, namun ia baru betul-betul memperoleh sorotan berkat kesuksesan Metal Gear Solid, Tenchu dan Thief – judul terakhir ini ialah pionir game stealth bergrafis 3D di PC. Dari sana, berkembang begitu pesat, melahirkan franchise-franchise ternama: contohnya Splinter Cell dan Hitman.
Uniknya formula stealth juga diadopsi oleh game action lain, yaitu Assassin’s Creed, Crysis, Uncharted, sampai dua permainan Fallout terbaru.
Interactive movie
Film interaktif muncul di masa ketiga belum adanya sistem klasifikasi yang memisahkan kategori genre. Awalnya, ia disuguhkan dalam video full-motion – baik animasi ataupun live-action – via laserdic. Seperti genre lainnya, interactive film turut berevolusi, dan terobosan terbesar di sana dilakukan oleh Quantic Dream lewat Fahrenheit (atau Indigo Prophecy di Amerika).
Sejak saat itu, developer Perancis ini menjadi pemuka di ranah interactive movie dengan kreasi-kreasi terkenal seperti Heavy Rain dan Beyond: Two Souls. Hal ini juga mendorong banyak developer lain menggarap film interaktif mereka, beberapa yang terkenal dan terbaru meliputi The Walking Dead, The Wold Among US, Her Story, Life Is Strage, serta Until Dawn.
Visual novel
Jika interactive movie mencoba menggabungkan film dengan game, maka visual novel ialah inkarnasi komik di video game.Permainan jenis genre game ini dipenuhi gambar-gambar statis a la anime atau dengan animasi minimalis (kadang dilengkapi suara), menyajikan berbaris-baris teks. Tema yang diangkat umumnya petualangan, dating simulator, dan tidak sedikit visual novel ditujukan buat kalangan dewasa.
Visual novel sangat populer di Jepang, menguasai 70 persen pasar game PC. Tetapi di luar Asia Timur – khususnya di negara-negara barat – peminatnya boleh dibilang cukup kecil, kecuali sejumlah visual novel berbasis franchise anime ternama.
Construction & management simulation
Genre simulasi ini mempersilakan pemain membangun, memperluas sampai mengelola komunitas atau proyek fiktif – dan tentu saja tidak ada lawan yang harus Anda kalahkan kecuali keputusan-keputusan yang keliru.
Pengembangan construction and management simulation melahirkan dua sub-genre populer, seperti city building (SimCity dan Cities: Skylines), simulasi bisnis (Railroad Tycoon, Theme Park), simulasi pemerintahan (Democracy, SuperPower, berbeda dari genre wargames karena tidak mengedepankan elemen militer), serta game pengelolaan olahraga (Football Manager, Championship Manager, Out of the Park Baseball).
Vehicle simulation
Seperti management simulation, vehicle simulation memiliki banyak sekali sub-genre, dan seringkali melebur ke genre lain. Intinya, permainan-permainan dalam tipe genre game ini mencoba menghidangkan pemain pengalaman mengendarai alat transportasi senyata mungkin, entah itu mobil, pesawat terbang, kapal laut atau kapal selam, sampai pesawat luar angkasa.
Tidak sedikit game vehicle simulation dipadu bumbu militer, misalnya saja seri Silent Hunter serta World of Warplanes. Segmen simulasi mobil sendiri boleh dibilang sebagai yang paling populer, siapa yang tidak kenal dengan Gran Turismo, Forza Motorsport dan Project CARS?
Roguelike
Di era modern, tidak ada lagi permainan yang mengusung formula roguelike secara murni. Ia kini hadir sebagai elemen di sejumlah permainan, bisa Anda temukan dalam The Binding of Isaac, FTL: Faster Than Light, Splunky DayZ, Rogue Lagacy sampai Everspace. Intinya, game roguelike menyajikan level yang diciptakan secara acak dan biasanya kematian karakter Anda bersifat permainan.
Genre ini merupakan evolusi dari permainan tablettop role-playing, namanya diambil dari pencetus genre ini, sebuah permainan bernama Rogue, dirilis tahun 1980.
