Dimulainya pameran Indocomtech juga menandakan dimulainya acara Jakarta Games Show 2013. JGS adalah satu dari sedikit event gaming yang dilangsungkan tiap tahun di ibukota Jakarta. Fokus sang penyelenggara – Digitalife dan Dyandra – kali ini adalah mempopulerkan kompetisi game online yang berorientasi di tingkat internasional.
Sang general manager divisi IT Dyandra, Sri Vista Limbong, memberian sebuah sambutan dalam konfrensi pers JGS ini, “Selain memberikan ruang bagi pengembang lokal untuk menunjukkan potensinya, bekerjasama dengan Digitalife, penyelenggaraan JGS tahun ini juga kembali akan dimeriahkan dengan berbagai kompetisi internasional.”
Ada tiga buah turnamen game online yang akan dilangsungkan dalam Jakarta Games Show 2013. Yang pertama adalah program kerjasama Digitalife dengan Garena. Garena adalah publisher Asia yang cukup besar dengan title-title game ternama. Namun saat di Indonesia Game Show lalu ia mempublikasikan League of Legends, di JGS mereka melanjutkan kompetisi nasional Indonesia Heroes of Newerth National Championship. Dari 12 tim hasil kualifikasi yang berasal dari kota-kota di seluruh nusantara, akan disaring satu tim pemenang sebagai wakil Indonesia yang akan berpartisipasi di Garena Star League 2014 di Bangkok Thailand.
Digitalife juga bekerjasama dengan salah satu publisher nasional terbesar, Megaxus, dengan mempertandingkan Counter Strike Online World Championship. Kualifikasi final indonesia menyaring 16 tim terbaik untuk menghasilkan satu tim all-star Indonesia yang akan diberangkatkan ke final Counter Strike Online World Championship di Shanghai China.
Bukan hanya itu saja, turnamen yang menjadi primadona dalam Jakarta Game Show 2013 adalah Indonesia eSport Super League Dota 2. Liga ini bergabung dengan liga game terbesar di Asia, Asian Cyber Games 2013 di Singapura. Dalam acara ini dicari ‘best of the best Dota 2 team‘ untuk menjadi wakil Indonesia melawan tim dari sembilan negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Philipina, Brunei, Korea Selatan dan India.
Dalam konfrensi pers JGS, Sri Vista Limbong sempat menyebutkan bahwa mereka mendukung khalayak industri game lokal dan juga para developer. Memang rencananya dalam event ini akan diadakan program Game Developers Confrence yang melibatkan industriawan serta pemerhati game. Namun setelah saya perhatikan lebih jauh, hampir semua booth yang mendominasi zona Jakarta Game Show adalah booth milik publisher dan para penyedia layanan voucher in-game. Ini menghadirkan pertanyaan, developer lokal mana saja yang sebenarnya mereka dukung?
Tidak sedikit instansi yang mencoba untuk mempopulerkan dunia eSport di Indonesia. Managing Director Digitalife Hendri Adrigo juga sempat membahas sedikit hal ini. Saya ingin tahu apakah Digitalife juga serius untuk menjadi salah satu wadah eSport di Indonesia atau hanya sekedar menjadi ‘medium’ saat turnamen-turnamen kelas dunia diadakan? Pertanyaan terakhirnya adalah untuk turnamen Dota 2 sendiri: bukankah Dota 2 garapan Valve sudah dipegang oleh sang publisher khusus Indonesia, ID Prime Games? Sejauh ini saya belum mendengar nama mereka disebutkan.
Kita tahu Indonesia Game Show 2013 (yang kebetulan dilangsungkan di tempat yang sama) adalah acara yang cukup sukses. Turnamen League of Legends di dalamnya merefleksikan bagaimana potensi eSport di tanah air. Apakah Jakarta Game Show – dengan tiga kompetisi raksasa di dalamnya – akan semeriah IGS? Kita akan mengetahui hal ini di puncak acara Jakarta Game Show 2013 di akhir minggu.
Jakarta Game Show telah dibuka mulai tanggal 30 Oktober kemarin – walau banyak booth yang masih dipersiapkan, dan akan berakhir hari Minggu besok tanggal 3 November. Acara yang berlokasi di Planery Hall Jakarta Convention Center ini didukung oleh tiga sponsor utama, AMD, Telkom Speedy dan LG.