iPrice Group sebagai perusahaan penyedia platform pembanding produk e-commerce hari ini mengumumkan perolehan pendanaan baru dari LINE Ventures. Investor sebelumnya yakni Venturra turut serta dalam pendanaan ini, dengan dukungan investor baru Cento Ventures.
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam rilis yang dikirimkan, menurut sumber yang didapat Crunchbase pendanaan ini masuk ke putaran seri B dengan total nilai sama dengan pendanaan seri A yang didapat akhir 2016 lalu, yakni senilai $4 juta (atau setara dengan 53 miliar rupiah).
Saat ini layanan iPrice telah melenggang di tujuh negara, meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Hong Kong. Layanannya diklaim telah menjangkau lebih dari 50 juta pengguna dengan total katalog produk melebihi 500 juta unit.
iPrice optimis akan mencapai lebih dari 150 juta pengunjung di tahun ini, didukung oleh pertumbuhan pesat di pasar Indonesia – terutama segmen produk elektronik – yang tumbuh 30 kali lipat dalam 12 bulan terakhir. Pertumbuhan pesat ini sangat dipicu oleh fragmentasi pasar yang iPrice lakukan dan juga kesadaran berbelanja online konsumen Indonesia yang semakin meningkat.
“Yang membuat kami tetap bersemangat, hal ini hanyalah awal dari perjalanan kami. Sebagai gambaran, di Republik Ceko, negara saya berasal, masyarakat di sana mengunjungi platform perbandingan harga bernama Heureka sebanyak dua kali dalam sebulan. Dengan lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan dan 100 ribu pengunjung baru di setiap harinya, mudah bagi kami untuk melihat peluang tersebut di masa depan,” CEO iPrice Group, David Chmelař.
Untuk mendukung perkembangan selanjutnya, perusahaan yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia ini baru saja melakukan perombakan organisasi dengan menciptakan tiga unit bisnis utama (Electronic, Fashion, dan Commercial Content), untuk memberikan pengalaman belanja daring terbaik bagi konsumen.
“Saat ini, kami menyediakan platform yang memungkinkan konsumen daring untuk mencari ratusan juta produk, membandingkan harga, dan menghemat dengan katalog kupon yang kami miliki. Kami yakin dalam beberapa tahun ke depan, belanja daring akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari semua orang di Asia Tenggara.” tambah David.
CMO iPrice, Matteo Sutto, turut menambahkan soal kebutuhan layanan perbandingan harga produk e-commerce di masa mendatang. Menurutnya kehadiran pemain besar seperti Alibaba, Tencent, dan Amazon yang berjuang menjadi market leader di pasar Asia Tenggara, akibatnya terdapat pula peningkatan biaya pemasaran alternatif (seperti Google/Facebook). Dengan ini iPrice mengaku optimis tentang peran situs perbandingan harga dan penemuan produk di lanskap e-commerce, baik untuk konsumen maupun pemilik merchant itu sendiri.
David melanjutkan, “Ketika konsumen semakin tertarik pada e-commerce, mereka akan mencari cara termudah dan komprehensif untuk menemukan produk yang mereka inginkan dengan cepat. Visi kami adalah menjadi portal pertama yang mereka kunjungi saat mulai berbelanja daring,”.