Dark
Light

Jaka Wiradisuria: Burufly dan Valadoo Saling Melengkapi dalam Travel Cycle

1 min read
August 19, 2014

Dua startup yang bergerak di segmen travel, Burufly dan Valadoo, akhirnya merger untuk membentuk suatu solusi lengkap pembelian paket perjalanan dan layanan jejaring sosial di satu tempat. Kami berbincang dengan CEO Valadoo Jaka Wiradisuria tentang langkah merger ini dan fokus entitas baru di masa mendatang.

Menurut Jaka, faktor yang paling penting adalah keterbukaan dan positive attitude untuk bekerjasama/berkolaborasi. Dia mengatakan bahwa sekitar awal kuartal kedua 2014, CEO Burufly Peter (Pete) Goldsworthy dan dirinya bertemu setelah mendapatkan rekomendasi eksplorasi potensi kerja sama dari CEO Wego Ross Veitch. Kebetulan Ross merupakan teman lama CEO Ardent Capital Adrian Vanzyl yang merupakan investor Burufly.

Jaka mengatakan, “Singkat cerita setelah ngobrol sekitar dua jam dengan beberapa pertemuan lanjutan, saya dan Pete melihat bahwa Burufly dan Valadoo akan mampu saling melengkapi, terutama kalau kita lihat dari pendekatan travel cycle.”

Travel cycle adalah urut-urutan perjalanan suatu rencana travel, mulai dari bermimpi (dream), berencana (plan), memesan (book), mengalami (experience), dan ditutup dengan berbagi (share). Dalam hal ini, Jaka mengakui bahwa Valadoo memiliki kekuatan di bagian plan dan book, sedangkan Burufly memiliki kekuatan di bagian dream dan share. Burufly memiliki platfom sosial yang mempermudah konsumennya untuk berbagi foto dan menginspirasi pengguna lain untuk menemukan tujuan wisata baru.

Jaka melanjutkan, “Lebih jauh lagi, kombinasi ini kami lihat sebagai kesempatan untuk “re-focusing” arahan perusahaan. Valadoo yang sebelumnya cenderung melayani berbagai tipe traveler/user, dengan merger ini kita akan lebih fokus ke segmen pasar yang lebih muda muda (youth and young adult) dengan rentang usia kisaran kurang lebih 18-35. Hal ini akan terlihat di keseluruhan UX/UI Valadoo mulai dari warna, tagline, tata bahasa, lay out, tipe produk yang ditawarkan, dll.”

Dengan merger ini, pengguna Valadoo yang sebelumnya hanya bisa berbelanja paket perjalanan di Valadoo, sekarang bisa melakukan aktivitas lain yang sifatnya “mencari inspirasi”. Di sisi lain, pengguna Burufly yang sebelumnya hanya bisa mengunggah foto dan berinteraksi di jejaring sosial, kini bisa langsung melakukan transaksi. Menurut Jaka, dampak langsung merger bagi konsumen bakal semakin terasa beberapa bulan ke depan.

Terkait masalah kebijakan karyawan, semua pekerja kunci Burufly akan terserap ke Valadoo. Namun seperti halnya proses merger dan akuisisi, Jaka mengakui ada beberapa anggota tim yang terpaksa di-layoff karena posisinya redundancy dengan yang sudah ada di Valadoo. Per Juni lalu seluruh anggota tim Burufly sudah bergabung di kantor Valadoo.

Pengguna Burufly tak perlu khawatir dengan proses merger ini karena engine Valadoo saat ini tetap berbasis Burufly. Oleh karena itu Jaka menjamin bahwa data semua pengguna Burufly akan tetap dipelihara dan memungkinkan mereka untuk segera login setelah merger diumumkan secara resmi.

Jaka sendiri belum bisa membagikan statistik Valadoo karena dalam satu-dua bulan ini mereka fokus untuk pengembangan hasil merger. Satu-satunya informasi yang ada, dan sudah disampaikan ke publik, adalah jumlah pengguna Burufly yang telah mencapai angka satu juta pengguna terdaftar.

Ke depannya, Jaka memastikan bahwa platform mobile akan menjadi salah satu prioritas utama Valadoo, mengingat pertumbuhan dan intensitas pengguna mobile yang tinggi. Dia menjanjikan akan memberikan pembaruan tersendiri soal ini dalam satu bulan ke depan.

Previous Story

Bukan tentang Uber: Peraturan Dibuat untuk Mengakomodasi, Bukan Membatasi

Next Story

Orion4Sight, Kacamata ‘Hitam’ Berperforma Terbaik Dibekali Desain Kelas Militer

Latest from Blog

Don't Miss

investasi game

Terdampak Ekonomi Makro Global, Jumlah Investasi di Industri Game Turun

Di awal tahun 2022, ada tiga rencana akuisisi bernilai miliaran
Concept art Nusameta

Mengenal Nusameta, Platform Metaverse yang Akan Jadi Kembaran Digital Indonesia

Setelah sibuk membangun hype selama beberapa bulan, WIR Group akhirnya