Metroidvania
Salah satu bukti lagi yang menunjukkan bahwa semangat retrogaming sulit dipadamkan. Populer di era awal console, genre Metroidvania muncul kembali di tahun 2000-an, dipopulerkan lagi oleh developer independen. Metroidvania merupakan gabungan dari dua judul game legendaris: Metroid dan Castlevania. Ia mengacu pada game-game platforming – umumnya disajikan secara side-scrolling 2D – dengan map luas yang saling tersambung.
Di awal, area-area tersebut tertutup dan akan terbuka seiring berjalannya petualangan Anda, biasanya dijaga oleh boss atau mini-boss. Genre ini juga kadang disebut Castletroid atau Igavania, sebagai referensi Koji Igarashi – developer dari Symphony of the Night dan permainan Castlevania lain.
Music game
Genre ini juga mempunyai banyak cabang, menyuguhkan kesempatan bagi pemain untuk berinteraksi dengan musik, dan tidak jarang turut mengusung elemen puzzle. Rhythm game seperti Guitar Hero, Just Dance sampai PaRappa the Rapper merupakan contoh terpopulernya, namun jenis genre game ini juga mengalami evolusi menjadi hybrid ‘reactive-form’, misalnya Vib-Ribbon, Audiosurf atau Dance Factory.
Permainan jenis ini juga sudah dimplementasikan sebagai VR experience, satu contohnya ialah Audioshield. Kategori music game sendiri terpisah dari permainan audio murni, seperti Real Sound: Kaze no Regret karena ia juga menyuguhkan feedback berupa output visual.
Western versus Japanese role-playing game (RPG)
RPG ialah salah satu genre paling menarik untuk disimak karena pengembangannya bermula dari dua budaya berbeda. Di barat RPG merupakan adaptasi digital dari permainan pen-and-paper, salah satu yang paling terkenal adalah Dungeons & Dragons. Umumnya RPG ‘Western’ (WRPG) membebaskan pemain untuk menciptakan karakter mereka sendiri, menghidangkan narasi non-linear serta pilihan-pilihan. Inkarnasi mereka di era modern adalah franchise-franchise populer contohnya Mass Effect, The Elder Scrolls, Dragon Age hingga Fallout.
Selain itu ada beberapa developer yang hingga kini bersikeras memegang tradisinya dalam menciptakan CRPG – yakni RPG-RPG kompleks eksklusif PC – hingga terciptalah Divinity: Original Sin sampai Pillars of Eternity.
Japanese role-playing game (JRPG) sendiri umumnya memberikan pemain karakter-karakter yang telah didesain sebelumnya dengan jalan cerita linar (meski game-game seperti Xenoblade juga diberi bumbu action dan dunia sandbox. Seperti WRPG, JRPG juga mengalami evolusi dan tidak kalah populer di kalangan fans, baik Asia maupun Eropa/Amerika.
Seri Final Fantasy dan Dragon Quest merupakan contohnya. Dan ada banyak sekali permainan MMORPG, umumnya dari Asia, yang turut memanfaatkan elemen JRPG.
Real-time stretegy (RTS)
Muncul pertama kali di tahun 2982, istilah real-time strategy umumnya mengacu pada hampir seluruh permainan strategi yang menyuguhkan progres secara terus menerus tanpa disekat oleh turn. Tugas Anda adalah mengumpulkan sumber daya, membangun base, meng-upgrade teknologi faksi, lalu jika sudah tiba saatnya, mengatur pasukan Anda buat menggempur musuh hingga tidak ada yang tersisa di map pertandingan.
Sebagai salah satu genre tertua, RTS tak berhenti berevolusi hingga memunculkan jenis-jenis game baru seperti MOBA dan RTT serta permainan hybrid semisal Sins of a Solar Empire, tanpa kehilangan identitasnya. Beberapa game ternama di genre ini adalah Age of Empires dan StarCraft.
Real-time tactics (RTT)
Merupakan sub-genre dari permainan perang, perbedaan real-time tactics dari game RTS seperti Age of Empire serta Homeworld adalah fokus pada aspek taktik dan operasi pertempuran, tidak menuntut pemain mengelola sumber daya, produksi dan elemen ekonomi pada permainan. Umumnya genre RTT menantang kita menyelesaikan suatu operasi milieter, dihidangkan secara realistis atau mendekati situasi nyata.
