Dengan akses internet yang kian mudah, dan ketersediaan ensiklopedia bebas semisal Wikipedia, seharusnya mempelajari suatu topik ilmu bukan lagi hal sulit. Realitanya tidak begitu, pendidikan ialah hal kompleks, dan membutuhkan sentuhan khusus dari para instansi serta individu spesialis. Tapi alangkah baiknya jika edukasi tak lupa dipadu kecanggihan teknologi.
Berdasarkan penuturan Country Manager Intel Indonesia Harry K. Nugraha, Intel telah lama berkiprah demi membantu dunia pendidikan. Dan kini saatnya tiba untuk Indonesia. Menggandeng nama-nama bereputasi dan para spesialis di bidangnya, Intel mengungkap GramediaBook. Ia adalah tablet edukasi inovatif, diklaim sebagai ‘model pembelajaran abad ke-21 dari Indonesia untuk Indonesia’.
Di awal konferensi pers, Intel mempresentasikan perbandingan unik antara penggunaan buku, komputer desktop dan GramediaBook dalam mencari info yang dibutuhkan. Mereka mencoba menekankan bahwa alat berupa tablet dapat membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi gampang serta terjangkau. Dan tidak seperti buku, konten juga bisa dirancang agar menarik dan interaktif.
GramediaBook adalah sebuah tablet 8,9-inci bertenaga chip quad-core Intel Atom ‘Baytrail’ Z3735F. Intel bermaksud agar tablet dapat dimaksimalkan, dan di satu titik mampu menjadi alternatif lebih baik dibanding buku teks pelajaran. Selain prosesor Atom, Anda akan menemukan RAM sebesar 2GB, penyimpanan 32GB, baterai 5.400mAh, ditambah konektivitas Bluetooth 4.0, MicroSD sampai 64GB, Wi-Fi, Miracast, output audio 3,5mm, serta kamera 5-Mp dan 2-Mp.
Info menarik: Bukan Flash Drive, Intel Compute Stick Ialah PC Mungil Berbasis Windows
Sisi software merupakan faktor yang membedakan GramediaBook dengan tablet mainstream. Di sinilah mengapa peran Grasindo dan PesonaEdu begitu penting. Grasindo bertugas menyiapkan konten ‘mentahnya’ dari pengalaman mereka menyetok buku-buku pelajaran. Kemudian semua itu diterjemahkan ke digital oleh PesonaEdu. Tablet tersebut sendiri dipasok oleh Saratech International sebagai OEM-nya.
Ketika konten dan device siap, langkah krusial selanjutnya: mengajak para pengajar berpartisipasi memanfaatkan GramediaBook – dalam hal ini guru dan orang tua. Agar penyampaian isi lebih optimal, mereka harus lebih dulu dipersiapkan. Pendidik memiliki perananan sangat penting, dan efektifitas konten digital berpengaruh pada model pembelajaran interaktif. Seperti yang saya bilang tadi, ‘sentuhan khusus’.
Info menarik: Prosesor Intel Terbaru Otaki Microsoft HoloLens?
CEO PesonaEdu Bambang Juwono menjelaskan bagaimana keterlibatan guru dan orang tua tidak bisa diabaikan karena mereka pada dasarnya merupakan medium serta fasilitator. Juwono sempat mengisahkan bahwa kasus-kasus semisal pengajar ternyata tidak mengerti pelajaran dasar kadang terjadi.
Dan sudah pasti, GramediaBook dan segalam macam kecanggihannya tidak dapat tersaji tanpa platform yang tepat. Dipilihlah sistem operasi Microsoft Windows 8.1. OS dibundel bersama Microsoft Office 365 gratis selama setahun, plus McAfee Internet Security. Di layanan terakhir ini, Anda bisa memilah-milih website, menyaring konten pada search engine, memblokir situs-situs tertentu, membuat pembatasan waktu online, hingga fitur parental control ber-password.
Windows dalam GramediaBook ialah OS PC 32-bit standar. Teorinya, kita bisa menginstal app familier di sana. Menjawab pertanyaan saya soal dapatkah pengguna tablet berbasis Windows lain mengakses konten tersebut, Lucky Gani selaku Business Group Lead Microsoft menuturkan bahwa apa yang mereka suguhkan di sini bukanlah layanan eksklusif. Hanya saja, bundel GramediaBook jauh lebih ekonomis.
Rencananya GramediaBook akan ditawarkan seharga Rp 2,2 juta, sudah termasuk Buku Digital Interaktif, pengayaan pengetahuan (enrichment), koleksi soal dan try out, serta English e-learning. Semua itu diberi cuma-cuma selama enam bulan. Tapi baik Grasindo dan PesonaEdu belum menyampaikan detail lebih lanjut mengenai harga update, beserta ‘paket’ langganan setelahnya.