Dark
Light

Ingin Jadi “Tiktok untuk Musisi”, Jamiphy Fokus ke Pasar Indonesia

1 min read
March 18, 2020
Berasal dari Amerika Serikat, Jamiphy mengikuti program akselerasi Y Combinator batch W20
Berasal dari Amerika Serikat, Jamiphy mengikuti program akselerasi Y Combinator batch W20

Tingginya popularitas platform hiburan, seperti Smule dan TikTok, menarik perhatian kreator lokal menciptakan konten menarik mendorong Jamiphy memfokuskan layanannya di sini. Secara resmi Jamiphy meluncur di Indonesia awal bulan Maret 2020.

Platform yang berasal dari San Francisco, Amerika Serikat, ini sengaja menyasar pasar Indonesia, karena mengklaim pengikut terbanyaknya di media sosial justru berasal dari sini.

Jamiphy merupakan salah satu peserta program akselerasi Y Combinator batch W20 bersama Newman’s dan dua startup Indonesia lainnya.

Kepada DailySocial, CEO Jamiphy Owen Carey menyebutkan, “Jamiphy dibuat khusus untuk musisi dan pecinta musik. Semua orang saat ini telah mengenal dan banyak yang menyukai TikTok, kecuali untuk musisi. Kami telah membuat platform lebih mudah bagi musisi untuk membuat video yang luar biasa, dan bagi pengguna untuk mencari dan menemukan musik yang mereka sukai.”

Cara kerja yang diterapkan Jamiphy tidak jauh berbeda dengan platform kreator konten lainnya. Untuk strategi monetisasi, Jamiphy memberlakukan pemasangan iklan.

“Meskipun saat ini kebanyakan teknologi machine learning belum banyak yang fokus kepada audio dan musik, namun dengan struktur deep learning secara umum terutama dan penggunaan ponsel yang makin meningkat, penerapan teknologi artificial intelligence menjadi sangat bermanfaat. Ke depannya akan lebih banyak teknologi yang bakal kami hadirkan,” kata Owen.

Pemanfaatan teknologi AI tersebut,  menurut Owen, termasuk untuk memaksimalkan proses merekam video oleh kreator konten. Jamiphy disebut telah menerapkan teknologi deep learning selama 3 tahun terakhir.

Peserta program Y Combinator

Platform khusus untuk musisi dan pecinta musik
Platform khusus untuk musisi dan pecinta musik

Jamiphy merupakan salah satu startup yang mengikuti demo day program Y Combinator bulan Maret tahun 2020 ini. Pasca perolehan pendanaan awal di program ini, perusahaan menargetkan memiliki 100 ribu pengguna aktif di Indonesia dan kemudian melakukan ekspansi ke India dan Amerika Serikat.

Meskipun belum memiliki tim lokal dan belum pernah secara langsung melihat pasar Indonesia, melalui interaksi yang dilakukan di Instagram dan Facebook, Owen mengklaim telah mengenal lebih jauh selera dan tren musisi di sini.

Ke depannya Jamiphy memiliki rencana untuk merekrut talenta lokal untuk memperkuat platformnya di Indonesia. Saat ini Jamiphy disebut memiliki sekitar 3000 pengguna aktif dan mengalami pertumbuhan 50% setiap minggunya.

“Meskipun kami memiliki kompetitor yang cukup besar, namun dengan teknologi yang kami miliki paling tidak mereka harus bisa memperbarui dan mengubah set fitur mereka atau membuat aplikasi baru,” kata Owen.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

The Hope Remains for Logistics Sector Amidst COVID-19

Next Story

[Review] AMD Ryzen 9 3900X: Kencang dengan 12 Core dan PCI-e Generasi 4.0!

Latest from Blog

Don't Miss

Co-Founder UpBanx Wafa Taftazani, Hendri Wijaya, dan Alif Jafar Fatkhurrohman / Upbanx

Platform Fintech untuk Kreator UpBanx Raih Pendanaan 74 Miliar Rupiah, Klaim Valuasi Centaur di Tahun Pertama Beroperasi

Platform fintech UpBanx, yang bertujuan mengembangkan platform perbankan digital untuk
Bangun ide startup dengan mencari masalah dan solusi dari lingkungan terdekat / Pixabay

Pengalaman Pribadi Bisa Menjadi Ide Startup

The way to get startup ideas is not to try