Sayang sekali, kepularitasan RTT berkurang seiring menurunnya minat gamer terhadap real-time strategy, tapi beberapa judul di genre ini dianggap sebagai permainan legendaris, contohnya: Company of Heroes, MechCommander, Total War, Cossack sampai Blitzkrieg.
Action-RPG (ARPG)
Action role-playing game mengombinasikan elemen RPG tradisional dengan aspek permainan action atau action-adventure. Nihon Falcom merupakan ARPG pertama, tapi genre ini baru betul-betul populer Diablo pertama dipelas. Sejak saat itu, kita menyaksikan sendiri menjamurkan ‘clone’ dari permainan kreasi Blizzard tersebut.
Kata ‘action’ perlu digarisbawahi karena game-game ini memanfaatkan sistem pertempuran real-time, dan kadang menyajikan statistik non-pertempuran secara lebih sederhana, cukup berbeda dari metode berbasis turn pada sejumlah RPG klasik ciptaan developer Jepang. Salah satu aktivitas favorit dalam action-RPG adalah looting dan mengoleksi item-item yang didapat dari membunuh lawan atau peti harta karun.
MOBA
Multiplayer online battle arena, atau yang biasa disingkat MOBA, merupakan cabang dari genre real-time strategy (RTS) yang dibubuhi elemen action ekstra. Kalau di RTS pemain biasanya mengontrol beberapa unit sekaligus serta sibuk mengembangkan koloni, di MOBA pemain hanya berfokus pada satu karakter dari sederet pilihan yang memiliki kemampuan unik tersendiri. Yang menjadi misi utama dalam MOBA biasanya adalah menghancurkan markas utama musuh, dengan bantuan unit yang muncul secara periodik dan dikontrol oleh AI – biasa disebut dengan istilah creep atau minion.
Leluhur genre ini adalah Defense of the Ancients, atau yang lebih kita kenal dengan nama DotA, yang merupakan sebuah mod untuk game Warcraft III. Popularitasnya melahirkan judul-judul populer di ranah e-sport saat ini, seperti Dota 2 dan League of Legends.
MOBA juga mulai merambah ranah mobile lewat game macam Vainglory, dan developer semakin kreatif memadukan MOBA dengan genre lain; contoh terbaiknya adalah Battleborn garapan Gearbox yang merupakan kombinasi shooter dan MOBA.
MMORPG
MMORPG (massively multiplayer online role-playing games) sederhananya adalah genre RPG yang diberi bumbu online dimana pemain bisa bertemu dengan ratusan bahkan ribuan pemain lainnya secara real-time. Contoh MMORPG yang mungkin paling dikenal di tanah air adalah Ragnarok Online, namun yang popularitasnya secara global tidak tertandingi adalah World of Warcraft dari Blizzard.
MMORPG banyak melibatkan grinding, istilah yang diberikan untuk kegiatan menaikkan level dengan cara menyelesaikan quest atau sekadar memburu monster atau musuh yang tersebar di dunia dalam game. MMORPG biasanya juga mengemas fitur PvP (player versus player), dimana pemain bisa mempertandingkan karakternya melawan pemain lain.
Tower defense
Masih merupakan bagian dari genre strategy, tower defense umumnya mengajak pemain untuk membangun sejumlah tower dan menempatkannya di posisi-posisi yang strategis guna membasmi musuh yang melintas. Dalam tower defense, musuh akan muncul secara berurutan dan melintasi jalur yang sudah ditetapkan. Seiring berjalannya permainan, pemain harus terus memikirkan taktik yang tepat dan melakukan upgrade demi mengantisipasi musuh yang semakin lama semakin tangguh.
Genre tower defense juga cukup populer di ranah mobile. Dua contoh yang cukup populer adalah Kingdom Rush dan Plants vs. Zombies. Judul lain, seperti Anomaly: Warzone Earth, mengeksekusi formula tower defense dengan cara yang berbeda, dimana pemain malah harus memikirkan strategi untuk membasmi deretan tower guna mencapai titik tujuan. Gaya permainan seperti ini memunculkan istilah “tower attack” atau “reverse tower defense”.
Secara tampilan, game tower defense umumnya memakai perspektif side-scrolling, isometrik atau top-down. Pun begitu, judul-judul modern seperti Dungeon Defenders dan Orcs Must Die! menerapkan perspektif third-person dan first-person ke dalam genre tower defense.
