Sebuah sumber yang dirilis oleh Reuters kembali menegaskan investasi Tencent terhadap startup ride-hailing lokal terbesar GO-JEK. Sumber tersebut menyebutkan bahwa perusahaan internet asal Tiongkok tersebut memberikan suntikan investasi antara US$100 juta – US$150 juta (atau senilai lebih dari Rp2 triliun).
Kabar investasi ini sebenarnya sudah beredar sejak bulan Februari lalu. Setelah sebelumnya Tencent bersuara tengah berminat untuk berinvestasi mengembangkan GO-PAY. Di sisi lain investasi ini memang diperlukan oleh perusahaan rintisan Nadiem Makarim tersebut. Hadirnya Ant Financial dalam joint venture bersama EMTEK untuk mengelola Alipay (dari Alibaba) menghadirkan persaingan baru di lanskap digital payment berbasis layanan.
Penetrasi kuat dilakukan para pemain di bidang teknologi finansial di Indonesia bukan tanpa landasan. Walaupun jika dilihat dari penetrasi kartu kredit atau persentase un-bankable society masih terbilang belum unggul, namun literasi digital yang tinggi menjadi potensi untuk keterbukaan akan penerimaan solusi alternatif. GO-PAY sendiri menjadi salah satu yang tengah membuktikannya, dengan improvisasi yang cukup signifikan akhir-akhir ini.
Bersama dengan GO-JEK bukan pertama kalinya bagi Tencent untuk membuat debut di Indonesia, karena sebelumnya pernah membuat joint venture bersama raksasa media lokal MNC saat membawa aplikasi messenger WeChat. Di sisi lain, pengalaman investasi di bidang ride hailing Tencent juga sudah terpupuk sebelumnya, karena Tencent juga masuk di salah satu jajaran investor Didi Chuxing dan Lyft.