Tidak sedikit masyarakat yang mendapatkan pengalaman kurang nyaman berbelanja online di Indonesia. Selain risiko kualitas produk, konsumen turut dipusingkan saat membandingkan harga dari berbagai situs online dan juga penjualnya. Atas dasar ini, Jade mencoba hadir dengan mengeliminasi faktor-faktor tersebut dengan menawarkan kualitas premium, harga kompetitif, dan refund tanpa syarat. Model bisnisnya adalah langganan berbayar.
Dibangun oleh Daniel Liu, James Chou, dan Albert Lucius, Jade siap bersaing di atas dinamika industri e-commerce Indonesia. Ketiganya memiliki pondasi pemahaman yang cukup matang di vertikal ini. CEO Jade Daniel Liu telah berpengalaman di industri e-commerce Taiwan selama 10 tahun, sementara James Chou, selaku co-founder, memiliki keahlian membangun berbagai platform teknis e-commerce di Indonesia. Lalu Albert Lucius, yang juga CEO Kudo, jelas memahami gerak perilaku para pelaku e-commerce di tengah masyarakat Indonesia, memposisikan diri sebagai founder sekaligus penasihat.
Belum ada investor yang menopang laju operasional Jade sejauh ini. Ketiganya sepakat menjalani bisnis secara bootstrapping.
“Masalah utama dari berbelanja online adalah pelanggan seringkali mendapatkan barang palsu, seken, maupun berkualitas rendah. Pelanggan harus mengambil resiko untuk membeli suatu produk karena kebanyakan review dan rating para penjual dapat dipalsukan. Ini sangatlah merepotkan dan tidak adil,” tutur Daniel.
A customer-oriented online shopping site
Setiap produk-produk Jade dipilih, diatur, dan didistribusikan langsung oleh tim internal. Tiga poin yang ditekankan yakni kualitas produk yang terbaik, harga yang kompetitif, dan refund 30 hari setelah pembelian tanpa syarat. Untuk mendapatkan keuntungan tersebut, Jade mematok biaya berlangganan pengguna mereka sebesar Rp 400 ribu untuk 12 bulan dan Rp 150 ribu untuk 3 bulan. Untuk menarik peminat, Jade menawarkan fitur 1-week free membership trial bagi pengguna yang ingin mencoba berbelanja.
“Berdasarkan pengalaman dari [pasar] Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Taiwan, konsumen kelas atas cenderung mau membayar biaya langganan membership selama ada jaminan bahwa produk yang disediakan berkualitas, pelayanan yang baik, dan kebijakan refund,” kata CEO Jade Daniel Liu kepada DailySocial.
Sebagai pionir model ini, Jade percaya skema tersebut mampu membangun kepercayaan dan loyalitas konsumennya dan membangun jalan untuk menjadi pemain penting di industri e-commerce Indonesia. Sejak diluncurkan pada 3 Maret 2016 lalu, Jade telah memiliki setidaknya 100 pengguna berbayar. Targetnya adalah 10% dari total populasi Indonesia (sekitar 25 juta penduduk).
Menawarkan harga terbaik adalah mutlak. Jade memiliki tim yang secara reguler melakukan pengecekan harga dari berbagai situs e-commerce besar Indonesia dan mencantumkannya di deskripsi produk. Jika ada perubahan, Jade juga menjanjikan penyesuaian harga dengan segera.
“Strategi kami adalah menyediakan kebijakan refund tanpa syarat untuk semua pengguna kami yang ingin merasakan produk berkualitas terbaik dengan harga yang kompetitif, skema yang tidak bisa ditawarkan oleh pemain lain di Indonesia. Jade ingin menjadi situs belanja online paling terpercaya di Indonesia,” papar Daniel.