Fighting dan beat ‘em up
Keduanya terlahir di arcade dan merupakan genre-genre permainan sepuh di sejarah panjang gaming. Fighting menyuguhkan simulasi pertarungan jarak dekat, tak jarang menampilkan gerakan-gerakan spektakuler serta tingkat kekerasan tinggi.
Pengembangannya sempat stagnan ketika kepopularitas arcade menurun, namun beberapa franchise yang bisa selamat dari masa-masa kritis itu kini dikenal sebagai seri game paling legendaris: Mortal Kombat, Street Fighter, Tekken, sampai Marvel vs. Capcom. Tidak sedikit di antara mereka juga berevolusi jadi permainan e-sport.
Secara struktur beat ‘em (brawler) hampir mirip fighting, hanya saja game di kategori ini fokus pada mengadu satu pemain atau lebih (via mode multiplayer co-op) melawan musuh dalam jumlah besar. Gameplay-nya sederhana, itu alasannya brawler sangat sukses di periode 90-an sekaligus jadi cemoohan.
Beberapa permainan beat ‘em up sudah pasti akan mengembalikan kenangan masa kecil Anda, biapa yang bisa melupakan kenangan manis menikmati Streets of Rage, Final Fight dan Golden Axe? Tentu saja brawler mengalami evolusi, kini elemennya bisa dirasakan di banyak game action seperti Onimusha, Dead Rising, sampai Devil May Cry.
Survival horror
Merupakan cabang dari action-adventure, namun kesempatan Anda menggunakan alat-alat untuk bertahan hidup dilucuti ke titik maksimal. Pertempuran mungkin tetap dipertahankan, tapi biasanya persenjataan serta amunisi diminimalisir, menantang Anda mengandalkan logika. Seringkali, situasi-situasi berbahaya bisa dihindari dengan tidak memicu pertempuran dan melarikan diri.
Istilah survival horor disandang pertama kali oleh Resident Evil, meski franchise ini lama-kelamaan lebih mengangkat tema action, bermunculan banyak sekali game yang meneruskan warisannya, dan cukup populer di kalangan developer independen. Contoh survival horror current-gen sangat banyak: Amnesia, Penumbra, Slender, The Evil Within, dan kami yakin Konami belum mau menyerah pada Silent Hill.
Shooter
Dalam genre shooter, sederhananya karakter protagonis yang kita mainkan akan menggunakan senjata jarak jauh untuk menumpas musuh-musuhnya – bisa senjata api, laser atau malah busur panah. Genre ini bisa dijabarkan lebih spesifik lagi berdasarkan perspektif atau sudut pandang permainan; bisa dalam sudut pandang orang pertama (first-person) atau orang ketiga (third-person).
Perbedaan keduanya hanya terletak pada tampilan karakternya; dalam game third-person shooter, tubuh karakter protagonis bisa dilihat secara utuh. Pun begitu, tidak sedikit game yang menerapkan kedua perspektif sekaligus dan membebaskan pemain untuk memilih sesuai selera mereka, Fallout 4 atau Grand Theft Auto V di PC contohnya.
Berbeda dari game klasik macam Contra, game shooter akan menuntut kemampuan pemain dalam membidik, terutama di game FPS (first-person shooter). Genre FPS sendiri dipopulerkan oleh Wolfenstein 3D di tahun 1992, kemudian disusul oleh Doom yang juga merupakan garapan id Software setahun setelahnya. Half-Life dan mod-nya Counter-Strike juga berjasa atas popularitas genre FPS. Belakangan juga banyak yang mencampurkan elemen-elemen lain ke dalam FPS, contohnya stealth, seperti yang bisa kita jumpai pada seri Crysis dan Dishonored.
Genre shooter juga populer untuk game online bersifat kompetitif. Beberapa contoh terbarunya adalah Call of Duty: Infinite Warfare, Battlefield 1, Titanfall 2. Overwatch tentu saja juga termasuk salah satu game shooter, namun dengan sedikit bumbu MOBA dimana karakter-karakter di dalamnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda yang terinspirasi oleh Team Fortress 2.
