Sankalp Southeast Asia Summit 2015 yang diselenggarakan oleh Intellcalp, perusahaan asal India dan Kenya, telah resmi digelar kemarin (20/11). Perhelatan yang berlangsung selama dua hari ini, 19-20 November, bertujuan untuk mengingkatkan peluang berinvestasi dan kolaborasi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tak menutup kemungkinan juga dana investasi akan mengalir ke ekosistem startup digital yang saat ini tengah bergairah.
CEO Intellcalp Nisha Dutt mengatakan, “Indonesia memiliki potensi perkembangan pasar dan bisnis yang besar dengan pertumbuhan startups dan konsumen kelas menengah yang juga melonjak tinggi. UKM Indonesia menjadi salah satu kontributor GDP tertinggi dibandingkan dengan negara tetangganya di ASEAN (30%-60%), membuat banyak yang tertarik untuk berinvestasi. Hal tersebut membuat kami memutuskan untuk mengadakan Sankalp Southeast Asia Summit 2015 dan Sankalp Award di Indonesia.”
Melalui ajang ini juga, Ventures Capital asal India Aavishkaar Frontier Fund juga mengumumkan investasi pertamanya di Indonesia di bidang perikanan melalui North Atlantic, Inc. Aavishkaar sendiri lebih menitikberatkan investasi pada perusahaan rintisan yang dapat memberikan dampak sosial secara nyata ke masyarakat.
“Kami kagum akan potensi Indonesia. Kami percaya bahwa semua orang dengan kapabilitas dan ide bisnis, khususnya wirausaha Indonesia, membutuhkan lebih banyak bantuan. Kami berharap investasi pertama kami di Indonesia akan berkontribusi untuk mengembangkan pembangunan bisnis di Indonesia yang disruptif dan menghasilkan dampak bagi masyarakat,” kata pendiri dan Managing Director Aavishkaar Frontier Fund Vineet Rai.
Meski tidak secara spesifik menyasar startup digital, bukan berarti kesempatan bagi para pelaku startup digital tertutup sama sekali. Ditemui secara terpisah, Partner of Aavishkaar En Venkat menjelaskan bahwa bila ada perusahan rintisan yang mengembangkan teknologi dan memberi dampak sosial pada masyarakat maka ada kesempatan untuk mendapat dukungan dari Aavishkaar.
Venkat menjelaskan, “Ide utama dari Aavishkaar adalah fokus terhadap startup yang fokus pada low income population. Itu kunci utamanya dan mereka [startup-red] bukan hanya butuh uang tapi juga resource untuk bimbingan dan eksposure.”
“Pada dasarnya, digital startup tidak akan kesulitan [di era sekarang ini] untuk mendapat capital, begitu juga [digital startup] di Indonesia. […] Kami dari Aavishkaar berbeda. Kami mencari solusi yang unik terhadap permasalahan lokal yang unik. […] Jadi, bila Anda [startup –red] mengembangkan suatu teknologi yang memberi dampak sosial […] ada kesempatan untuk kami dukung. Tapi, bila itu e-commerce, kami tidak tertarik,” lanjutnya.
Tapi, untuk saat ini menurut Venkat masih terlalu dini bila langsung berinvestasi. Menurut Venkat, kemungkinan dalam waktu 3-6 bulan ke depan Aavishkaar akan mulai mempertimbangkan untuk investasi di startup digital, khususnya di bidang edukasi. Aavishkaar sendiri sebelumnya memang telah menyiapkan dana seri A sebesar 100 miliar Rupiah untuk diinvestasikan di empat negara, termasuk Indonesia.