Platformer
Pernah memainkan Super Mario Bros.? Itulah salah satu game platformer terpopuler sepanjang masa. Dalam genre ini, pemain harus menjalankan karakter protagonis dari titik A ke B, dan di sepanjang perjalanan mereka akan berhadapan dengan sejumlah rintangan maupun musuh, serta diwajibkan cukup lincah untuk lompat dari satu platform ke yang lain. Di beberapa kesempatan, pemain juga dituntut untuk mempunyai memori yang sempurna kalau mau berhasil menamatkan game menyebalkan seperti I Wanna Be The Guy: Gaiden.
Diawali oleh game Donkey Kong di mesin arcade, genre platformer telah berevolusi dan mempengaruhi banyak genre lain. Salah satu yang menarik adalah seri Mirror’s Edge, yang menggabungkan elemen platformer dengan perspektif atau sudut pandang orang pertama. Contoh lain adalah seri Tomb Raider, yang juga merupakan perpaduan platformer dan shooter tapi dengan sudut pandang third-person.
Life simulation
Life simulation mengajak pemain untuk ‘menghidupi’ karakter virtual-nya serealistis mungkin, mengelola berbagai aspek dalam kehidupannya seperti kesehatan, kebahagiaan, pendidikan maupun pekerjaan. Contoh game paling awal dari genre ini adalah Jones in the Fast Lane yang dirilis untuk PC di tahun 1990.
Yang lebih modern dan tidak menganut sistem turn-based adalah serial The Sims, dimana pemain juga diajak untuk mengatur isi rumah dari karakter yang dijalankannya dan berinteraksi dengan karakter lain yang dijalankan AI. Contoh lain adalah Second Life, yang pada dasarnya bisa disebut sebagai The Sims dengan bumbu MMO (massively multiplayer online), dimana pemain akan bertemu dan berinteraksi dengan pemain lain secara real-time.
God game
God game sebenarnya merupakan cabang dari life simulation, bedanya di sini pemain benar-benar berperan sebagai dewa yang mengontrol segala kehidupan di dunia. Genre ini tidak bisa digolongkan sebagai strategy karena pemain tidak bisa mengendalikan unit secara spesifik, melainkan mempengaruhi kelakuannya dengan kekuatan supernatural yang dimiliki.
Sederhananya, kehidupan karakter-karakter dalam game benar-benar ada di tangan pemain, seandainya Anda usil atau memang sudah bosan, Anda bisa saja menjatuhkan tulah alias bencana pada mereka.
Genre ini dipelopori oleh seri Populous, dimana pengembangnya kemudian melanjutkan konsep yang sama dengan seri Black and White. Contoh lain yang cukup unik adalah Spore, dimana pemain menjalankan suatu makhluk ciptaannya, membimbingnya selama proses evolusi dari sekadar sel tunggal menjadi makhluk beradab.
4X
Kependekan dari ‘eXplore, eXpand, eXploit, and eXterminate’ subgenre permainan strategi ini ialah inkarnasi dari board game dan permainan berbasis teks. Sebagaimana namanya, 4X menempatkan pemain sebagai seorang penguasa, menantang Anda dengan bermacam-macam aspek micromanagement: mengelola ekonomi sampai menjadi komandan di medan perang. Memang terdengar kompleks, tapi nyatanya, game di genre ini merupakan judul-judul paling adiktif, ambil saja contohnya seri Civilization, Galactic Civilization, sampai Alpha Centauri. Umumnya permainan 4X disajikan secara turn-based, namun ada juga yang mengusung real-time seperti Sins of a Solar Empire.
Endless runner
Terkenalnya endless runner berkaitan erat dengan kebangkitan perangkat bergerak. Ia sebetulnya merupakan bagian dari genre platformer, namun developer berupaya menyederhanakan sistem kendali serta gameplay agar permainan dapat dinikmati secara optimal dari layar sentuh. Layaknya platformer, endless runner bisa disuguhkan dalam 3D ataupun 2D.
Temple Run boleh dibilang sebagai judu endless runner terpopuler, dibuntuti oleh Subway Surfers, Sonic Dash, Rayman Jungle Run sampai Flappy Bird. Meski konsepnya sudah lama ada, Eurogamer menetapkan Canabalt sebagai permainan ‘endless runner’ pertama.
Trivia
Trivia juga jadi genre favorit di kalangan gamer casual. Penyajiannya sangat sederhana, dapat dinikmati semua kalangan dan sempurna buat mengisi waktu luang. Anda hanya perlu menjawab pertanyaan dengan benar untuk memperoleh skor tertinggi – terkadang dibantu oleh beberapa fitur. Umumnya, permainan trivia merupakan adaptasi dari acara kuis di televisi seperti Are You Smarter than a 5th Grader?, Family Feud atau Who Wants to Be a Millionaire?
Puzzle
Hampir semua permainan video mempunyai elemen penyelesaian teka-teki, tapi bagi game di genre ini, pemecahan puzzle menjadi aspek utamanya. Puzzle merupakan salah satu jenis genre game tertua, versi digital dari permainan tic-tac-toe, kuis matematika sampai jigsaw puzzle. Satu contoh yang paling terkenal adalah Minesweeper, yang tentunya berhutang budi pada Flag Capture di Atari 2600.
Video game di kategori ini turut mengalami perkembangan, menghasilkan banyak subgenre terkenal seperti action puzzle (contohnya Tetris dan KLAX), permainan hidden object yang menantang Anda untuk menemukan benda-benda tersembunyi di gambar (dari mulai Hidden Expedition sampai Mystery Trackers, puzzle fisik (World of Goo, Cut the Rope hingga Portal), tile-matching (Bejeweled, Candy Crush Saga), dan puzzle tradisional (termasuk Mahjong dan Solitaire).
Side-scrolling
Side-scrolling sebetulnya lebih mengacu pada format perspektif ketimbang jenis genre video game, namun karena formulanya populer selama puluhan tahun hingga game action dapat dihidangkan secara 3D, istilah ini seringkali dipakai untuk mendeskripsikan game Metroidvania dan sejumlah platformer 2D.
Apakah salah jika ia digunakan sebagai kata ganti kedua genre itu? Tidak juga. Syarat masuk ke kategori side-scrolling adalah penyajian dua dimensi di mana layar akan mengikuti arah gerakan pemain, baik ke kiri maupun ke kanan atau dari bawah ke atas. Dengan begitu, ada banyak sekali game yang bisa dianggap side-scrolling, dari mulai Bomber buatan Sega, Super Mario Bros sampai Excitebike buatan Nintendo.
Artillery game
Artillery game ialah genre klasik yang menolak untuk punah dan elemennya bisa kita temui di berbagai permainan modern dan franchise-franchise terkenal. Ia umumnya menyuguhkan gameplay berbasis turn, dimainkan oleh dua orang atau lebih di mana mereka akan saling mencoba melumat lawan mainnya.
Artilery game muncul di tahun 80-an (Smithereens! Serta Artillery Duel), lalu strukturnya diadopsi oleh Team17 Software ke dalam seri Worms – judul terbarunya adalah Worms W.M.D. baru dirilis bulan Agustus 2016 silam. Game mobile terkenal seperti Angry Birds juga memanfaatkan penyajiannya, walaupun cuma menghidangkan mode singleplayer. Selain itu, penggunaan ‘artileri’ juga bisa Anda temukan di game Total War: Shogun 2 – Fall of the Samurai.
Arcade game
Arcade merupakan platform yang berevolusi sebagai genre. Dari perspektif hardware, arcade adalah mesin hiburan berbasis koin, biasa ditemukan di lokasi-lokasi publik, sempat jaya di era 1970-an dan kembali populer di awal 90-an.
Istilah arcade game sendiri mengacu pada permainan-permainan singkat dengan sistem kendali sederhana, biasa akan semakin sulit seiring naiknya level. Konsep ini bisa dituangkan ke hampir seluruh game ataupun genre, dari racing, sampai game pesawat tempur. Elemen arcade bisa Anda temukan di berbagai permainan modern, muncul di perangkat bergerak, diusung oleh music game, hingga melahirkan subgenre bullet hell.
Artikel disusun oleh: Glenn Kaonang dan Yoga Wisesa, editing oleh Wiku Baskoro, optimasi oleh Bambang Winarso.
Sumber gambar header: Pixabay. Artikel diolah dari berbagai sumber seperti: Wikipedia, pengalaman pribadi penulis, YouTube, serta situs game yang bersangkutan.